Lindungi Diri dan Orang Sekitar dari TBC
Eduaksi | 2023-09-29 23:04:32
Di Indonesia, TBC menduduki peringkat kedua setelah India dalam hal jumlah kasus, dengan total 969 ribu kasus dan 93 ribu kematian per tahun, atau setara dengan 11 kematian setiap jam. Berdasarkan laporan Global TB tahun 2022, kasus TBC terbanyak terjadi pada kelompok usia produktif, terutama pada rentang usia 25 hingga 34 tahun. Di Indonesia, kasus TBC paling tinggi tercatat pada kelompok usia produktif, khususnya pada rentang usia 45 hingga 54 tahun.
Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan bersama seluruh tenaga kesehatan berhasil mendeteksi lebih dari 700 ribu kasus TBC. Jumlah ini merupakan angka tertinggi sejak TBC menjadi program prioritas Nasional. Angka keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat di Indonesia juga sebanyak 85%. Sementara angka keberhasilan pengobatan TBC resisten obat di Indonesia secara umum keberhasilannya 55%.
Salah satu langkah yang efektif dalam pencegahan TBC adalah melalui penerimaan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini merupakan bagian dari program imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi mencapai usia 2 bulan. Jika belum pernah mendapatkan vaksin BCG, disarankan untuk mengambil vaksin tersebut, terutama jika ada anggota keluarga yang mengidap TBC. Beberapa Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan TBC yaitu:
1. Menggunakan masker saat berada ditempat ramai dan berinteraksi dengan penderita TBC, serta mencuci tangan.
2. Tutup mulut saat bersin, batuk, dan tertawa atau gunakan tisu untuk menutup mulut, tisu yang sudah digunakan dimasukan kedalam plastik dan di buang ke kotak sampah.
3. Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
4. Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
5. Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang diderita tidak lagi menular.
6. Khusus bagi penderita TB menggunakan masker ketika berada disekitar orang terutama selama tiga minggu pertama pengobatan, upaya ini dapat membantu mengurangi resiko penularan.
Tuberkulosis (TBC) merupakan permasalahan kesehatan serius di Indonesia dengan tingkat kasus yang tinggi, terutama pada kelompok usia produktif. Tindakan pencegahan yang efektif, seperti vaksinasi BCG dan praktik kebersihan yang baik, adalah kunci dalam upaya mengatasi dan mengurangi penyebaran TBC. Selain itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting dalam mencapai tujuan pengendalian TBC. Dengan kesadaran dan tindakan bersama, kita dapat memerangi TBC dan memastikan masyarakat Indonesia hidup lebih sehat dan terbebas dari ancaman penyakit ini
Oleh: Savira Ratnadewati N/ Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Referensi:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1767/stop-tuberkulosis
Yulianti, T. R., Sabila, A. A., Farha, B. M., Renhoran, C. R., Putri, C. N., Rumaisha, D., Aini, N., Hasnanisa, N., Ashari, P., Umari, Q. M., Hakiki, R. N., Hasana, W. P., Rahmaniati Makful, M., Febrina Pohan, T., Studi, P., Masyarakat, K., Indonesia, U., Kesehatan, D., & Depok, K. (2022). Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis Paru. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas, 2(1), 68–81. https://doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5885
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
