Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gracia Lika

Diabetes: Penyakit yang Kini Menjadi Momok bagi Remaja

Info Sehat | Monday, 10 Jun 2024, 16:54 WIB

Bukan hal yang mengejutkan lagi apabila mendengar berita bahwa remaja kini banyak yang terdiagnosa penyakit diabetes. Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang nantinya mengarah pada meningkatnya kadar gula dalam darah. Diabetes Melitus tidak hanya terjadi pada usia dewasa, namun juga terjadi pada usia remaja. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 pada anak-anak dan remaja meningkat di beberapa negara meskipun tidak sebanyak kejadian di usia dewasa dan lansia.
Dilansir dari National Diabetes Statistic Report tahun 2017 melaporkan bahwa prevalensi Diabetes pada anak-anak dan remaja di Amerika tahun 2015 diperkirakan 7,2% dari total penduduk usia anak dan remaja dengan jumlah 132.000 anak usia kurang dari 18 tahun dan 193.000 anak usia kurang dari 20 tahun (Center of Disease Control and Prevention, 2017). Perubahan gaya hidup di era modern, termasuk pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi faktor utama dalam meningkatnya prevalensi diabetes tipe 2 di kalangan generasi muda. Kondisi ini memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang dan menurunkan kualitas hidup remaja.
Lantas, apa saja kebiasaan yang secara tidak sadar menjadi pemicu diabetes?Berikut adalah beberapa aspek gaya hidup tidak sehat yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada remaja:

1. Banyaknya Konsumsi Junk Food

Junk Food merupakan istilah yang sering digunakan untuk mendefinisikan makanan cepat saji yang tinggi kalori, gula, garam, tetapi kandungan nutrisinya kurang. Faktor terbesar dari diabetes yakni banyak remaja yang mengkonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan tinggi gula dan lemak secara berlebihan tanpa memikirkan dampak buruknya bagi kesehatan. Pola makan ini tidak hanya menyebabkan obesitas tetapi juga meningkatkan risiko resistensi insulin, dimana hormon insulin yang tugasnya menyerap glukosa menjadi resisten (menolak) karena terlalu banyak gula yang dikonsumsi.

2. Kurangnya Aktivitas Fisik

Pola makan yang kurang sehat serta ditambah kurangnya aktivitas fisik merupakan perpaduan mematikan sebagai pemicu diabetes. Gaya hidup serba instan yang dipengaruhi oleh penggunaan teknologi seperti televisi, komputer, dan smartphone mengurangi waktu yang dihabiskan untuk aktivitas fisik. Rasa malas dalam diri remaja menyebabkan kurang bergerak sehingga lebih rentan terhadap kenaikan berat badan dan resistensi insulin.

3. Kurang Tidur

Kurang tidur pada remaja seringkali disebabkan oleh beberapa hal, contohnya penggunaan gadget hingga larut malam untuk hal yang kurang penting dan kebiasaan sebagai deadliner (suka mengerjakan tugas apabila sudah mepet dengan tenggat waktu). Disaat tubuh perlu istirahat namun terus dipaksa untuk beraktivitas juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan gangguan metabolisme yang dapat memicu diabetes.

4. Stres dan Kesehatan Mental

Tidak hanya kebiasaan secara fisik saja yang menjadi pemicu diabetes, namun faktor psikologis seperti tekanan akademik, sosial, keluarga, dan emosional dapat meningkatkan stres pada remaja sebagai salah satu faktor penyebab diabetes. Stres kronis diketahui mempengaruhi hormon dan metabolisme tubuh, yang dapat berakibat pada perkembangan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 pada remaja dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti:

1. Peningkatan Risiko Penyakit Kardiovaskular: Remaja dengan diabetes tipe 2 lebih berisiko mengalami penyakit jantung dan stroke di usia muda.

2. Kerusakan Organ: Diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak ginjal, mata, dan saraf, yang berpotensi menyebabkan kondisi kronis lainnya.

3. Kesehatan Mental: Stigma dan tekanan dari lingkungan sekitar saat sudah terkena diabetes untuk dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan emosional remaja yang dapat berakibat fatal.
Upaya pencegahan diabetes tipe 2 pada remaja memerlukan pendekatan holistik yang mencakup perubahan gaya hidup dan edukasi. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pendidikan dan Kesadaran

Edukasi tentang pentingnya pola makan sehat dan aktivitas fisik harus dimulai sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah. Sosialisasi dari pemerintah maupun instansi setempat juga diperlukan sebagai upaya pencegahan diabetes pada remaja.

2. Pola Makan Sehat

Mendorong konsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat. Mengurangi asupan gula dan lemak jenuh sangat penting. Kebiasaan konsumsi makanan bergizi seimbang dan pembatasan pemberian junk food yang dimulai dari keluarga dapat menjadi langkah awal untuk menurunkan angka diabetes pada remaja.

3. Aktivitas Fisik Teratur

Mendorong remaja untuk melakukan kegiatan fisik setidaknya 60 menit setiap hari. Kegiatan ini bisa berupa olahraga, bersepeda, atau aktivitas fisik lainnya yang mereka sukai. Hal ini bisa diakali dengan pembiasaan senam pagi di sekolah ataupun melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, dan lain sebagainya.

Source: pinterest

5. Pengelolaan Stres

Mengajarkan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau hobi yang positif dapat membantu mengurangi dampak negatif stres pada kesehatan. Remaja sekarang memiliki tingkat stres yang cukup tinggi yang disebabkan oleh penggunaan sosial media secara berlebihan mengharuskan adanya penanaman mindset untuk senantiasa bersyukur dan mencintai diri sendiri. Mengingat bahwa stres tidak hanya memicu diabetes, tetapi juga penyakit kronis lainnya.Pemeriksaan Kesehatan Rutin Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin seringkali diabaikan dan tidak dilakukan ketika seseorang merasa dirinya sehat. Padahal untuk memantau gula darah dan indikator kesehatan lainnya penting untuk deteksi dini dan tidak boleh disepelekan.
Gaya hidup tidak sehat merupakan penyebab utama meningkatnya kasus diabetes tipe 2 di kalangan remaja. Oleh karena itu, upaya pencegahan yang komprehensif dan berkelanjutan sangat penting untuk melindungi generasi muda dari dampak buruk penyakit ini. Dengan pendekatan yang tepat, termasuk edukasi, perubahan gaya hidup, dan dukungan kesehatan mental, kita dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan meningkatkan kualitas hidup remaja di masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image