Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Mengenyahkan Ujub: Menyelami Makna Rendah Hati

Agama | Saturday, 07 Oct 2023, 11:19 WIB
Dokumen Republika.co.id

Taubat dan istighfar adalah dua konsep penting dalam Islam yang mengajarkan manusia untuk merendahkan diri dan tidak merasa bangga dengan ketaatannya. Hadits-hadits dan ajaran dalam Islam menekankan pentingnya sikap rendah hati, keinginan untuk memperbaiki diri, dan selalu bertaubat kepada Allah. Dalam eksposisi ini, kita akan menjelaskan mengapa seseorang tidak boleh merasa ujub terhadap dirinya sendiri dan mengapa taubat serta istighfar adalah bagian integral dari kehidupan seorang muslim.

Tidak Merasa Ujub

Seseorang yang taat dalam menjalankan ibadah tidak seharusnya merasa bangga diri dengan dirinya dan amal perbuatannya. Mengapa? Karena setiap manusia adalah makhluk tempat salah, tempatnya alpa, dan selalu kurang. Dalam pandangan Islam, manusia adalah mahluk yang penuh dengan kesalahan dan kelemahan. Tidak ada manusia yang sempurna. Maka dari itu, seorang muslim harus selalu merendahkan diri dan tidak bersikap ujub terhadap ketaatannya.

Bertaubat dan Meminta Ampun

Sebaliknya, seorang muslim wajib untuk segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah atas sikap alpa, kesalahan, dan ketergelincirannya. Ini merupakan tindakan yang sangat penting dalam memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Taubat adalah tanda bahwa seseorang menyadari kesalahannya dan ingin kembali kepada jalan yang benar. Allah SWT adalah Maha Pengampun, dan Dia selalu siap menerima taubat hamba-Nya yang tulus.

Hadits tentang Banyaknya Kesalahan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ad-Darimi, disebutkan bahwa setiap anak Adam banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat salah adalah yang banyak bertaubat. Pesan dari hadits ini sangat jelas, yaitu bahwa manusia adalah makhluk yang cenderung berbuat kesalahan. Namun, yang membuat perbedaan adalah seberapa cepat dan tulus seseorang bertaubat.

Allah Mencintai Hamba yang Bertaubat

Penting untuk dipahami bahwa taubat dan istighfar bukan berarti Allah mencintai dosa atau kemaksiatan. Sebaliknya, Allah sama sekali tidak mencintai kekufuran atau perbuatan dosa. Namun, Allah mencintai hamba-Nya yang, ketika mereka berbuat dosa dan melakukan kemaksiatan, mereka merasa menyesal, bertaubat kepada Allah, dan meminta ampun kepada-Nya.

Kesimpulan

Dalam Islam, merendahkan diri, tidak merasa bangga dengan ketaatan, serta selalu bertaubat dan meminta ampun kepada Allah adalah nilai-nilai yang sangat ditekankan. Seseorang yang taat kepada Allah harus selalu sadar akan kelemahan dan kesalahan dirinya, dan sikap rendah hati serta tindakan bertaubat adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Allah mencintai hamba-Nya yang selalu bersedia untuk bertaubat dan memperbaiki diri, sehingga taubat dan istighfar merupakan bagian penting dalam kehidupan seorang muslim. Semoga pemahaman ini membantu kita menjadi hamba yang lebih baik di mata Allah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image