Mencari Rizki Halal dan Menjaga Keharmonisan Spiritual
Bisnis | 2024-10-17 10:35:51Oleh : Nur Jumira, Mahasiswi Semester 5, Prodi KPI STIBA Ar Raayah
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, di mana perempuan dituntut untuk berprestasi di berbagai bidang, terbersit sebuah kisah inspiratif yang menunjukkan bahwa seorang Wanita Muslimah juga bisa berkarya dalam bidang bisnis tanpa melupakan nilai-nilai agama. Beliau adalah seorang Ibu dan sekaligus Dosen yang tertarik untuk memulai bisnis setelah menemukan makna baru dalam berbisnis, yaitu berbagi kebahagiaan dan kebaikan dengan orang lain.
Uswatun Hasanah, yang biasanya dipanggil dengan ustazah Uswah. Beliau adalah seorang wanita muslimah berusia 30 tahun yang juga merupakan ibu dari tiga orang anak, dan seorang dosen STIBA Ar Raayah yang menjalankan usaha angkringan dengan menjual berbagai makanan ringan bikinan sendiri, produk kebutuhan primer seperti sabun, beras dan lainnya. Beliau juga menawarkan layanan antar sampai rumah tanpa ongkos kirim untuk memudahkan pelanggan. Usaha ini dijalankan secara mandiri tanpa melibatkan kerja sama dengan pihak lain. Meskipun baru berjalan sekitar 1-2 tahun, beliau telah menunjukkan dedikasi dan strategi yang menarik dalam menjalankan usahanya.
Dalam mejalankan bisnisnya, strategi yang digunakan ustadzah Uswah menarik perhatian. Beliau menawarkan barang di awal bulan dan mendekati akhir bulan untuk menjangkau konsumen yang memiliki kebutuhan berbeda. Selain itu, ia juga mengadakan promo di hari-hari tertentu dan menjual barang-barang yang ramah di kantong untuk menarik pelanggan yang lebih luas.
Namun, seperti halnya usaha lainnya, beliau juga mengungkapkan tantangan yang dihadapai dalam menjalankan bisnisnya. Keterbatasan modal menjadi hambatan utama, dan juga kesulitan mencari tempat yang murah untuk menyetok barang bermerek yang diinginkan konsumen. Selain itu, ustazah Uswah juga mengakui bahwa keberanian dan waktu yang terbatas menjadi faktor yang perlu diatasi.
Dalam menghadapi perubahan tren pasar dan persaingan, beliau memiliki strategi yang unik. Beliau selalu mendengarkan masukan dari konsumen, baik itu komplain maupun saran. Beliau juga menekankan bahwa bisnis bukanlah obsesi, sehingga ia tidak merasa terbebani oleh persaingan. Beliau menjaga hubungan baik dengan sesama pedagang dan tidak ikut-ikutan menjual barang yang sedang tren. Bagi ustadzah Uswah, bisnis bukanlah tentang persaingan, melainkan sarana untuk membangun hubungan persaudaraan.
Inspirasi utama dalam berbisnis datang dari Rasulullah SAW, yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat. Beliau juga menganggap usahanya sebagai hobi sekaligus hiburan yang memberikan kepuasan tersendiri. Beliau ingin membuktikan bahwa seorang muslim bisa sukses dalam usaha, namun tetap memprioritaskan urusan agama.
Sebagai penutup, beliau memberikan saran bagi mereka yang ingin memulai usaha. Beliau menekankan pentingnya keberanian, tidak malu untuk memulai, melatih mental untuk menjadi pemberani dan menjaga persaudaraan. Menurut beliau, dalam menjalankan usaha, seseorang harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam kesenangan duniawi hingga melupakan tanggung jawab terhadap agama.
Kisah dari ustadzah Uswatun Hasanah, dapat menunjukkan bahwa semangat wirausaha dapat dipadukan dengan nilai-nilai agama yang kuat. Yaitu menjalankan bisnis dengan semangat mencari rizki yang halal dan menebarkan kebaikan di sekitarnya. Semoga kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.