Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ferdyansha R.P.

Jangan Sering Menahan Rindu! Kenali Rindu dan Dampaknya bagi Tubuh

Gaya Hidup | Tuesday, 10 Oct 2023, 02:40 WIB

Penulis: Ferdyansha Rama Putra

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

https://media.istockphoto.com/id/470414572/photo/single-or-divorced-woman-alone-missing-a-boyfriend.webp?b=1&s=170667a&w=0&k=20&c=CsqQwNjhjX24wloBO8hW6AOW4h-C3Mz5U8xbwebMtoo=

Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya rindu ini. Di setiap titik dalam hidup seseorang, pasti akan selalu ada titik lahirnya rasa rindu ini. Disaat seorang mahasiswa harus merantau dan meninggalkan kedua orang tuanya, rindu akan mengikutinya. Disaat seseorang harus merelakan kepergian orang-orang yang tercinta ke Rahmatullah, rindu akan mengikutinya. Apapun itu, meninggalkan hal-hal yang sudah membentuk ikatan akan selalu memunculkan kerinduan.

Namun sebagai manusia yang didalam tubuhnya terjadi banyak sekali proses yang mengatur baik kerja tubuh maupun perasaan-perasaan orang tersebut, efek kerinduan tidak boleh disepelekan. Pernakah kamu mendengar nasihat bahwa segala hal yang berlebihan itu tidak baik? Gula yang berlebihan menyebabkan diabetes, garam berlebihan menyebabkan hipertensi, dan rindu pun punya efeknya sendiri jika dirasa berlebihan.

Perasaan-perasaan atau emosi yang dirasakan oleh seseorang sangat berkaitan erat dengan aktivitas otak dan hormon yang ada dalam tubuh mereka. Hormon- hormon yang berbeda juga menimbulkan perasaan-perasaan yang berbeda pula. Apabila kadar dari hormon-hormon tersebut berubah, seseorang pastinya akan mengalami perubahan perasaan atau suasana hati. Tapi bagaimana sebenarnya kaitan rasa rindu ini dengan hormon-hormon kita? Sebesar apa efeknya bagi kesehatan kita masing-masing?

Penjelasan Rindu secara Ilmiah

Rindu timbul disaat kita harus berpisah dengan sesuatu yang telah kita bentuk ikatan terhadapnya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana rasa rindu itu mempengaruhi seseorang, bahkan hewan pun menunjukkan gejala-gejala rindu. Penelitian dilakukan dengan hewan pengerat bernama prairie vole.

Para peneliti memisahkan prairie vole jantan dengan betina selama empat hari dan menemukan bahwa hewan pengerat tersebut menunjukkan gejala-gejala depresi dan peningkatan level hormon kortikosteron. Hormon ini adalah golongan hormon kortisol yang mempengaruhi bagaimana tubuh merespons stress. Disaat prairie vole diberikan obat yang menghambat hormon tersebut, mereka tidak lagi menunjukkan gejala-gejala tersebut. Hal ini membuktikan bahwa hormon stress tersebut adalah akar permasalahannya.

Penelitian yang sama juga dilakukan kepada pasangan manusia. Seorang psikolog dari University of Utah, Lisa Diamond, memisahkan sepasang kekasih selama empat sampai tujuh hari untuk menemukan efeknya terhadap gejala fisik mereka. Lisa menemukan gejala yang hampir sama. Ada peningkatan pada hormon kortisol dan juga gejala-gejala lain pada subjek seperti gangguan tidur. Hasil ini juga membuktikan bahwa rasa rindu berkaitan erat dengan aktivitas hormon stress pada tubuh manusia.

Bagaimana rindu berdampak buruk pada diri kita?

Sebelumnya, mari kita mulai dengan ‘cinta’, akar dari tumbuhnya rasa rindu. Disaat kita merasakan rindu, tubuh kita memproduksi banyak hormon, diantaranya adalah estrogen, testosteron, dopamin, serotonin, dan dopamin. Produksi hormon ini mempengaruhi bagaimana tubuh bekerja.

Disaat kita merasakan rindu, produksi dari hormon-hormon ini berkurang. Hal ini yang nantinya berdampak buruk kepada diri kita. Pertama, hormon dopamin yang berkaitan dengan rasa bahagia dan hasrat untuk bersama dengan orang yang dicintai akan meningkat saat sedang merasakan rindu.

Peningkatan hormon dopamin berkaitan dengan produksi hormon serotonin yang bekerja mengendalikan stress, nafsu makan, dan suasana hati seseorang. Kedua hormon ini mempengaruhi hormon oksitosin dan menyebabkan perasaan ingin bertemu menjadi bergolak. Disaat rasa rindu mulai terasa berlebihan, hormon serotonin tadi akan mendominasi dan menyebabkan stress serta perasaan tidak bahagia.

Lebih jelasnya, merasakan rindu yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan psikologis diantaranya:

· Membuat fisik merasa tidak nyaman dan lemas

· Peningkatan rasa kecemasan

· Gangguan tidur

· Peningkatan darah naik

· Susah berkonsentrasi

Lalu, bagaimana kita mengatasinya?

Rindu adalah perasaan yang wajar untuk dirasakan seseorang. Setiap orang pasti mengalami momen yang menimbulkan rasa rindu dalam diri mereka. Bagian terpentingnya adalah bagaimana kita menyikapi rasa rindu tersebut agar tidak menjadi berlebihan. Beberapa hal tersebut antara lain:

1. Cari kesibukan lain

Disaat kita merindukan sesuatu, fokus kita akan terarah ke hal-hal yang kita rindukan tersebut. Namun, dengan mencari kesibukan lain, fokus kita akan teralihkan sehingga rasa rindu tersebut dapat terobati.

2. Lakukan hobi

Melakukan hobi memberikan kita kesempatan untuk melupakan sesaat hal-hal yang kita rindukan. Tak hanya itu, hobi-hobi seperti membaca, bermain musik, dan berolahraga dapat berefek positif untuk kesehatan tubuh dan mental kita masing-masing.

3. Tidur

Tidur memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan otak. Hal ini juga membantu dalam mengatasi perasaan rindu yang berlebih. Tidur dapat meningkatkan konsentrasi seseorang, performa fisik, dan menjaga suasana hati seseorang.

4. Beribadah

Beribadah merupakan kebutuhan spiritual yang penting untuk dipenuhi seseorang. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, kesehatan mental seseorang pun pastinya terjaga sehingga dapat mencegah timbulnya stress akibat rasa rindu yang berlebihan.

Itulah beberapa cara agar kita dapat mencegah rasa rindu yang kita rasakan tumbuh berlebihan. Rasa rindu sudah menjadi komponen yang tidak bisa dilepaskan dari perasaan masing-masing orang. Rasa rindu tidak boleh dilepaskan karena merupakan salah satu bentuk cinta kita terhadap seseorang atau sesuatu. Namun dengan mencegahnya tumbuh berlebihan dan memberikan dampak negatif untuk diri sendiri, kita tidak akan membuat khawatir orang-orang yang kita rindukan dan sayangi. Karenanya, mari kita mulai memperhatikan perasaan kita masing-masing untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image