Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wildan Pradistya Putra

Menyiapkan Masa Depan Anak Bangsa dengan Menjaga Asupan Makanan Sejak Dini

Eduaksi | Friday, 29 Sep 2023, 13:47 WIB
Ilustrasi Makanan Sehat (Sumber: Shutterstock)

Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030. Bonus demografi sendiri merupakan suatu keadaan di mana terjadi peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif, yaitu berkisar antara 16 hingga 65 tahun. Diperkirakan penduduk usia produktif di Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai 68,3% dari total seluruh penduduk di Indonesia. Hal ini pulalah yang membawa optimisme gagasan “Indonesia Emas” tahun 2045.

Secara matematis, tahun 2030 akan datang pada 7 tahun lagi, sementara tahun 2045 akan datang pada 22 tahun lagi. Boleh jadi mereka yang mengendalikan sektor-sektor penting di masa depan merupakan siswa-siswa yang saat ini duduk di bangku sekolah. Oleh karena itu, menyiapkan pemimpin-pemimpin masa depan yang dimulai dari bangku sekolah menjadi penting untuk dilakukan. Salah satunya melalui menjaga makanan yang masuk dalam tubuh mereka.

Makanan yang baik akan membersamai tumbuh kembang anak secara optimal baik dari segi fisik maupun otak. Sudah sepatutnya anak-anak diberikan makanan bergizi dan kaya vitamin. Namun, kurangnya edukasi dan masih minimnya literasi membuat anak tidak memahami dampak makanan yang masuk ke dalam tubuh. Lebih parahnya lagi, pola makan yang tidak dijaga dapat mengakibatkan beberapa penyakit.

Pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja wajib dilakukan. Kebutuhan gizi bagi remaja sangat besar karena pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang pesat baik dari berat maupun tinggi badan. Pemenuhan gizi itu dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan. Sebab, setiap makanan memiliki kandungan zat gizinya masing-masing.

Sekolah sebagai tempat anak mencari ilmu dapat menjadi wadah bagi anak dalam meningkatkan pemahaman terkait urgensi asupan makanan. Meskipun anak dapat mencari informasi di internet tapi penguatan untuk menjalankan informasi positif itu dalam keseharian ada di dunia pendidikan. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa setiap anak perlu mendapatkan bimbingan dan arahan terkait makanan sehat.

Pemahaman terkait makanan sehat dapat menjadi salah satu fokus sekolah yang penting untuk ditanamkan di benak siswa. Sekolah dapat mengimplementasikan pemahaman dalam berbagai macam kegiatan. Pertama, mengolaborasikan dengan pelajaran terkait, misalnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada mata pelajaran Biologi. Manajemen sekolah dapat duduk bersama dengan guru terkait untuk memberikan penekanan makanan sehat pada pembelajaran. Hal ini tentu dengan cara mengaitkan dengan kurikulum dan materi yang sesuai. Selain itu, guru juga dapat membuat berbagai aktivitas menarik di dalam kelas yang berkesan sehingga mudah diingat dan bermakna bagi siswa.

Kedua, bekerja sama dengan pihak eksternal untuk memberikan pemahaman kepada siswa terkait makanan bergizi. Sekolah dapat berkerja sama dengan pihak eksternal misalnya, puskesmas, dinas kesehatan, maupun universitas. Dengan memberikan ruang pada para siswa untuk berinteraksi langsung dengan ahli makanan dapat membuat kepercayaan siswa semakin kuat terhadap pesan yang disampaikan.

Materi sosialisasi bisa terkait dengan cara membiasakan makan dan minum dengan gizi seimbang termasuk minum air putih, makan buah dan sayur setiap hari. Selain itu, siswa juga dihimbau untuk menghindari/meminimalisasi konsumsi makanan cepat saji serta makanan/minuman yang berpemanis, kurang gula, garam, dan lemak. Siswa juga dapat diberikan pemahaman cara membedakan makanan sehat dan makanan yang memiliki kandungan berbahaya bagi tubuh.

Ketiga, membuat program perkembangan pertumbuhan siswa. Pertumbuhan siswa terkait tinggi dan berat badan sangat berkaitan dengan pola makan. Orang tua perlu mengetahui pertumbuhan anaknya. Sekolah dapat membuat program pencatatan tinggi dan berat badan siswa yang dilaporkan langsung kepada orang tua. Dalam pelaporan itu juga dapat diberikan rekomendasi langsung kepada orang tua terkait yang harus dilakukan orang tua terhadap kondisi anaknya. Hal ini merupakan langkah kolaboratif antara sekolah dan orang tua untuk memaksimalkan pertumbuhan anak.

Anak-anak yang sekarang menembuh pendidikan merupakan generasi masa depan yang harus kita jaga perkembangannya. Salah satu cara menjaganya dengan memastikan mereka mendapatkan asupan makanan yang bergizi sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Sekolah sebagai tempat mencari ilmu dan mendidik siswa dapat memberikan pemahaman kepada siswa terkait gizi dan makanan sehat dengan berbagai macam program yang dibuat sekolah. Sekolah juga dapat mengolaborasikan dengan orang tua untuk menjaga agar anak mendapatkan makanan sehat. Selain itu, program kantin sehat merupakan langkah konkret sekolah dalam memberikan kebutuhan makanan sehat bagi siswa. Mari menciptakan lingkungan sekolah yang sehat untuk membentuk siswa yang tangguh dan berprestasi. Demi masa depan bangsa yang cerah.

Wildan Pradistya Putra, Pendidik di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Malang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image