Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Marketing DT Peduli 2

Mengundang Keberkahan dengan Sedekah Subuh

Agama | 2025-11-27 09:08:32
Ilustrasi Orang Dewasa Muslim Sedang Berinfaq untuk Sebuah Masjid (Sumber : Chatgpr/AI)

DTPEDULI.ORG | Subuh adalah anugerah baru. Waktu subuh adalah kesempatan untuk memulai hari dengan niat baik, langkah tulus, dan hati yang bersyukur. Dalam Islam, waktu subuh bukan hanya saat untuk menegakkan shalat, tetapi juga waktu yang sangat mustajab untuk berdoa dan bersedekah.

Di sinilah lahir amalan mulia yang dikenal dengan Sedekah Subuh, yakni memberi di waktu subuh dengan niat mencari ridha Allah. Para ulama memandang amalan ini sebagai bentuk pengamalan dari semangat umum Al-Qur'an dan Sunnah dalam memperbanyak sedekah, khususnya di waktu-waktu yang penuh keberkahan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً"

"Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dengan kelipatan yang banyak."(QS. Al-Baqarah [2]: 245)

Ayat ini menjadi dorongan kuat bagi orang beriman untuk bersedekah. Menurut Imam al-Qurthubi dalam Tafsir al-Qurthubi (juz 3, hal. 391), ayat ini menunjukkan bahwa sedekah sejatinya bukan pengurangan harta, melainkan investasi akhirat yang Allah sendiri jamin keuntungannya.

Keistimewaan Waktu Subuh

Mengapa subuh menjadi waktu yang istimewa untuk bersedekah?

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw. bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Setiap datang waktu pagi yang dialami para hamba, ada 2 malaikat yang turun, yang satu berdoa: "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq." Sementara yang satunya berdoa, "Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang yang kikir." (HR. Bukhari 1442 & Muslim 2383).

Hadits ini menjadi dasar utama dari semangat Sedekah Subuh. Ketika seorang hamba mengawali harinya dengan memberi, ia sedang menjemput doa malaikat yang menjanjikan pengganti dari Allah.

Dalam Ihya' 'Ulumuddin karya Imam al-Ghazali (juz 3), disebutkan bahwa salah satu amalan yang disukai para salafus shaleh adalah "menyegerakan kebaikan sebelum hari berjalan terlalu jauh". Imam Ghazali menjelaskan, memberi di waktu pagi menunjukkan semangat mendahulukan kebaikan dan menjauhkan diri dari sifat kikir yang sering muncul seiring berjalannya hari.

Begitu pula dalam Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, dijelaskan bahwa waktu subuh adalah waktu yang paling baik untuk dzikir, doa, dan amalan kebajikan karena keberkahan pagi itu adalah doa Rasulullah Saw. sendiri:

"اللهم بارك لأمتي في بكورها"

"Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya." (HR. Abu Dawud)

Maka, sedekah di waktu subuh adalah cara seorang Muslim menyambut pagi dengan keberkahan.

Sedekah subuh juga bukan hanya ritual memberi uang setelah shalat. Sedekah subuh adalah latihan untuk peka terhadap kebutuhan sesama bahkan sebelum dunia ramai oleh hiruk-pikuk aktivitas. Dengan bersedekah di waktu subuh, seorang mukmin memulai harinya dengan empati dan memberi.

Dalam konteks sosial, sedekah subuh juga bisa menjadi gerakan kebaikan kecil yang berdampak besar. Misalnya, menyisihkan uang digital untuk membantu fakir miskin, mendukung program pendidikan yatim, atau sekadar membelikan sarapan untuk tukang sapu jalanan yang ditemui di pagi hari. Bagi mereka, sedekah subuh yang diterima menjadi bahan bakar dan tenaga, serta harapan untuk memulai hidup di hari yang baru.

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan dalam Madarij as-Salikin (juz 2), "Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah dengan sesuatu yang lebih dicintai oleh-Nya dibanding memberi manfaat kepada hamba-hamba-Nya."

Sahabat Peduli, Sedekah subuh bisa dilakukan dengan sekecil apa pun itu. Karena keberkahan tidak selalu datang dari jumlah, tetapi dari niat yang tulus. Seperti inti pesan Imam Ali bin Abi Thalib r.a dalam Nahjul Balaghah, yang menjelaskan bahwa tidak perlu kaya untuk bersedekah, karena dengan sedekah, kita sedang menuju kekayaan sejati.

Maka, saat fajar menyingsing dan azan subuh berkumandang, sempatkanlah berniat untuk sedekah subuh. Sebab, sedekah subuh bukan sekadar memberi rezeki, tetapi membuka pintu langit agar rahmat Allah mengalir di sepanjang hari. (Agus ID)

Sumber:

Al-Qur’an al-Karim

Shahih al-Bukhari

Shahih Muslim

Sunan Abu Dawud

Tafsir al-Qurthubi, Imam Al-Qurthubi Rahumahullah

Ihya’ ‘Ulumuddin, Imam Abu Ḥāmid al-Ghazālī Rahimahullah

Al-Adzkar, Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi Rahimahullah

Madarij as-Salikin, Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah

Nahjul Balāghah, Imam ‘Alī bin Abī Ṭālib r.a.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image