Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kartika Utami Nurhayati

Tentang Noh dan Kyougen: Teater Jepang yang Bisa Dikunjungi

Wisata | Tuesday, 07 Nov 2023, 12:04 WIB

Jepang merupakan salah satu negara yang cukup populer untuk dijadikan destinasi wisata oleh turis-turis asing. Kebudayaan yang melimpah, keindahan alam, hingga makanan merupakan daya tarik yang membuat turis dari berbagai belahan di dunia memilih untuk pergi ke Jepang.

Sejak tahun 1990-an, perkembangan ekonomi yang meningkat di negara-negara Asia membuat Jepang menjadi cukup terjangkau untuk dijadikan destinasi liburan. Terhitung sejak tahung 1998 hingga 2008, turis yang datang ke Jepang mengalami peningkatan yang signifkan. Dalam kurun waktu 10 tahun, terjadi peningkatan sekitar 4 juta pengunjung yang didominasi oleh pemegang paspor Korea dan diikuti oleh Taiwan, Hong Kong, China, negara-negara Asia lain, Eropa, Amerika Utara, dan lain sebagainya.

Terhitung sejak tahun 2002, Jepang menjadikan pariwisata sebagai salah satu program untuk memperbaiki ekonomi mereka. Promosi yang aktif dan perkembangan atraksi yang kian membaik menjadi kunci dari terus meningkatnya angka turis di Jepang. Kota-kota seperti Tokyo, Kyoto, Chiba, Hokkaido, Osaka, Kanagawa merupakan kota yang cukup terbilang “sibuk” menerima turis dari berbagai belahan di dunia.

Selain turis asing, rupanya angka pariwisata Jepang juga terbantu oleh turis lokal. Walaupun begitu, terdapat sedikit perbedaan antara destinasi da tujuan antara turis lokal dan juga turis asing. Menurut data yang diambil pada tahun 2010 di Takayama, masyarakat Jepang memilih pemandangan sebagai alasan untuk berlibur ke Takayama. Sedangkan turis asing lebih berfokus pada budaya dan sejarah.

Seperti yang diketahui, budaya yang dapat dinikmati di Jepang sangat banyak. Mulai dari kesenian hingga makanan. Budaya kesenian yang cukup populer dan bisa dijadikan sebagai salah satu tujuan saat berlibur adalah seni teater klasik Jepang. Salah satu contoh teater klasik Jepang adalah Noh.

sumber: dokumentasi pribadi penulis

Noh merupakan seni teater klasik yang pertama kali muncul di Jepang. Biasanya, Noh menceritakan hubungan interaksi antara manusia dengan makhluk lain (bukan manusia). Noh muncul pada antara pertengahan abad ke-14 hingga awal abad ke-15. Awal mula kemunculan Noh adalah saat mulai populernya berbagai macam seni hiburan di Cina dan negara-negara barat. Dipelopori oleh sepasang ayah dan anak yang sama-sama berkarir di bidang teater: Kan’ami dan Zeami. Kan’ami yang merupakan ayah dari Zeami merupakan seorang aktor dan dramawan. Sedangkan Zeami merupakan penulis naskah teoritis di balik kepopuleran teater ayahnya.

Sebelum kemunculan Noh, Kan’ami biasanya menampilkan sarugaku (music monyet). Seiring perkembangan zaman dan perkembangan seni hiburan, Kan’ami mulai memasukkan kusemai (gerakan dengan ketukan yang kencang dengan narasi yang dilagukan) ke dalam performa sarugakunya. Kusemai ini biasanya dimasukkan oleh Kun’ami pada pertengahan klimaks drama sehingga orang-orang menamainya “Noh” yang memiliki arti “kemampuan” atau “prestasi.”

Mengikuti perkembangan yang diciptakan ayahnya, Zeami pun terus menulis dan mengembangkan seni teater ini. Perkembangan Noh terus berlanjut dengan baik berkat kerja sama yang serasi antara ayah dan anak ini. Pada tahun 1429, Zeami mengembangkan seni teater Noh dan berhasil menembus lingkungan yang bermakna tinggi dengan penjiwaan Buddhisme Zen.

Noh pun akhirnya dikenal sebagai seni teater yang cukup berperan dalam penyebaran agama Buddha di Jepang. Pertunjukan Noh dimainkan oleh setidaknya dua jenis pemain yaitu shite dan waki. Shite merupakan julukan bagi pemain utama sedangkan waki merupakan sebutan untuk pemeran sampingannya. Waki biasanya diceritakan merupaan seorang turis (traveller). Umumnya, pertunjukan Noh dibagi menjadi dua bagian yang kemudian dipecahkan menjadi beberapa bagian lagi:

1. JoPada bagian ini, waki akan memasuki panggung sembari menceritakan latar cerita;

2. Ha bagian satuShite yang merupakan orang lokal dari latar tempat cerita akan memasuki panggung;

3. Ha bagian duaWaki yang merupakan seorang turis akan menanyakan sejarah dari latar tempat cerita;

4. Ha bagian tigaShite akan membagikan pengetahuannya mengenai latar tempat cerita dengan kuse atau tarian yang menandakan telah berakhirnya penampilan bagian pertama;

5. KyuuKyuu merupakan penampilan bagian kedua di mana shite akan kembali ke panggung dan membuka identitas aslinya yang mana merupakan figur historis yang masih berkaitan erat dengan latar tempat cerita. Shite membuka identitas aslinya pada bagian kedua ini karena pada bagian pertama shite muncul dengan menggunakan topeng.

Gerakan dan gestur yang dilakukan selama pertunjukan Noh ditata sebaik mungkin sehingga emosi yang dirasakan baik oleh waki dan shite dapat tersampaikan kepada penonton secara jelas.

Naskah Noh bisa dibilang cukup pendek. Apabila dibaca dengan kecepatan normal, naskah Noh hanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Zeami pernah membagikan bagaimana dia menuliskan naskah Noh:

1. Memilih subjek yang masih berkaitan erat dengan literatur dan membawa topik yang familiar bagi kalangan atas. Hal ini karena pada era tersebut, hanya kalangan atas saja yang mampu menikmati pertunjukan seni teater;

2. Mengikuti alur Noh yang sudah dijelaskan sebelumnya (meliputi Jo, Ha, dan Kyuu).

Setelah muncul dan berkembang dengan baik, muncullah seni teater lain yang merupakan versi anakan dari Noh. Teater ini bernama Kyougen. Kyougen sendiri memiliki makna “mad words” (kata-kata atau ucapan yang gila). Hal ini disebabkan karena naskah Kyougen menggunakan kata-kata yang familiar dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat repetitif.

Kyougen dapat disebut sebagai anakan dari Noh karena Kyougen merupakan versi simpel dari Noh. Berbanding terbalik dengan Noh yang penuh dengan properti dan musik, panggung Kyougen dapat dibilang polos karena tidak menggunakan properti seperti topeng maupun musik. Kyougen juga bersifat lebih interaktif dengan penonton.

Kyougen dapat muncul di tengah-tengah Noh untuk mengomentari plot dari Noh itu sendiri. Pemain Kyougen tidak jauh berbeda dengan pemain Noh. Hanya saja, pada beberapa Kyougen terdapat beberapa pemeran tambahan untuk memasukkan sedikit unsur komedi. Pemeran tambahan biasanya berupa tokoh penyebaran agama Buddha (mengacu pada pendeta dalam agama Buddha), mertua dan calon mantu pada suatu keluarga, orang-orang yang digambarkan tidak terlihat, serta setan yang diceritakan memiliki sifat kemanusiaan atau manusiawi.

Noh masih dapat dinikmati oleh para turis. Dahulu, setiap tahunnya pada tanggal 1 dan 2 Februari ratusan orang akan berkumpul di sebuah kuil di Kurokawa – sebuah desa di daerah utara Jepang – untuk mengikuti festival tahunan di mana terdapat pertunjukan Noh di dalamnya.

Pertunjukkan teater Noh dapat dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata saat pergi ke Jepang. Jadwal penampilan Nohjuga dapat dicari di internet. Harga tiket pertunjukkan Noh berkisar pada 2.000 yen hingga 8.800 yen (sekitar Rp. 215.000,- hingga Rp. 850.000,-). Web yang memberikan informasi paling lengkap mengenai jadwal dan harga pertunjukan Noh adalah www.the-noh.com. Pada web tersebut, pembagian jadwal pertunjukkan Noh dibagi menjadi 5 wilayah: Kanto, Kansai, Chubu, Hokkaido, dan Chugoku. Sedangkan pertunjukan Kyougen biasanya sudah menjadi satu dengan Noh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image