Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Mentadabburi al-Qur'an: Pintu Menuju Kebijaksanaan dan Hidayah Ilahi

Agama | Monday, 13 Nov 2023, 04:42 WIB
Dokumen rizkybarokah.co.id

Al-Qur'an, sebagai wahyu Ilahi, memegang peranan sentral dalam membimbing seorang hamba di dunia dan di akhirat. Memandang dan membaca al-Qur'an sepanjang waktu, serta mentadabburi (merenungi) setiap ayatnya, bukan hanya sebuah amalan, tetapi sebuah pintu menuju pemahaman yang mendalam akan kebenaran dan keburukan, kondisi umat-umat terdahulu, dan hakikat dunia.

Melalui mentadabburi al-Qur'an, seseorang seolah disaksikan tenggelamnya kaum Nûh dan Fir'aun, serta menggambarkan petir yang menyambar kaum 'Ad dan Tsamûd. Ini bukan sekadar kisah masa lalu, tetapi pembelajaran hidup bagi setiap pembaca. Dengan merenungi peristiwa tersebut, kita dapat menarik pelajaran yang mengarah pada kesadaran akan kebenaran dan akibat dari ketidaktaatan terhadap ajaran-Nya.


Mentadabburi al-Qur'an juga membuka pintu pemahaman terhadap hakikat jalan kebaikan dan keburukan. Pembaca akan diberikan wawasan mendalam mengenai buah yang akan diraih oleh para pelaku kebaikan, sekaligus memahami akibat yang menimpa para pelaku keburukan. Ini bukan hanya tentang norma moral, tetapi juga pandangan Ilahi terhadap perbuatan manusia.


Allâh telah menjadikan al-Qur'an sebagai pembeda antara yang haq dan bathil. Mencari petunjuk dari al-Qur'an adalah langkah menuju kehormatan, sementara mencari petunjuk dari selainnya membawa seseorang pada kehinaan. Ini bukanlah klaim sepihak, tetapi sebuah janji yang terdokumentasi dalam wahyu Ilahi, yang dapat ditemukan melalui teladan umat-umat terdahulu yang memilih mengikuti petunjuk al-Qur'an.


Dalam keseharian, ketika dunia semakin kompleks dan penuh godaan, mentadabburi al-Qur'an menjadi pusat kebijaksanaan. Ia menjadi sumber inspirasi bagi setiap langkah hidup, memberikan arah yang jelas dalam menghadapi ujian dan cobaan. Sebagai kitab suci yang universal, al-Qur'an memberikan pedoman bagi umat manusia tanpa memandang ras, suku, atau latar belakang.


Pentingnya mentadabburi al-Qur'an juga tercermin dalam perubahan sikap dan perilaku. Seorang yang mendalami ayat-ayat-Nya tidak hanya mengetahui aturan-aturan agama, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Ini membentuk karakter yang kuat, penuh kesabaran, dan penuh kasih sayang, mencerminkan ajaran universal yang terkandung dalam al-Qur'an.


Mentadabburi al-Qur'an juga membuka wawasan tentang kompleksitas dunia. Dalam setiap kisah yang terungkap dalam al-Qur'an, terdapat gambaran nyata tentang dinamika kehidupan, konsekuensi perbuatan, dan pertanggungjawaban di akhirat. Ini bukan hanya tentang pandangan dunia yang bersifat dogmatis, tetapi pemahaman mendalam tentang kebenaran yang mendasari eksistensi manusia.


Namun, tantangan muncul ketika kita hidup dalam masyarakat yang semakin sekuler dan cenderung mengabaikan nilai-nilai spiritual. Mentadabburi al-Qur'an tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga sebuah panggilan untuk membawa nilai-nilai Ilahi ke dalam ruang publik. Ini melibatkan tindakan nyata, seperti memberikan contoh kehidupan yang bermoral, menyebarkan kebaikan, dan memperjuangkan keadilan.


Mentadabburi al-Qur'an bukan hanya tentang penghafalan ayat-ayat, tetapi penghayatan yang mendalam terhadap ajaran-Nya. Ia membangun hubungan pribadi dengan Sang Pencipta, membuka pintu komunikasi yang tak terputus antara hamba dan Allah. Dalam kesunyian batin itulah, seorang hamba meresapi makna kehidupan, memahami tujuan eksistensi, dan menemukan kedamaian sejati.


Dengan semua kebaikan yang dapat ditemukan dalam mentadabburi al-Qur'an, tetaplah menjadi sebuah tantangan. Kesibukan, godaan dunia, dan ketidakteraturan hidup seringkali menjadi penghalang. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen dan disiplin diri untuk menjadikan mentadabburi al-Qur'an sebagai gaya hidup sehari-hari.


Kesimpulannya, mentadabburi al-Qur'an adalah sebuah perjalanan spiritual yang membuka mata dan hati manusia terhadap kebenaran Ilahi. Ia bukan sekadar bacaan ritual, tetapi sumber kebijaksanaan dan petunjuk hidup. Dalam memandang dan membaca al-Qur'an, seseorang tidak hanya melihat lembaran kertas, tetapi membuka pintu menuju kebijaksanaan Ilahi yang abadi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image