Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Saeful Abidin

Tumbuhkan Jiwa Wirausaha Muda di Sekolah

Sekolah | Thursday, 02 Nov 2023, 10:48 WIB
Penanaman benih sayur kangkung sebagai awal penanaman jiwa wirausaha kepada siswa kelas 7 dan 8

Kata wirausaha di era sekarang sudah tidak asing lagi di lingkungan sekitar kita. Wirausaha sendiri bisa berarti kegiatan usaha yang ditandai dengan kecerdasan atau bakat dalam mengenal produk baru, menentukan cara produksi, menyelenggarakan manajemen pembelian produk, memasarkan, dan mengelola modal.

Karena itu pengembangan jiwa kewirausahaan tidak hanya penting bagi orang dewasa. Tetapi juga penanaman nilai pada anak-anak dengan mengajarkan siswa kewirausahaan sejak dini juga sangat penting agar mereka memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai kewiurausahaan. Termasuk kreatifitas dan semangat tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.

Dengan menumbuhkan mentalitas wirausaha kepada siswa, akan tercipta individu-individu yang kreatif dan kaya akan inovasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan sebuah usaha.

Menumbuhkan keterampilan berwirausaha pada siswa sangat diperlukan pada saat ini. Apalagi di era globalisasi sekarang, semakin maju teknologi kita sebagai guru wajib membentuk jiwa keterampilan berwirausaha sejak dini agar siswa tidak ketinggalan zaman.

Dengan mental wirausaha yang dimiliki diharapkan kelak siswa tidak hanya menjadi buruh di pabrik-pabrik, tetapi lebih menjadi individu yang menggunakan kreativitasnya untuk membangun sebuah usaha bekerja di pabrik sebagai buruh.

SMP Islam Walisongo Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas berwirausaha telah dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar. Tujuannya melahirkan peserta didik yang siap untuk berwirausaha. Untuk itu, karakteristik wirausaha pada siswa perlu diterapkan sejak dini, contohnya melalui kegiatan-kegiatan menanam sayur dan kerajinan tangan sederhana.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi siswa dan orang tua. Peran orang tua adalah menyiapkan dan menyajikan jajan/ makanan yang nantinya dijual oleh siswa tersebut kepada teman/ warga sekolah. Tentunya jajan/ makanan tersebut berasal dari bahan yang baik dan benar kulitasnya, sehingga tidak membahayakan saat dikonsumsi nantinya. Dukungan kepala sekolah dan dewan guru menjadikan motivasi tersendiri dalam kegiatan ini.

Harapan dalam berwirausaha di SMP Islam Walisongo adalah agar peserta didik memiliki karakter yang siap menjadi wirausaha. Hikmah lainnya adalah siswa diharapkan memahami proses dalam mendapatkan uang yang halal, mampu mengelola keuangan dengan baik dan benar dalam menyongsong kehidupan mendatang.

Penerapan karakteristik wirausaha pada siswa SMP Islam Walisongo, dapat dilakukan dengan menekankan pola pembelajaran kewirausahaan yang mengarahkan kepada empat prinsip penting yaitu:1. Learning to know, Siswa belajar untuk mengetahui atau memahami kewirausahaan.;2. Learning to do, Siswa belajar untuk melakukan wirausaha;3. Learning to be, Siswa belajar mempraktekkan kegiatan wirausaha, dan;4. Learning to live together, Siswa belajar untuk bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha.

Jika sikap-sikap tersebut dapat ditumbuh kembangkan dan diterapkan dengan baik dan konsisten, serta dapat terwujud dalam kehidupan keseharian di sekolah/ masyarakat, maka secara bertahap akan tumbuh menjadi kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam menunjang keberhasilan dalam membentuk karakteristik wirausaha.

Jadi, untuk melahirkan siswa yang bermental wirausaha, maka perlu adanya pembiasaan penerapan wirausaha di sekolah yang dapat ditempuh melalui kegiatan belajar mengajar, penerapan karakteristik kewirausahaan di sekolah dan praktik berwirausaha. Itulah harapan dan ajakan saya kepada para pembaca khususnya. (SA)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image