Berantas Bullying dari Akar Sampai Daunnya
Parenting | 2023-11-07 18:24:15
Perilaku bullying terus terjadi dan membuat mata tercengang. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terdapat sebanyak 2.355 pelanggaran terhadap perlindungan anak yang masuk KPAI hingga Agustus 2023. Fakta kasat mata tampak jelas misalnya kekerasan di kalangan anak SMP di Cilacap, Jawa Tengah. Kasus perundungan itu viral lewat video di media sosial dimana motif penganiayaan siswa SMP di Cilacap tersebut adalah faktor kawan sebaya.
Perilaku bullying menimpa tidak hanya anak didik melainkan seluruh anak secara umum bagaikan fenomena gunung es.
Dilihat dari faktor terjadinya bullying Kusumaningsih dan Febriani (2022) dalam jurnal The Role of Social Skills on Bullying Behavior Tendency with Friendship Quality as Mediator menjelaskan faktor terjadinya bullying meliputi 3 aspek yaitu individu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor individu diantaranya adalah problem perilaku, problem sekolah, problem sosio-emosional. Faktor keluarga diantaranya cara parenting, dan lingkungan keluarga. Faktor sekolah diantaranya adalah norma sekolah dan atmosfir sekolah. Faktor masyarakat diantaranya hubungan kawan sebaya, karakter orang di dekatnya, dan status ekonomi.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa bullying didorong oleh lingkungan global yang bermasalah baik individu, keluarga, masyarakat, dan negara. Ibarat sebuah pohon, mulai dari akar sampai ke daun berpotensi untuk dirusak. Anak-anak yang bermasalah secara individu misal kurang memiliki sifat kasih sayang, bertindak sewenang, dan kurang memiliki ketakwaan kepada Tuhan berpotensi melakukan tindakan bullying. Anak-anak dengan keluarga bermasalah berpotensi terkena bullying atau menjadi pelaku bullying. Seperti dikatakan oleh Psikolog Anak Mira Amir bahwa disfungsi keluarga sehingga anak kurang diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang, serta mengalami kekerasan akan mendorong anak berperilaku bullying.
Anak anak dengan lingkungan masyarakat bermasalah juga berpotensi menjadi korban bullying atau pelaku bullying. Misalnya masyarakat dengan kesenjangan ekonomi yang tinggi akan menciptakan banyaknya masyarakat dengan ekonomi rendah. Anggota masyarakat dengan ekonomi rendah sangat rawan dengan tindakan sewenang-wenang dan aniaya dari anggota masyarakat ekonomi tinggi. Demikian juga faktor negara. Negara yang tidak serius memperhatikan rakyat dan tidak mampu membuat kebijakan akan menjadikan korban bullying semakin banyak dan pelaku bullying aksinya semakin liar.
Anak-anak adalah fase perkembangan hidup manusia yang didominasi oleh perilaku banyak meniru dan merekam fakta dan informasi. Jika mereka melihat perkara yang baik maka mereka akan mempraktikkan keteladanan. Jika mereka melihat keburukan maka mereka akan mempraktikkan kekriminalan. Maka untuk mendapatkan anak-anak yang sehat perilaku dan mampu mempraktikkan keteladanan dibutuhkan lingkungan komprehensif yang mengedukasi kebaikan bagi anak. Sebaliknya jika lingkungan komprehensif ada yang rusak, bahkan rusak secara global tentu celah bullying akan terbuka bahkan terbuka lebar.
Mewujudkan lingkungan edukasi yang komprehensif tadi harus dirancang. Tempat anak menapak dan berinteraksi harusnya menjadikannya bertambah baik, bertambah berilmu, dan bertambah ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misal ketika anak berteman, anak-anak memiliki teman yang baik, ketika anak-anak menonton, anak-anak melihat tontonan baik, ketika anak ke sekolah, sekolah memberikan ajaran yang baik, ketika anak pulang ke rumah, rumah juga menjadi tempat pulang yang baik. Demikian pula ketika anak menjadi anggota warga negara, negara turut membuat kebijakan yang mendukung terwujudnya lingkungan komprehensif yang baik bagi anak. Misalnya negara memberikan kesejahteraan kepada keluarga, memperhatikan pola asuh anak dalam keluarga, edukasi yang intens kepada anggota masyarakat, penerapan sanksi bagi perilaku menyimpang dan sewenang. Negara adalah tumpuan terbesar dari seluruh masalah. Kehidupan sosial, politik, dan ekonomi sebagian besar dikontrol oleh negara. Penanganan bullying tidak dapat diwujudkan hanya dengan individu, keluarga, dan masyarakat. Justru, bullying bisa diselesaikan dengan mudah melalui wasilah negara.
Demikianlah rancangan lingkungan komprehensif dimana individu, keluarga, masyarakat dan negara harus menjadi lingkungan yang baik dan mendidik. Pemeran utama mewujudkan lingkungan komprehensif adalah negara yang berperan strategis dalam pembentukan individu, keluarga, dan masyarakat. Jika negara bergerak tentu individu, keluarga, dan masyarakat akan tergerak secara otomatis.
Penulis : Shela Rahmadhani, S. Pt.
(Alumni Universitas Gadjah Mada)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
