Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image hulun hyang

Teliti Masyarakat Adat Tengger, Mahasiswa UB Rekomendasikan Program KSPN TNBTS

Edukasi | Tuesday, 17 Oct 2023, 14:52 WIB
Dokumentasi Tim PKM RSH UB

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) melakukan penelitian untuk melihat eksistensi masyarakat adat Suku Tengger yang tengah berhadapan dengan program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Penelitian ini dilakukan dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Sosial-Humaniora (RSH) yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) tahun 2023.

Tim PKM RSH ini terdiri dari Fajar (FISIP 2020), Muhammad Rizal Efendi (FILKOM 2020), Zulul Shafa Tafiana (FISIP 2020), Fadya Chairunnisa (FISIP 2020), dan Gratio Ignatius Sani Beribe (FISIP 2020) dengan dosen pembimbing Dr Wawan Edi Kuswandoro S.Sos., M.Si.

Ketua Tim, Fajar mengatakan alasan yang melatarbelakangi Tim PKM RSH ini meneliti KSPN di TNBTS karena ambisi Pemerintah Pusat untuk menciptakan “10 Bali Baru” dengan membangun fasilitas pariwisata premium sehingga dapat menarik banyak wisatawan domestik dan internasional. Namun, kawasan TNBTS terdapat masyarakat adat Suku Tengger yang telah hidup ribuan tahun lamanya dengan nilai kearifan lokal yang kompleks.

“Maka dari itu, menarik bagi saya dan rekan satu tim untuk menelisik eksistensi masyarakat adat Suku Tengger di tengah program pembangunan KSPN,” ujarnya.

Tim PKM RSH ini melakukan kajian berkaitan dengan nilai dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat adat suku Tengger melalui tradisi Yadnya Kasada yang merupakan modal sosial mereka dalam menjaga tatanan sosial masyarakat. Namun dari hasil penelitian, modal sosial yang dimiliki masyarakat adat Suku Tengger kini mulai tergerus oleh modernisasi pembangunan, termasuk KSPN Bromo Tengger Semeru.

“Nilai serta kearifan lokal yang dimiliki masyarakat adat Suku Tengger sudah sepatutnya dapat dirawat dan dipelihara dengan berbagai aksi dan upaya nyata, salah satunya dengan pembuatan model pembangunan yang berlandaskan pada nilai-nilai dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat adat,” tutur Fajar.

Berdasarkan hal tersebut, Fajar dan teman-teman setimnya kemudian menyusun model pembangunan berkelanjutan berbasis nilai-nilai yang ada pada tradisi Kasada. Selain itu, mereka juga nantinya akan memberikan beberapa rekomendasi kebijakan dalam bentuk policy brief kepada kementrian-kementrian yang terkait dengan program KSPN TN-BTS.

“Nilai-nilai kearifan lokal serta modal sosial yang dimiliki masyarakat adat suku Tengger dapat menjadi acuan model pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal yang dapat diimplementasikan dalam program pembangunan nasional di Indonesia,” pungkas mahasiswa Sosiologi UB ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image