Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Digitalisasi Pertanian untuk Menjaga Ketahanan Pangan

Teknologi | Sunday, 24 Sep 2023, 12:30 WIB
Petani memanen padi. Foto: Fauzan/ANTARA via republika.co.id.

PANGAN merupakan salah satu kebutuhan pokok umat manusia di mana pun. Ketersediaan bahan pangan harus benar-benar terjamin. Ketahanan pangan menjadi isu yang semakin krusial seiring dengan peningkatan populasi Bumi. Menjaga ketahanan pangan adalah kewajiban kita bersama. Digitalisasi pertanian menjadi bagian penting dari upaya menjaga ketahanan pangan Bumi kita.

Organisasi Pangan Dunia (FAO) menyatakan bahwa ketahanan pangan adalah ketika semua orang, pada tingkat individu, rumah tangga, nasional, regional maupun global, setiap saat, memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap pangan secara cukup, aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka dan juga memiliki pilihan makanan guna menunjang hidup aktif dan sehat.

Terus bertambahnya populasi Bumi dan terjadinya perubahan pola makan penduduk Bumi mendorong permintaan akan bahan pangan. Celakanya, di berbagai belahan dunia, produksi pangan malah menurun.

Sebuah laporan tahun 2020 lalu menemukan bahwa hampir 690 juta orang -- atau 8,9 persen dari populasi global -- mengalami kelaparan, naik hampir 60 juta dibanding periode lima tahun sebelumnya. Ketahanan pangan menjadi tantangan masa depan karena Bumi perlu menghasilkan sekitar 70 persen lebih banyak makanan pada tahun 2050 mendatang agar mampu memberi makan sekitar 9 miliar orang.

Di sisi lain, sektor pertanian menghadapi risiko negatif dari adanya perubahan iklim berupa peningkatan suhu Bumi, variabilitas cuaca, pergeseran batas agroekosistem, serangan tanaman dan hama, serta cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi. Buntutnya, hasil panen melorot, terjadinya penurunan kualitas nutrisi pada sejumlah komoditas pertanian serta terjadinya penurunan produktivitas ternak.

Tentu saja, adaptasi sangat diperlukan untuk mempertahankan sektor pertanian agar tetap mampu mencapai produksi yang diharapkan dan sekaligus menjaga kualitas nutrisi makanan tetap terjaga demi memenuhi permintaan pangan yang cenderung bakal terus meningkat.

Salah satu wujud adaptasi sektor pertanian dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan perubahan iklim adalah dengan mengupayakan digitalisasi pertanian, yakni integrasi tanpa batas dari teknologi digital ke dalam pengelolaan tanaman pangan dan ternak serta proses lain dalam sektor pertanian.

Bagi para petani, adanya digitalisasi pertanian ini dapat menawarkan peluang untuk meningkatkan produksi, menghemat biaya produksi dan menghilangkan sejumlah risiko yang dapat menggangu target produksi.

Sementara bagi pihak konsumen, digitalisasi pertanian akan memungkinkan mereka mengetahui secara lebih akurat tentang produk-produk pangan yang mereka beli -- mulai dari bagaimana produk itu dihasilkan, kualitas nutrisinya, hingga dari mana produk itu dihasilkan.

Salah satu bentuk digitalisiasi pertanian dalam proses produksi pangan adalah penggunan metode robotika dalam sektor peternakan, seperti pada industri peternakan sapi perah, unggas dan sapi potong.

Lewat sistem robotika, misalnya, robot-robot khusus digunakan untuk mengumpulkan dan menyortir telur unggas, melakukan pemerasan susu dan melakukan pembersihan kandang. Robot juga dapat digunakan untuk membantu mendeteksi dan melakukan pengobatan terhadap hewan-hewan ternak yang sakit.

Contoh lain digitalisasi pertanian adalah pemanfaatan citra satelit. Memanfaatkan sensor cahaya dan panas infra-merah digital yang dikombinasikan dengan teknologi sistem informasi geografis pada drone khusus, petani dapat mengukur kesehatan tanaman mereka dan sekaligus mengambil keputusan secara lebih akurat dalam soal pengairan, pengendalian hama, penggunaan pupuk, serta penetapan waktu panen.

FAO dan Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), dengan dukungan dari sejumlah pihak, telah mengembangkan panduan strategi digitalisasi pertanian untuk membantu negara-negara anggotanya dalam mengembangkan strategi dan rencana induk pertanian nasional mereka.

Sejauh ini, FAO telah mengembangkan aplikasi, pangkalan data serta platform khusus untuk mendukung terwujudnya digitalisasi pertanian di seluruh dunia, yang diharapkan akan turut memperkuat ketahanan pangan Bumi kita.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image