Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhtar Arifin

Pahala Menjadi Terhapus Disebabkan Satu kalimat Saja

Agama | 2022-05-05 02:18:54
Sumber Gambar Ilustrasi: levatra.com.

Ramadhan telah berlalu dan bulan syawal telah masuk. Masih segar dalam ingatan, amalan-amalan yang dilakukan pada bulan ramadhan. Ada yang memiliki kelebihan dalam shalat sunnahnya. Ada yang istimewa dalam sedekahnya. Ada pula yang mengkhatamkan al-Qur’an sampai beberapa kali. Apakah kita bisa memastikan bahwa amalan selamat dari perkara yang dapat menghapus pahalanya?

Berikut ini ada sebuah perkara yang terkadang kita jatuh di dalamnya tanpa kita sadari, yaitu merendahkan sesama muslim. Ia adalah perkara yang dapat menjadikan amalan seorang hamba menjadi hilang. Dalilnya tercantum dalam kitab Riyadhush Shalihin, no. 1576 dalam Bab Tahrim Ihtiqaril Muslimin (Bab Diharamkannya Merendahkan Orang-orang Muslim).

عن جُندب بن عبدِ الله - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «قَالَ رَجُلٌ: وَاللهِ لاَ يَغْفِرُ اللهُ لِفُلانٍ، فَقَالَ اللهُ - عز وجل: مَنْ ذا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لا أغْفِرَ لِفُلانٍ! فَإنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُ، وَاحْبَطْتُ عَمَلَكَ». رواه مسلم

Dari Jundab bin Abdullah – semoga Allah meridhai beliau - berkata, “Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wasallam - bersabda, “Ada seorang lelaki berkata: “Demi Allah, Allah tidak mengampuni Fulan”. Lalu Allah – Azza wajalla – berfirman, “Siapakah yang berani bersumpah atas-Ku bahwa aku tidak mengampuni Fulan?! Sesungguhnya aku telah mengampuninya dan menghapuskan amalanmu”. (HR. Muslim, no. 2621).

Hadits ini mengajarkan kepada kita beberapa pelajaran yang berharga:

1. Peringatan dari merendahkan sesama muslim dan menghina mereka.

Menghina seorang muslim karena kekurangannya dalam beramal adalah merupakan perkara yang tidak semestinya dilakukan. Hal itu karena ternyata perbuatan semacam ini dapat menyebabkan pahala amalan yang telah dilakukan seseorang menjadi hilang dan terhapus. Alangkah meruginya seseorang jika mengalami hal itu!

Bisa saja seseorang terlihat amalannya kurang, akan tetapi ia memiliki amalan istimewa yang tidak dilihat oleh orang lain. Allah telah melarang hamba-Nya dari sikap merendahkan sesama muslim dalam firman-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok-olok kamu yang lain. Boleh jadi mereka (kaum yang diperolok-olok) lebih baik daripada mereka (kaum yang memperolok-olok). (QS. Al-Hujurat: 11).

2. Tetap optimis terhadap rahmat Allah.

Dalam hadits ini juga terdapat anjuran untuk tetap optimis meskipun seseorang telah terjatuh dalam berbagai dosa dan kemaksiatan. Ia tetap memiliki kesempatan untuk bertaubat kepada Allah dan meraih rahmat-Nya. Dalam Bahjatun Nadzirin (III/96) dijelaskan di antara faidah hadits itu adalah: “Larangan berputus asa dari rahmat Allah”.

Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Muslim (XVI/174), “Dalam hadits ini terdapat sebuah dalalah bagi ahlissunnah tentang adanya pengampunan dosa-dosa tanpa taubat apabila Allah menghendaki untuk mengampuninya”. Allah telah berfirman: “

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas atas diri-diri mereka sendiri (dengan berbuat dosa), janganlah berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53).

3. Ujub dengan suatu amalan dapat mengapuskan pahala.

Hadits di atas juga memberikan pelajaran lain bagi kita bahwa ujub terhadap suatu amalan yang kita lakukan dapat menghapuskan pahala amalan kita. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Syarah Riyadhish Shalihin oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (VI/261). Oleh karena itu, sudah seyogyanya kita ingat bahwa tidaklah kita mampu melakukan suatu kebaikan apapun jika tidak mendapatkan taufiq dan pertolongan dari Allah. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari rasa ujub dengan amal shalih kita.

Semoga Allah melindungi kita dari perkara-perkara yang dapat menghapuskan pahala kita. Semoga Allah memberikan kepada kita taufiq untuk menempuh jalan yang diridhai-Nya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image