Benar Dan Salah, Dasar Pemikiran Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)
Agama | 2023-11-07 17:10:12Apa Itu Kebenaran?
Kebenaran menurut Purwadaminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan menurut Menurut Abbas Hamami, kata kebenaran bisa digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak.
Kebenaran yang dianut hanya bila sesuai dengan kesepakatan banyak orang di lingkungan itu, semakin banyak yang sepakat maka dibilang semakin benar. Didukung oleh kumpulan bukti-bukti yang semakin mendorong untuk orang menerima kebenaran yang diajukan.
Apa Itu Kesalahan?
Kesalahan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kesalahan diartikan sebagai perihal, salah, kekeliruan, dan kealpaan. Sedangkan menurut Sukirman kesalahan adalah penyimpangan terhadap hal-hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten maupun insidental pada daerah tertentu.
Menariknya dari kesalahan ini dianggap sesuatu yang keliru dan alpa. Sehingga bisa saja kesalahan ini dianggap benar suatu saat nanti. Bila kesalahan dianggap sesuatu yang menyimpang dari hal benar. Bagaimana bila hal yang benar itu ternyata salah, sehingga kesalahan bisa dianggap tidak menyimpang dan berubah menjadi kebenaran?
Benar dan salah, dua hal yang berbeda tapi bisa berganti posisi. Benar bisa menjadi salah, dan salah bisa menjadi benar. Semuanya bisa berubah, karena balik lagi ke pernyataan sebelumnya. Tidak ada yang benar-benar benar, dan tidak ada yang benar-benar salah.
Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Konsep benar dan salah dijadikan sebagai landasan pemikiran untuk menggiring opini Islamophobia selama ini di media. Umat Islam dianggap teroris, umat Islam dianggap pembunuh, umat Islam dianggap pengganggu kedamaian, dan sebagainya.
Dibantu oleh semua media-media cetak, radio dan televisi, dunia Barat menampilkan berbagai bukti yang menyudutkan Islam. Setiap masalah yang dibuat seakan-akan pelakunya orang Islam. Kasus paling besar saat peristiwa 9/11 yang menuduh Al Qaeda, salah satu jaringan Islam sebagai pelaku. Berturut-turut apapun kejadiannya, diarahkan ke umat Islam sebagai pelaku.
Benar akan dianggap benar bila banyak bukti-bukti yang mendukung kebenaran Hal ini menjadi patokan dunia Barat dalam membenarkan Islamophobia. Apapun yang dikatakan umat Islam tentang kesalahan penuduhan, tetap dianggap salah karena kurang bukti dan sedikitnya media yang pro Islam.
Tanda-tanda Berakhirnya Islamophobia
Dimulai tanggal 7 Oktober 2023, mata dunia terbuka lebar tentang Islam. Kebohongan dan penggiringan opini Barat yaitu Amerika dibantu media-media mulai terbuka. Tidak ada lagi kebohongan yang bisa ditutupi. Orang sekarang lebih percaya dengan media sosial dibandingkan media-media yang ada.
Media sosial seperti instagram dan tiktok, lebih cepat dan terpercaya memberikan informasi tentang benar dan salah. Berkurangnya dengan cepat tingkat kepercayaan masyarakat dengan opini yang dibentuk media Barat. Bahkan rakyat Barat sendiri pun mulai tidak mempercayai kebenaran dari ucapan pemerintahnya.
Betapa selama ini mereka diarahkan kepada opini, apapun yang dilakukan umat Islam salah, seperti Hamas yang membela tanah airnya Palestina. Apapun yang dilakukan oleh Israel benar, walaupun melakukan pembunuhan pada rakyat Palestina.
Tidak Ada Yang Benar-Benar Benar dan Salah Benar-Benar Salah Kecuali Al Quran dan Al Hadist
Masyarakat dunia pun mulai terbuka pemikirannya. Mereka mencari jawaban benar dan salah di Al Quran. Apa yang sebenarnya terjadi antara Palestina dan Israel? Apa yang diinginkan Israel saat ini? Apa yang akan terjadi pada Palestina dan masjid Al Aqsa?
Semua kebenaran ada di Al Quran dan Al Hadist. Tidak ada yang bisa menggiring opini benar dan salah, bila Allah membuka tabir-nya. Manusia itu lemah, sekuat-kuat dan sehebat-hebatnya mereka menggiring opini, semua akan lenyap bila ketentuan Allah menunjukkan mana yang sesungguhnya benar-benar benar dan mana yang sesungguhnya salah benar-benar salah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.