Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Sesungguhnya Kita Bisa Menjadi Orang Kaya

Agama | Thursday, 26 Oct 2023, 11:46 WIB

Bener serius banget, kalau ada cara mudah jadi orang kaya dalam waktu singkat saya suka sekali itu. Maka tak heran ketika ada sebuah iklan yang nyelonong di sebuah website yang saya baca, saya lantas klik dan ternyata itu yang jualan jimat yang harganya hampir sejutaan. Saya bingung sih tapi apa mungkin bisa seberuntung itu ? Mereka begitu meyakinkan dan seolah setelah membeli jimat itu tinggal ongkang-ongkang kaki dan uang mengalir begitu derasnya. Sepertinya ini tak masuk akal dan jauh dari pemahaman agama yang baik. Kok percaya kepada jimat bukan percaya kepada Allah yang memberikan rezeki ?

Kaya bukan sekedar banyak harta tapi berkah pula. (Foto :Republika.co.id)

Sayang, Bob Sadino sudah tiada sehingga saya tak bisa mengobrol dengannya dan ingin bertanya tentang kiatnya menjadi pengusaha sukses dan mendapat kekayaan yang berlimpah. Sayang juga saya tak memiliki nomor handphonenya Bill Gates yang mungkin sekali-kali bisa chatingan dengannya atau mungkin saja kalo lagi beruntung bisa ngobrol di handphone dengannya. Semoga saja saya dikasih tip dan trik menjadi orang kaya sepertinya.Saya pikir jika mereka promo dengan kesuksesannya maka itu yang memungkinkan kita bisa mengikutinya.

Berbicara urusan rezeki mengapa mesti khawatir bukankah Allah telah menjanjikan untuk makhluk melata yang ada di muka bumi ini. Masalahnya yang terjadi kemudian adalah ketika rezeki itu didapatkan banyak orang yang lupa bersyukur dan menagnggap apa yang didapatkannya adalah hasil usahanya sendiri dan selalu mengesampingkan Allah. Pantas hidupnya selalu tak cukup karena bsia jadi mereka jauh dari rasa syukur itu. Sekali lagi dengan syukur itu akan bertambah namun bila kufur yang datang adalah azab.

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." (QS.Hud :6)

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya. (QS.Ibrahim : 7).

Sebagai manusia kita tentu membutuhkan uang untuk kehidupan yang dijalani. Untuk mendapatkan uang memang butuh kerja keras. Tetapi pahamilah pula bahwa rezeki itu bukan uang semata karena ada hal lain bisa dianggap rezeki pula. Kesehatan, waktu, akal, kekuatan menghadapi ujian, bisa bersilaturahmi atau istirahat yang cukup sekalipun itu adalah rezeki. Jadi sah saja siapapun untuk mencari uang untuk kebutuhan hidup dan jika ada cita-cita menjadi orang kaya tak ada salahnya.

Kita tahu Rukun Islam yang kelima adalah melaksanakan ibadah haji. Tentu saja pelaksanaan ibadah haji memerlukan dana yang tidak sedikit. Memang itulah kenyataannya tetapi tak lantas membuat kita larut dengan pekerjaan yang membabi buta dan melupakan hak badan kita untuk beristirahat. Karenanya saat kita melakukan ikhtiar menjemput rezeki tersebut barengi pula dengan ketakawaan.

Apapun profesi yang dipilih hal tersebut merupakan olah potensi kemampuan yang dimiliki. Semua itu adalah media semata karena datangnya rezeki adalah rahmat dari Allah. Dengan memegang takwa secara utuh tentunya manusia akan dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jadi kalau harus percaya kepada jimat tentu akan jauh dari yang dinamakan takwa itu. Allah senantiasa menyukai orang-orang yang bertakwa yang memiliki keimanan yang kuat serta selalu berbaik sangka dengan ketentuan yang telah Allah tetapkan kepadanya.

“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.ath-Thalaq :2-3).

Dengan bekal takwa tadi maka semestinya kita tak khawatir dengan kehidupan yang dijalani karena Allah sudah me jamin rezeki dan jika mengalami kesulitan maka Allah akan berikan jalan keluarnya. Ketika mampu memegang takwa secara utuh maka tentu saja perlu pula diimbangi dengan melaksanakan ibadah dengan penuh kekhsuyukan dan keikhlasan. Tugas kita adalah beribadah hanya kepada Allah maka dari itu jika ingin mendapat anugerah dan rezeki dari Allah maka lakukan ibadahs esuai perintah-Nya.

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS.Ad-Dzariyat : 56).

Dan disaat mampu bertakwa lalu melaksanakan ibadah secara baik maka dengan rezeki yang didapatkan jangan lupa untuk bersedekah. Jika kita melakukan sedekah maka harta kita tidak akan berkurang dan tentunya akan semakin bertambah. Tidak sampai di situ tetapi dengan bersedekah maka akan diberi pula pahala dengan apa yang dilakukan. Jadi dengan bersedekah secara materi bertambah dan ganjarannya adalah pahala pula. Di sinilah kita akan menjadi kaya karena merasa cukup dan dekat dengan Allah.

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya” (QS. Saba’: 39).

“Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan”. (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1, hal. 239).

Karenanya menjadi orang kaya itu dengan beribadah, bertakwa dan bekerja keras bukan dengan jimat, itu Namanya syirik. Yang jelas semuanya serahkan saja kepada Allah karena Allah Pemberi rezeki dan menga bulkan doa-doa kita. Titik.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image