Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasna Nuha Tsabitah

Teori Motivasi dalam Komunikasi Organisasi: Mengoptimalkan Kinerja dan Kesejahteraan Karyawan

Eduaksi | 2023-11-11 22:17:32

Komunikasi organisasi adalah unsur kunci dalam kesuksesan suatu entitas perusahaan. Untuk mencapai tujuan bersama dan memastikan arus informasi yang efektif, suatu motivasi dalam konteks komunikasi organisasi menjadi hal yang krusial. Lalu bagaimana cara peran teori komunikasi ini bekerja serta menjadi landasan untuk memotivasi individu di dalam suatu organisasi?

Sumber: IDN Times. ilustrasi kelompok atau organisasi (canva.com)

Motivasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam pengelolaan sumber daya karyawan saat di lingkungan kerja. Dalam konteks komunikasi organisasi, teori motivasi memainkan peran penting dalam membentuk budaya kerja, seperti meningkatkan kinerja karyawan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan karyawan yang tentunya akan berpengaruh dalam entitas sebuah perusahan.

Artikel ini akan menjelaskan beberapa teori motivasi dan bagaimana penerapannya dalam konteks komunikasi organisasi. Teori motivasi dalam konteks komunikasi organisasi mencakup konsep-konsep dan model-model yang menjelaskan bagaimana faktor-faktor motivasional mempengaruhi perilaku karyawan di dalam lingkungan kerja. Tujuan utamanya adalah untuk memahami cara memotivasi individu atau kelompok dalam organisasi melalui komunikasi yang efektif.

Istilah motivasi merujuk kepada kondisi dasar yang mendorong tindakan, serta factor-faktor dalam teori motivasi. Satu perangkat teori menganggap kekurangan kebutuhan sebagai kondisi pendorong yang menimbulkan predisposisi tertentu untuk berperilaku. Sementara suatu teori lain menganggap harapan dalam lingkungan sebagai menimbulkan bentuk-bentuk tertentu tujuan dan tindakan yang mengikutinya.

1. Teori Hierarchy of Needs (Abraham Maslow)

Teori ini, yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, menekankan lima tingkat kebutuhan manusia, seperti kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri. Dalam konteks komunikasi organisasi, pemenuhan kebutuhan ini dapat diwujudkan melalui penyediaan informasi yang relevan dan mendukung, serta pengakuan terhadap kontribusi individu. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang relatif lebih tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualitasnya, artinya lebih matang kepribadiannya.

2. Teori Two-Factor (Frederick Herzberg)

Teori Two-Factor, atau teori motivasi higiene, membedakan faktor-faktor yang memotivasi dan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan. Dalam komunikasi organisasi, fokus pada faktor motivasi seperti pencapaian, tanggung jawab, dan pengakuan dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Contoh Kasus: Perusahaan PT. ABC adalah salah satu perusahaan yang bisa dikatakan berhasil dalam pertumbuhan bisnis maupun financialnya. Namun, saat ini manajemen perusahaan menyadari akan belum terbentuknya tingkat motivasi karyawan yang belum optimal bahkan terdapat penurunan produktivitas kinerja karyawan. Maka dari itu, manajemen perusahaan mengambil Langkah- Langkah yang akan membatu untuk meneliti tingkat motivasi karyawan. 1. Survey karyawan 2. Wawancara dengan karyawan 3. Analisis data kerja. Setelah melakukan hal-hal tersebut, manajemen perusahaan melakukan penyusunan rencana seperti membuat program-program yang sekiranya bisa meningkatkan motivasi mereka seperti memberi sebuah penghargaan pada setiap karyawan yang berprestasi, membuat program kesejahteraan karyawan, memberikan menthoring serta evaluasi terus menerus terhadap kinerja karyawan.

Dalam konteks komunikasi organisasi, pemahaman dan penerapan teori-teori motivasi diatas dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung kinerja yang optimal dan kepuasan kerja seorang karyawan. Penting bagi pemimpin dan manajer untuk memahami kebutuhan individu masing-masing karyawan, memberikan harapan yang realistis terhadap mereka, serta menciptakan persepsi keseimbangan, dan memotivasi melalui faktor-faktor yang relevan. Dengan demikian, komunikasi organisasi dapat menjadi alat yang efektif dalam membangun motivasi dan meningkatkan hasil kinerja karyawan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image