Cinta Kepada Nabi Muhammad Saw
Agama | 2023-10-15 21:30:05Cinta Kepada Nabi Muhammad Saw.
Rochma Ummu Arifah
Semua umat muslim tentu saja sangatlah mencintai Baginda Rasul Muhammad Saw. Terlebih ketika bertepatan dengan momen Maulid Nabi atau kelahiran nabi, semua pihak beramai-ramai membuat perayaan untuk merayakan momen kelahiran manusia mulia utusan Sang Khalik ini. Tentu terlepas dari pro kontra perayaan hari maulid itu sendiri.
Cinta Kepada Nabi
Perayaan dengan ramai dan meriah diselenggarakan atas dasar cinta kepada Nabi. Aneka ragam bentuk acara dibuat dengan meriah bertujuan untuk menampilkan rasa cinta yang besar seorang hamba kepada Nabinya yang mulia. Setiap muslim diajak untuk larut dalam setiap acara sebagai pembuktian rasa cinta kepada Nabinya.
Muslim tentu memahami bahwa kecintaan kepada Nabinya adalah sebuah keniscayaan dan kemutlakan. Bagaimana tidak? Karena keberadaan Nabi-lah, umat manusia saat ini bisa terhindarkan dari kegelapan kehidupan dan bisa ternaungi oleh cahaya kehidupan yaitu Islam. Karena Nabi-lah sebagai utusan Allah yang telah menyebarkan cahaya Islam ini kepada manusia yang ada.
Rochma Ummu satirah:
Terlebih, seseorang akan bersama dengan siapa yang dicintainya. Hadis ini semakin menegaskan kepada siapa saja sebenarnya layak kita labuhkan cinta dan sayang kita. Tak ada satu muslim sejati pun yang tak ingin bersama dengan Rasulullah kelak di hari pembalasan.
Bukti Cinta Nabi
Bukti nyata cinta kepada Rasulullah adalah dengan mengikuti apa yang beliau bawa. Hal ini dikenal dengan ittiba sebagaima yang disebutkan di dalam surat Ali Imron ayat 31 yang berbunyi,
"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosa kamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Jelas sekali di dalam ayat ini disebutkan bahwa kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah, yaitu mengikuti apa saja yang beliau bawa.
Makna mengikuti Nabi menurut Ibnu Kastir adalah mengikuti semua perintahnya dan larangannya. Sedangkan orang yang tak mengikuti semua perintahnya dan larangannya namun mengatakan mencintai Nabi, maka dia dikatakan sebagai orang yang berdusta.
Dalam mengikuti perjuangan Nabi, tentu kita harus melihat yang pertama adalah sifat dan karakter dakwah Nabi. Dakwah Nabi adalah berlandaskan pada Islam untuk menyeru pada ketauhidan yaitu penyembahan semata kepada Allah SWT sebagai Pencipta.
Yang kedua dari dakwah Nabi adalah dakwah inqilabi yaitu dakwah yang mengubah kekafiran dan kemusyrikan kepada ketauhidan. Dakwah Nabi bertujuan untuk menegakan kehidupan Islam di mana di dalamnya menerapkan semua aturan Islam secara menyeluruh sehingga Islam bisa menjadi Rahmat Lil alamin yaitu rahmat bagi semua alam.
Penerapan aturan Islam yang menyeluruh hanya bisa dijalankan dalam institusi negara yaitu Daurah Islam. Dengan penerapan ini, semua masalah kehidupan bisa terselesaikan dan hadirlah yang dinamakan rahmat.
Kebalikannya, jika aturan Islam tidak diterapkan dalam bingkai negara, negara akan mengambil aturan di luar aturan Islam, misal saat ini adalah aturan sekulerisme dan kapitalisme yang notabene menjadi aturan jahiliyah. Penerapan aturan ini hanya akan membawa kepada kefasadan yaitu kerusakan. Nyata sudah contoh kerusakan yang terjadi akibat dibiarkan aturan Islam ini jauh dari penerapannya. Kerusakan dan kezaliman terjadi di mana. Hidup menjadi tidak tentram dan tidak damai. Manusia dihadapkan pada aneka ragam persoalan kehidupan seakan tanpa solusi nyata.
Untuk itulah, menjadi niscaya untuk mengaplikasikan cinta kita kepada Nabi dengan mengikuti apa yang beliau ajarkan. Rasulullah telah mencurahkan segenap usaha dan pemikiran beliau untuk membuat Islam dan aturannya bisa diterapkan. Dengan itulah, kehidupan manusia bisa berada di level tertinggi. Semua ini hanya bisa teraih dengan adanya institusi yang menerapkan Islam secara menyeluruh. Sehingga, sudah sepatutnya bagi setiap muslim untuk mengusahakan hadirnya kembali sistem ini. Insya Allah. Wallahu alam bishowab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.