Cogito Ergo Sum
Alkisah | 2023-10-30 09:56:57Penulis: Dewi Candara Calista
Senin, 30 Oktober 2023
Ada sebuah dialog antara guru dan murid dialog itu membahas tentang sebuah ontologi/hakikat pemaknaan:
Murid: wahai guru bolehkah saya bertanya? Tanya sang murid.
Guru: boleh bertanya asal jangan lebih dari 10 kata, jawab sang guru.
Murid menjawab: baik guru ... sambil mengangukkan kepalanya.
Murid: apa itu keruwetan? Tanya si murid
Guru: keruwetan atau kemudahan itu hanya sebuah anggapan yang dimana itu semua terletak didalam pikiran kita, jika kita menganggap bahwa belajar matematika itu susah, ya jelas hal itu akan teraktualisasikan dalam kehidupan bahwa kegiatan menghitung itu merupakan perihal yang menyebalkan.
Akan tetapi jika kita menganggap bahwa belajar matematika itu mudah alam bawah sadar kita akan bekerja dengan sempurna sebab ada sebuah dukungan dari (Kekuatan Spiritual) dalam untuk kita belajar matematika. Jawab sang guru.
Dari dialog diatas dapat kita pahami bahwa baik dan buruk nya suatu hal itu hanya teerletak di anggapan yang berada didalam pikiran kita.
Oleh karena itu mari kita berselancar menjelajahi dunia berfikir. Dapat kita ketahui bahwa. Dalam sejarah kehidupan manusia seseoorang yang di juluki sebagai filusuf adalah mereka yang memiliki kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat pada umum nya.
Filusuf merupakan orang-orang yang memiliki penalaran kuat terhadap Critical Thinking. Akan tetapi bukan hanya itu, di dalam KBBI Filusuf disebut sebagai salah satu orang yang ahli berfikir dan ahli dalam berfilsafat. Sedangkan jika ditinjau dari eksistensinya seorang filusuf adalah mereka yang mau berfikir dengan cara yang baik dan benar sehingga mendapati hasil yang mampu memberikan sebuah keadilan dan kebijaksanaan.
Mengapa orang di juluki filusuf?
Pertanyaan yang bagus untuk di ulas. Nah, hampir setiap manusia dapat dikatakan sebagai seorang filsuf, artinya bahwa setiap orang mempunyai gaya berfikir nya sendiri sesuai dengan konteks yang berasal dari refensi bacaan, pengelihatan, pendengaran, perilaku dan pengalaman, dari sini dapat kita ketahui bahwa setiap manusia pada hakikatnya adalah seorang filusuf, kenapa demikian? Sebab kita sebagai manusia di beri anugrah akal dan budi pekerti.
Ada yang menyebutkan manusia itu Animal Rasional atau binatang yang berfikir. Nah oleh karena itu jika kita sebagai manusia tidak mau menggunakan akal pikiran kita dengan baik dan benar, berati tinggal apaa?? Sifat kebinatangan nya saja, sebab sifat dari binatang itu tidak menggunakan akal karena memang tidak di bekali akal oleh Tuhan. Hanya manusia lah yang Tuhan beri anugrah yang istimewa, diberi fasilitas yang luar biasa dan mendapatkan kasih sayang jauh lebih banyak daripada mahluk lainnya.
Nah dari tulisan yang singkat ini semoga anda yang sedang membaca termasuk orang-orang yang memperdayakan akal budi untuk suatu yang bermanffat bagi epentingan ummat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.