Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Kenapa Batik Indonesia Akhirnya Diakui sebagai Warisan Budaya Dunia?

Gaya Hidup | Tuesday, 03 Oct 2023, 09:19 WIB
Peragaan busana batik. Foto: dokumentasi pribadi.

TANGGAL 2 Oktober rutin kita peringati sebagai Hari Batik Nasional. Tujuan diadakannya Hari Batik Nasional yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya pengembangan dan perlindungan batik Indonesia.

Tanggal 2 Oktober dipilih karena pada tanggal itulah batik, dalam hal ini batik tulis Indonesia. secara resmi dikukuhkan sebagai warisan budaya tak benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) -- badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi masalah-masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Kenapa batik tulis Indonesia akhirnya diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda?

UNECO menilai batik tulis Indonesia memiliki sejumlah karakteristik yang memenuhi sejumlah kriteria sebagai warisan budaya tak benda. Apa saja?

Pertama, berbasis komunitas. Batik tulis Indonesia berkembang atas dasar komunitas dan bergantung pada tradisi, keterampilan, dan adat istiadat, yang diturunkan ke seluruh komunitas, dari generasi ke generasi, atau ke komunitas lain.

Kedua, inklusif. Secara turun temurun, batik tulis telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan telah berevolusi sebagai respons terhadap lingkungan dan sekaligus memberi rasa identitas dan kontinuitas, menyediakan tautan dari masa lalu melalui masa kini, dan ke masa depan. Batik tulis berkontribusi terhadap kohesi sosial, mendorong rasa identitas dan tanggung jawab yang membantu individu untuk merasa menjadi bagian dari satu komunitas.

Ketiga, tradisional-kontemporer. Batik tulis tidak hanya mewakili tradisi warisan dari masa lalu tetapi juga mewakili tradisi kontemporer di mana kelompok budaya yang beragam mengambil bagian di dalamnya.

Sudah barang tentu, kita semua wajib bangga mempunyai produk budaya yang diakui sebagai warisan dunia. Akan tetapi, rasa bangga saja tidaklah cukup.

Kita wajib menjaga eksistensinya. Pada saat yang sama, kita juga perlu terus mengupayakan agar industri batik kita makin moncer dan berkontribusi lebih signifikan bagi perekonomian bangsa dan kesejahteraan masyarakat.

Yang tidak kalah krusialnya adalah ikhtiar dalam hal kaderisasi pembatiktulis. Pasalnya, di sejumlah sentra batik di Tanah Air, ada kecenderungan kian berkurangnya generasi penerus yang mau menekuni batik tulis.

Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka akan sangat mengkhawatirkan bagi eksistensi batik tulis kita.

Sekolah maupun perguruan tinggi dapat mengambil peran bagi upaya kaderisasi pembatik tulis dengan memasukkan pendidikan membatik dalam kurikulumnya, baik itu lewat jalur intra kurikulum atau pun lewat ekstra kurikulum.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image