Ketika Kita Menolong Malah Justru Ditodong
Agama | 2023-10-19 08:28:35Pada dasarnya hidup di atas dunia pastilah akan bersinggungan dengan realita kehidupan orang lain. Jika orang lain hidupnya menyenangkan pastilah mereka takkan begitu dekat dengan kita. Sementara adakalanya orang yang memiliki kesusahan atau kesulitan justeru mendekati kita karena ingin dibantu oleh kita. Kesal ? Ya pasti, sebab giliran senang biasanya banyak orang yang tak mau dibebani oleh kita saat dimintai pertolongan.
Bahkan yang lebih menyebalkan adalah saat kita telah habis-habisan menolong orang lain nyatanya orang yang bersangkutan malah tak tahu berterima kasih. Tragisnya ada pula orang yang justeru menjelek-jelekkan kita takala yang bersangkutan pada kesempatan kedua kita tak bisa menolongnya. Disebut pelitlah, nggak pedulilah sampai menuduh pula macam-macam kepada diri kita.
Begitulah terkadang realita yang mesti dihadapi oleh siapa saja saat menolong orang lain tetapi yang ditolong justeru tak menghargai dengan apa yang telah dilakukan. Benar sekali, bahwa berbuat baik sekalipun nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan, sebab selalu saja ada ujian untuk menegaskan apakah kita tulus melakukannya atau terpedaya oleh setan sehingga menjadi orang yang tidak ikhlas saat menolong orang lain.
Sabda Rasulullah SAW berikut ini:“Barang siapa yang berjalan dalam rangka memenuhi hajat saudaranya yang muslim maka setiap satu langkah akan dibalas dengan tujuh puluh kebaikan dan dijauhkan dari tujuh puluh kejelekan.“
Sehingga apapun kondisi yang didapatkan setelah menolong orang lain sebenarnya tak perlu dipikirkan lagi ketika dia membalas kebaikan kita atau malah tidak menghargai kita. Jadi tak perlu risau karena Allah yang akan membalas apa yang telah kita lakukan setelah menolong orang lain. Apapun yang kita lakukan, semuanya takkan pernah sia-sia.
Berbicara ideal, tetap saja sebaik apapun kita kala kita menolong lalu tak dihargai oleh yang ditolong pastilah membuat siapapun akan kecewa. Ini menjadi pelajaran berharga bahwasannya kita butuh kesabaran menghadapi semua itu. Biarkan kebaikan kita tumbuh karena Allah senantiasa akan membalas dengan apa yang telah dilakukan. Semakin banyak kitaberbuat baik maka semakin banyak balasan kebaikan akan datang pula kepada diri kita karena Allah adalah sebaik-baiknya pembalas kebaikan.
“Barang siapa yang berjalan dalam rangka menolong dan memberikan manfaat kepada saudaranya, maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya Mujahidin fi sabilillah.”
Memang bisa mnciptakan kondisi ideal seperti ini bukanlah sesuatu yang mudah. Namun percayalah apa yang telah kita lakukan akan kembali kepada diri kita juga. Jadi tanamkan dalam diri untuk selalu berbuat kebaikan dengan cara menolong orang lain kndati bisa jadi orang lain tak pernah menghargai apa yang telah kita lakukan. Pahami secara baik penghargaan Allah jelas lebih baik ketimbang penghargaan dari manusia. Terulah berbuat kebaikan dan jangan berhenti karena orang tidak menghargai dengan apa yang elah dilakukan.
Rasulullah SAW ketika ditanya Sahabat perihal siapa manusia yang paling dicintai Allah SWT, “Yaitu manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain. Sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapus kesusahan orang lain, atau melunasi utang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan.” (HR. Thabrani).
Sehingga ini menjadi bukti bila siapapun yang betbuat kebaikan dengan mau menolong orang apapun bentuknya maka akandicintai Allah. Jadi semua bis amenjadi paham karenanya, kendati ketika kita menolong malah kemudian ditodong tak perlu menyesal karena Allah takkan pernah tidur dan tahu dengan apa yang kita lakukan. Maka betbuat baiklah sebanyak mungkin yang menjadi bekal kita dan menjao solusi berarti bagi kehidupan yang kini tengah dijalani.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.