Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 02 Abidah lailia khoirunnisa budiarti

Mendukung SDGs Melalui Kesehatan Pernapasan yang Sehat dan Sejahtera: Peran Penting Promosi Kesehata

Eduaksi | Wednesday, 08 Nov 2023, 21:22 WIB

Oleh : Abidah Lailia Khoirunnisa B. (Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)

Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) merupakan serangkaian tujuan global yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan. Salah satu aspek kesehatan yang sangat penting adalah sistem pernapasan manusia. Promosi kesehatan pada sistem pernapasan memainkan peran utama dalam mencapai tujuan SDGs terkait kehidupan sehat dan sejahtera. Artikel ini akan menjelaskan pentingnya promosi kesehatan dalam mencapai SDGs, terutama dalam konteks kesehatan pernapasan.

Problem polusi udara pada era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan melesatnya IPTEK ini sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. Banyaknya pembangkit listrik, pabrik industri, asap kendaraan, sampai kebakaran hutan yang setiap harinya selalu berakibat pada tercemarnya udara. Hal ini tentunya menarik perhatian yang berdampak pada keberlanjutan makhluk hidup di bumi ini. Polusi udara bukan hanya berpengaruh kepada manusia tetapi seluruh makhluk hidup dan lingkungan.

Berikut merupakan hal yang perlu kita ketahui terkait hubungan antara polusi udara, penyakit pada sistem pernafasan, dan bagaimana promosi kesehatan akan masuk kedalamnya.

1. Pentingnya Sistem Pernapasan yang Sehat

Sistem pernapasan yang sehat sangat penting untuk memastikan kehidupan yang sehat dan produktif. Pernapasan yang baik membantu tubuh mendapatkan oksigen yang cukup, yang diperlukan untuk fungsi organ-organ vital. Namun, berbagai faktor seperti polusi udara, merokok, dan penyakit pernapasan kronis dapat mengancam kesehatan sistem pernapasan manusia.

2. Hubungan Antara Promosi Kesehatan dan Sistem Pernapasan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dan mengadopsi perilaku sehat. Dalam konteks sistem pernapasan, promosi kesehatan melibatkan pendidikan masyarakat tentang risiko merokok, pentingnya udara bersih, serta cara menjaga kebersihan sistem pernapasan. Selain itu, promosi kesehatan juga mencakup vaksinasi untuk melindungi dari penyakit pernapasan menular seperti influenza dan pneumonia.

3. Peran Penting Edukasi dan Kesadaran

Edukasi dan kesadaran masyarakat sangat penting dalam mencapai kesehatan pernapasan yang optimal. Melalui kampanye edukasi, masyarakat dapat memahami bahaya polusi udara dan dampak negatif merokok terhadap kesehatan pernapasan. Selain itu, pengetahuan tentang pentingnya vaksinasi dapat mendorong orang untuk melindungi diri mereka dari penyakit pernapasan menular.

4. Peran Sektor Publik dan Swasta

Sektor publik dan swasta memiliki peran penting dalam mendukung promosi kesehatan sistem pernapasan. Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan untuk mengurangi polusi udara, mengawasi penjualan rokok kepada anak-anak, serta menyediakan vaksinasi gratis atau dengan biaya rendah kepada masyarakat. Di sisi lain, perusahaan swasta dapat mendukung inisiatif kesehatan pernapasan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, misalnya dengan mendukung proyek-proyek penanaman pohon atau mengadakan kampanye anti-merokok.

5. Beberapa contoh sistem pernapasan yang terjadi karena polusi udara :

Polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada sistem pernapasan manusia. Berikut adalah beberapa contoh sistem pernapasan yang dapat terpengaruh oleh polusi udara:

1. Iritasi pada Saluran Pernapasan

Partikel-partikel polutan dalam udara seperti debu, asap kendaraan bermotor, dan polutan industri dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.

2. Asma

Polusi udara dapat memicu serangan asma pada individu yang menderita penyakit ini. Partikel-partikel polutan dapat merangsang saluran pernapasan dan menyebabkan penyempitan bronkus, memperburuk gejala asma seperti kesulitan bernapas, batuk, dan mengi (wheezing).

3. Bronkitis

Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan peradangan pada bronkus, yang dikenal sebagai bronkitis. Gejala bronkitis meliputi batuk kronis, produksi lendir berlebihan, dan sesak napas.

4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK adalah penyakit pernapasan kronik yang melibatkan penyempitan saluran pernapasan. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara, terutama asap rokok, dapat meningkatkan risiko terkena PPOK. Gejala PPOK meliputi batuk kronis, sesak napas, dan peningkatan produksi lendir.

5. Kanker Paru-paru

Polusi udara yang mengandung zat karsinogenik seperti asap kendaraan bermotor atau asap industri dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru pada orang yang terpapar secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

6. Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Paparan polusi udara dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek, sinusitis, dan radang tenggorokan.

7. Kerusakan Paru-paru

Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru, yang dapat mengurangi fungsi pernapasan dan menyebabkan penyakit paru-paru interstisial atau fibrosis paru.

Dalam upaya mencapai SDGs terkait kehidupan sehat dan sejahtera, penting bagi masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan sistem pernapasan. Promosi kesehatan memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan ini dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko dan cara pencegahan penyakit pernapasan. Melalui kerjasama antara sektor publik dan swasta serta upaya edukasi yang berkelanjutan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan berkelanjutan melalui kesehatan pernapasan yang optimal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image