Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Tikus Raksasa Pernah Menghuni Bumi

Khazanah | Friday, 29 Sep 2023, 07:09 WIB
Tikus raksasa pernah menghuni Bumi. Foto: newyoktimes.com.

DI masa lampau, beberapa bagian Bumi kita ternyatapernah dihuni oleh spesies tikus raksasa, yang ukuran tubuhnya sebesar seekor anjing.

Bukti untuk hal tersebut diperoleh dari temuan sejumlah fosil. Salah satunya yaitu temuan delapan spesies tikus raksasa asal Timor Leste oleh sekelompok arkeolog, beberapa waktu lalu. Temuan ini merupakan bagian dari proyek arkeologi yang meneliti pergerakan manusia purba di seluruh Asia Tenggara dan bagaimana penyebarannya mempengaruhi lingkungan.

Berdasar pada temuan fosil tersebut, diperkirakan selama ribuan tahun manusia telah hidup berdampingan dengan tikus dan memanfaatkan hewan ini sebagai sumber pangan. Ini ditandai dengan bekas sayatan dan luka bakar pada fosil tulang yang ditemukan para peneliti.

Menurut Julien Louys, ahli paleontologi dan peneliti dari Universitas Nasional Australia, yang ikut dalam proyek arkeologi pergerakan manusia purba di seluruh Asia Tenggara, tikus raksasa muncul di di wilayah Timor sekitar 1 juta hingga 2 juta tahun yang lalu, meski masih sulit untuk memastikannya.

Menurut para peneliti, tikus raksasa ini bisa tumbuh sebesar anjing kecil, dengan berat masing-masing 5 kilogram. Namun, hewan ini akhirnya punah sekitar seribu tahun yang lalu karena alasan yang belum pasti. Para peneliti menduga kemungkinan penemuan alat/perkakas logam yang memungkinkan manusia untuk membersihkan habitat alami lebih cepat dari sebelumnya, mendorong kepunahan hewan pengerat raksasa ini.

“Ketika alat-alat logam dikembangkan, deforestasi besar-besaran terjadi. Ini adalah hipotesis kerja terbaik terkait kepunahan tikus ini,” kata Louys, seperti dikutip laman sci.news.

Menurut para peneliti, manusia dan tikus raksasa terus berinteraksi selama ribuan tahun tanpa perubahan dramatis pada populasi tikus. Dari penelusuran Louys bersama timnya diketahui pula bahwa di Kepulauan Canary, yang lebih kecil dari Timor Leste, dan tutupan hutannya lebih sedikit, tikus raksasa musnah dalam beberapa ratus tahun setelah manusia tiba di sana.

Para peneliti berasumsi bahwa hubungan antara tikus raksasa yang punah ini dan manusia kuna menorehkan kisah penting yakni bagaimana migrasi manusia mempengaruhi suatu ekosistem. Dengan mempelajari bukti dari wilayah yang mendahului kedatangan manusia dan membandingkannya dengan setelahnya, para ilmuwan dapat mengukur dampak campur tangan manusia terhadap spesies-spesies hewan yang telah punah.

Menurut para peneliti, hewan pengerat super besar, seperti tikus raksasa yang pernah berkeliaran di Timor Leste, merupakan hewan yang pernah hidup selama jutaan tahun di sepanjang zaman Pleistosen, dari sekitar 1,8 juta hingga sekitar 11.700 tahun yang lalu.

Banyak dari hewan pengerat itu memang memiliki ukuran jumbo alias sangat besar. Contohnya, Castoroides, genus berang-berang raksasa Amerika Utara yang telah punah, beratnya mencapai 100 kilogram. Ada juga Hutia raksasa, makhluk mirip babi guinea yang dulu menghuni kawasan Hindia Barat, dan beratnya bisa mencapai 200 kilogram. Selain itu, terdapat pula Josephoartigasia monesi, hewan pengerat terbesar yang pernah hidup, denga berat mencapai 1.534 kilogram.

Tikus besar masih ada

Kembali lagi ke soal tikus, meski tikus raksasa telah punah, hingga sekarang beberapa spesies tikus besar toh masih bisa kita jumpai. Misalnya, di Papua Nugini, Flores, dan Filipina.Tikus besar ketiga wilayah ini, beratnya dapat mencapai 3 kilogram.

Louys merasa yakin bahwa perjalanan waktu nantinya akan mampu menyingkap apakah tikus raksasa seperti yang pernah ditemukan fosilnya di Timor Leste itu memiliki hubungan kekerabatan dekat – baik yang masih hidup ataupun telah punah – atau tidak dengan tikus besar lainnya. Tentu saja, ini perlu ditopang dengan ekspedisi dan penelitian lebih lanjut dari para ahli.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image