Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Muhammad Erlangga

Bergerak untuk Menangkan Pancasila

Politik | Saturday, 04 Nov 2023, 04:53 WIB

Pancasila sebagai penjaga arah bangsa tengah menghadapi banyak tantangan. Tidak hanya pasang Surut politik fasisme dan sektarian yang mengedepankan perbedaan suku, agama dan ras-antar golongan, tetapi juga persoalan kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan konstruksi politik yang makin oligarkis-neoliberalis.

Sebagai organisasi mahasiswa berazaskan Pancasila, sudah menjadi kewajiban bagi GmnI (seharusnya) untuk memperjuangkan tegaknya Pancasila sebagai perwujudan Marhaenisme.

Pasang Surut politik sektarian akhir-akhir ini tidak boleh dipisahkan dengan persoalan ekonomi, seperti kemiskinan dan ketimpangan sosial. Ada kaitan antara bangkitnya politik fasis-sektarian dan kemarahan atas situasi ekonomi yang tidak terespon oleh pemerintah maupun lembaga politik yang ada

Kekecewaan terhadap situasi ekonomi, terutama yang dirugikan atau tidak terakomodasi dalam pembangunan nasional, menjadi ruang terbuka bagi propaganda fasis-sektarian.

Kami, GmnI Komisariat Universitas Terbuka menghimbau dan mengingatkan bahwa memenangkan Pancasila itu tidak cukup dengan seruan, seminar-seminar, tetapi perlu menghadirkan Pancasila dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi rakyat marhaen.

Beberapa kebijakan pemerintah yang melepas tata-niaga barang kebutuhan pokok ke mekanisme pasar, baik komiditas energi maupun pangan, telah memicu lonjakan harga yang sangat tinggi, pastinya tidak sesuai dengan Jiwa Pancasila.

Akibatnya, banyak masyarakat berpendapatan menengah ke bawah kesulitan mengakses kebutuhan dasarnya.

Kampanye gencar soal Pancasila akhir-akhir ini, terutama yang dimotori oleh pemerintah, belum menyentuh ke persoalan-persoalan mendasar rakyat marhaen. Malah justru membiaskan Esensi dan Semangat dari isi Pancasila itu sendiri. Pancasila kembali digaungkan, tapi belum dihadirkan untuk menjawab persoalan rakyat. Jadi terasa hambar.

YUDYA PRATIDINA MARHAENIS sebagai Platform Gerakan

GmnI punya ambisi besar mengembalikan kampus sebagai panggung pergerakan. Seperti dulu, kampus penuh riuh rendah diskusi, pentas budaya, mimbar bebas, nonton film, hingga beradu ketajaman buah pikiran di majalah kampus. Bahkan membuka Posko Posko menampung keluh kesah kaum marhaen yang ada di pinggiran kota hingga desa.

Memang, sejak neoliberalisme merambah kampus, panggung gerakan pelan-pelan meredup. Selain karena faktor internal gerakan mahasiswa yang gagal mengantisipasi perkembangan baru, khususnya neoliberalisme, dengan metode dan teknik-teknik pengorganisiran yang baru. Juga karena dampak langsung dari neoliberalisme itu sendiri, dengan disiplin ala pasarnya, yang membersihkan kampus dari aktivisme politik dan pikiran-pikiran radikal-progresif revolusioner.

GmnI berharap gerakan “Menangkan Pancasila/Yudya Pratidina Marhaenis” ini bisa memberi semangat baru bagi pergerakan mahasiswa. Setidaknya ini bisa menjadi platform bersama gerakan mahasiswa. salah satu persoalan yang semakin mendisorientasi gerakan mahasiswa yang sekarang ini adalah ketiadaan platform politik bersama.

GmnI Komisariat Universitas Terbuka berharap, isu “menangkan Pancasila” bisa diterima sebagai platform bersama. Apalagi, seiring dengan menguatnya politik fasisme sektarian, kampus dan banyak organisasi mahasiswa yang menggaungkan Pancasila.

Hanya saja, mereka bicara Pancasila untuk merawat keragaman, tetapi abai terhadap persoalan kemiskinan dan ketimpangan yang menjadi lahan subur bangkitnya politik sektarian itu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image