Rahasia Menjaga Ibadah Agar Jauh dari Riya'
Agama | 2023-10-31 14:03:19Ibadah adalah inti dalam kehidupan seorang Muslim. Melalui ibadah, kita memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT dan mendapatkan petunjuk untuk menjalani kehidupan yang benar sesuai dengan petunjuk-Nya. Namun, dalam proses menjalankan ibadah, seringkali kita harus berhadapan dengan godaan riya, yaitu keinginan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain atas ibadah yang dikerjakan.
Oleh karena itu, menjaga ibadah agar jauh dari riya menjadi suatu hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan spiritual yang lebih ikhlas.
Apa itu Riya?
Riya adalah perilaku atau niat yang salah dalam beribadah, yaitu melakukan ibadah semata-mata untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari manusia, bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT semata. Riya dapat merusak nilai ibadah dan mempengaruhi hubungan dengan Allah SWT. Untuk itu, penting bagi setiap Muslim untuk menghindari riya dalam beribadah. Contohnya seperti shalat, sedekah, puasa, haji, zakat, dsb.
Apa saja langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga ibadah agar jauh dari riya?
1. Niat yang Ikhlas: Sebelum memulai ibadah, pastikan niat ibadah murni untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memenuhi kewajiban. Ingatkan diri sendiri bahwa Allah SWT adalah satu-satunya yang berhak menerima ibadah ini.
Allah SWT berfirman, artinya: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am: 162)
2. Rahasiakan Ibadah: Jika memungkinkan, lakukan ibadah secara rahasia. Ini akan membantu Anda menjauhkan diri dari keinginan untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan dari orang lain. Contohnya seperti sedekah. Cukuplah Anda dan si penerima yang mengetahui amalan sedekah Anda. Agar terjaga dari sifat riya, sedekah dapat disalurkan melalui bantusesama.
3. Fokus Hanya Kepada Allah SWT: Selama ibadah, tetapkan fokus Anda pada Allah dan perasaan takut kepada-Nya. Ingatkan diri sendiri bahwa Allah melihat dan menilai niat kita.
4. Jangan Pamerkan Ibadah: Hindari memamerkan ibadah Anda di media sosial atau di depan orang lain. Ibadah adalah hubungan pribadi antara Anda dan Allah SWT.
5. Baca dan Renungkan Al-Quran: Al-Quran adalah panduan utama dalam menjalani kehidupan yang ikhlas. Bacalah dan renungkan ayat-ayat yang berkaitan dengan riya, seperti Surah Al-Munafiqun (Surah 63), untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya riya.
6. Bersikap Rendah Hati: Ingatkan diri Anda tentang kerentanan dan kelemahan diri sebagai manusia. Tidak ada yang sempurna, dan kita semua bergantung pada rahmat Allah.
7. Berkonsultasi dengan Orang Tua dan Ahli Agama: Jika Anda merasa kesulitan menjaga keikhlasan dalam ibadah, berbicaralah dengan orang tua, guru agama, atau seorang alim yang bisa memberikan dukungan, nasihat dan motivasi agar ibadah dapat lebih terjaga dari sikap riya.
8. Berdoa: Selalu berdoa kepada Allah SWT agar Dia melindungi dari perasaan riya dan membimbing Anda menuju ibadah yang lebih ikhlas.
9. Introspeksi Diri: Lakukan introspeksi diri secara berkala untuk mengevaluasi niat dalam ibadah. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda merasa bangga atau ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain.
10. Jaga Keikhlasan: Ikhlas adalah proses yang berkelanjutan. Selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dalam menjaga keikhlasan ibadah Anda dan jauh dari riya.
Menjaga ibadah agar jauh dari riya adalah tantangan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dengan kesadaran, niat yang tulus, dan tekad untuk selalu berusaha, kita dapat memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT dan menjalani ibadah yang lebih Ikhlas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.