Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Belajar Bijak dari Kekecewaan Politisi di Negeri Ini

Edukasi | Tuesday, 24 Oct 2023, 10:35 WIB

Sungguh, sudah menjadi ketentuan Tuhan yang tidak terbantahkan jika dalam hidup manusia pasti akan mengalami apa yang dinamakan kekecewaan. Tentu itu menyakitkan, akantetapi jika dipahami secara baik maka hal itu semacam jembatan emas bagi mereka yang mengalaminya jika mau belajar dan bangkit dari kekecewaannya itu.

Kekecewaan bisa menimpa siapa saja termasuk polisi tetapi menyerahkan kepada Allah itu yang sangat baik (Foto : Republika.co.id)

Tidak sedikit baru-baru ini tampak begitu kentara fenomena kekecewaan itu menghinggapi para politisi di negeri ini. Tentu saja ini menarik dan memacu para politisi ini untuk berpikir keras agar mereka lepas dari kesedihan dan melakukan strategi agar ia pun masih diberi kesempatan untuk mewujudkan mimpinya.

Anies Baswedan salah satu Menteri yang diberhentikan Presiden Joko Widodo mampu melakukan usaha terbaiknya hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta. Prabowo kalah dalam dua kali Pilpres bisa jadi menteri Pertahanan. Muhaimin Iskandar tak jadi dipinang Prabowo Subianto malah kini berpasangan dengan Anies Baswedan. Sempat tak dilirik Megawati, Ganjar Pranowo kini alah berpeluang jadi Presiden karena PDIP menjadikan capres. Mahfud MD yang dulu tak jadi cawapres Joko Widodo kini jadi cawapres Ganjar dan memiliki peluang jadi wakil Presiden. Sandiaga Uno, Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi adalah sederet politis yang harus mengalami kekecewaan dengan konstelasi politik yang terjadi.

Memang hal ini menarik untuk dicermati jika kekecewaan adalah hal lumah dan pasti akan dialami oleh siapapun termasuk para politisi tersebut. Tentu saja bagi yang bijak memahami dengan kekecewaan yang dialami dan dia lantas berpikir tidak terlarut dengan kekecewaannya lalu bangkit maka harapan apa yang diinginkannya akan terwujudkan. Tentunya melalui kerja keras yang dilakukannya. Mereka yang mampu melepaskan kekecewaan yang dialaminya lalu bergerak dan berpikir bahwa kesuksesan harus diraih maka hasilnya takkan mengecewakan.

Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan, tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. - Joseph Addison

Berarti semakin kita sadar jika megalami kekecewaan maka yang pertama harus dilakukan adalah bersabar dengan apa yang menimpa kita. Bisa jadi para politisi itu tentu merasa sakit dengan apa yang dialaminya. Tetapi saat pertama terjadi mereka mengutamakan bersabar terlebih dahulu hingga perlahan tapi pasti mereka mencari solusi terbaik baginya hingga mereka bisa keluar dari kekecewaan itudan mampu mewujudkan mimpinya.

Bisa mungkin para politisi itu sudah dibekali dengan kemampuan dan keilmuannya yang cukup sehingga tatkala kecewaan menimpanya mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan dalam waktu singkat bisa bangkit dan berjuang untuk melupakan kekecewaannya. Hasilnya mereka tetap diperhitungkan dan tetap eksis di panggung politik nasional seraya berjuang menggapai mimpi menjadi pemimpin di negeri yang kita cintai ini.

Oleh karenanya jika mampu memahami tentang kecewaan yang dimaksud maka sebenarnya kita tak perlu bersedih. Seharusnya dengan kekecewaan itu kita harus semakin termovitasi terus berkarya untuk menghasilkan karya terbaik kita. Dengan karya terbaik kita maka orang akan mengetahui dengan apa yang telah diperjuangkan dan orang akan menghargai hal itu.

Sekali lagi, kekecewaan hanyalah sebuah ujian bagi siapa saja. Bagi orang yang mampu mebenyahkan kekecewaan itu dan mampu dijadikan modal berharga untuk lebih baik lagi maka akan terwujud apa yang diinginkan serta tentunya membahagiakan siapa saja yang melakukannya.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image