Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kang Guru

Antara Ghibah dan Fitnah:

Guru Menulis | Sunday, 05 Nov 2023, 11:19 WIB

Penyakit Hati yang Membedakan Kebaikan dan Kejahatan

Ilustrasi foto dari Canva Istimewa

Kisah-kisah tak terhitung mengenai perusakannya.

Seperti anjing liar yang menggigit tanpa pandang bulu.

Ghibah dan fitnah adalah dua penyakit hati yang merajalela.

Mereka mengintai dalam kegelapan hati manusia, siap untuk meletus kapan saja.


Pengantar

RETIZEN.REPUBLIKA.CO.ID. Ghibah, perbincangan tentang keburukan seseorang di belakangnya, seperti panah tajam yang menikam tanpa pandang bulu. Setiap kata yang terucap memotong, meninggalkan luka yang mendalam dalam hati sasaran. Sebagian orang bahkan tidak menyadari, ghibah adalah dosa yang lebih berat daripada zina, sebagaimana diberitakan dalam sabda Rasulullah SAW.

"Perbuatan ghibah lebih berat dosanya daripada perbuatan zina." (HR. Tirmidzi)

Sementara itu, fitnah, seperti angin topan yang ganas, membakar segala yang disentuhnya. Fitnah melibatkan penyebaran berita palsu atau tuduhan yang tidak benar, merusak citra dan reputasi seseorang, seperti api yang membara.

Allah SWT memberi peringatan keras tentang fitnah dalam Al-Quran:

"Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)

Perbandingan Ghibah dan Fitnah

Ghibah dan fitnah memiliki perbedaan mendasar:

1. **Objek:** Ghibah melibatkan perbicaraan tentang keburukan seseorang tanpa pengetahuan mereka, sementara fitnah adalah penyebaran berita bohong atau tuduhan palsu.

2. **Dosa:** Ghibah adalah dosa besar, bahkan lebih besar daripada zina, sementara fitnah adalah perbuatan yang sangat keji dan diharamkan oleh Allah.

3. **Dampak:** Ghibah dapat merusak hubungan antar manusia, sementara fitnah dapat menghancurkan reputasi dan karir seseorang.

Bahaya di Balik Ghibah dan Fitnah

Keduanya merupakan penyakit hati yang membawa malapetaka, seperti:

1. **Merusak Hubungan:** Ghibah menciptakan kebencian dan permusuhan di antara manusia, mengoyak ikatan persaudaraan yang indah. Pihak yang menjadi sasaran ghibah merasa sakit hati dan terhina.

2. **Laknat Allah:** Allah SWT melaknat orang yang gemar menggunjing, seperti yang disebutkan dalam hadits Rasulullah:

"Ghibah itu dilaknat oleh Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya." (HR. Bukhari)

3. **Dosa Berat:** Ghibah adalah dosa besar, bahkan lebih besar daripada dosa zina, sebagaimana pesan Rasulullah:

"Perbuatan ghibah lebih berat dosanya daripada perbuatan zina." (HR. Tirmidzi)

4. **Menghancurkan Nama Baik:** Fitnah dapat menghancurkan nama baik dan masa depan seseorang. Itu membuat orang lain melihatnya dengan pandangan buruk.

5. **Laknat Allah:** Allah SWT mengancam pelaku fitnah dengan siksaan pedih di dunia dan akhirat, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran:

"Dan orang-orang yang suka menyebarkan fitnah di antara orang-orang mukmin, mereka akan mendapat azab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Anfal: 11)

Bagaimana Mencegah Ghibah dan Fitnah?

Cara-cara untuk menghindari penyakit hati ini adalah:

1. **Pertimbangkan Kata-kata Anda:** Sebelum berbicara, renungkan apakah perkataan Anda akan menyakiti orang lain. Jika iya, lebih baik diam.

2. **Membicarakan yang Baik:** Latih diri untuk selalu membicarakan hal-hal positif tentang diri sendiri dan orang lain. Ini akan membantu kita menjauh dari ghibah dan fitnah.

3. **Kendalikan Lisan Anda:** Selalu menjaga kendali atas kata-kata kita agar tidak tergelincir ke jurang perbuatan ghibah dan fitnah.

Penutup

Ghibah dan fitnah adalah dua penyakit hati yang sangat membahayakan. Keduanya dapat merusak hubungan, merusak reputasi, dan mengoyak hati. Mari jaga lisan kita agar tidak terjerumus dalam penyakit hati ini dan selalu berusaha menjaga kebaikan dalam diri kita. Dengan begitu, kita akan membangun masyarakat yang lebih baik, bebas dari racun ghibah dan fitnah.

Referensi:

Dr. Wahid Abdussalam Bali, "Penyakit Hati."

Camp Hulu Cai, 05 November 2023

Kang Guru

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image