Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ikwan Efendi

Dilaknatnya Firaun dalam Cermin Pandangan Ulama Sufi

Alkisah | Tuesday, 14 Nov 2023, 03:52 WIB
Ilustrasi Firaun yang dilaknat oleh Allah SWT karna kesombongan, keangkuhan dan keserakahannya (Pixabay@CharlVera)

Cerita mengenai dilaknatnya Firaun dalam perspektif ulama sufi dapat ditemukan dalam banyak karya tulis mereka, terutama dalam tafsir (penjelasan) atas ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kisah Firaun. Salah satu referensi yang sering dikutip adalah dalam kitab Tafsir al-Jalalain, yang merupakan hasil kerja sama antara dua ulama besar, Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi.

Pandangan ulama sufi terhadap kisah Firaun sering kali menekankan pada aspek pelajaran spiritual dan moral yang dapat diambil dari peristiwa tersebut. Mereka menafsirkan kisah tersebut sebagai peringatan bagi manusia terhadap sifat-sifat buruk, kekufuran, dan kesombongan yang dapat membawa kehancuran.

Sebagai contoh, ulama sufi cenderung menyoroti sifat-sifat negatif Firaun, seperti kesombongan, ketidaktaatan kepada Allah, dan penindasan terhadap umat-Nya. Mereka mengaitkan kisah ini dengan ajaran-ajaran sufi tentang rendah hati, tawadhu (kesederhanaan), dan ketaatan kepada Allah.

Referensi lain yang dapat dijadikan acuan adalah kitab-kitab karya ulama sufi terkenal seperti Imam al-Ghazali, Ibn Arabi, dan Jalaluddin Rumi. Mereka seringkali menyelipkan pemahaman mendalam mengenai kisah-kisah dalam Al-Qur'an, termasuk kisah Firaun, dalam karya-karya mereka yang sarat dengan unsur-unsur mistik dan tasawuf.

Namun, penting untuk diingat bahwa pemahaman terhadap ajaran sufi dapat bervariasi di antara para ulama sufi itu sendiri. Oleh karena itu, sumber-sumber yang lebih spesifik dan rinci perlu dikonsultasikan untuk mendapatkan pandangan yang lebih mendalam.(*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image