Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Mengapa Kesehatan adalah Amanah

Agama | Monday, 11 Sep 2023, 18:17 WIB
Dok. Republika.co.id

Tubuh manusia adalah anugerah yang luar biasa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kutipan di atas, tubuh kita bisa diibaratkan sebagai tunggangan yang harus kita perlakukan dengan lembut agar dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Dalam argumen ini, kita akan menjelaskan mengapa kita harus memperlakukan tubuh kita dengan penuh kehati-hatian dan mengapa tidak benar jika seseorang menyiksa tubuhnya dengan berbagai cara.

Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa tubuh kita memiliki hak yang harus dipenuhi. Kita tidak boleh menyakitinya dengan memberinya makanan berlebihan atau memenuhi keinginan syahwat yang berlebihan. Hal ini tidak hanya akan merugikan tubuh kita, tetapi juga agama kita. Menjaga keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan tubuh adalah tindakan yang bijaksana.

Saat kita berbicara tentang memenuhi kebutuhan tubuh, ini mencakup aspek makanan dan minuman. Menghalangi tubuh dari makanan dan minuman yang cukup akan mengakibatkan kerusakan pada tubuh. Badan akan menjadi kering, lemas, dan tidak sehat. Ini bukanlah tindakan yang bijak. Rasulullah dan para Sahabatnya juga tidak mengajarkan untuk menyiksa diri dengan cara ini.

Selain itu, mengenakan pakaian yang kasar dengan dalih zuhud terhadap dunia dan kenikmatannya juga tidak benar. Rasulullah dan para pengikutnya hidup dengan sederhana, tetapi itu tidak berarti mereka menyiksa tubuh mereka dengan sengaja. Zuhud terhadap dunia adalah tentang menjaga hati dan niat, bukan tentang menyakiti tubuh.
Lebih lanjut, ketika seseorang menghalangi tubuhnya dari kebutuhan asasinya, ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Tubuh yang tidak mendapatkan cukup makanan, minuman, dan perawatan yang layak akan mengalami berbagai masalah, termasuk penurunan daya tahan tubuh, kelemahan, dan bahkan penyakit serius. Ini adalah tindakan yang tidak bijak dan tidak sesuai dengan ajaran agama.

Dalam Islam, ada konsep yang dikenal sebagai "mizan" atau keseimbangan. Ini berarti menjaga keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam memperlakukan tubuh kita. Kita harus memberikan tubuh kita apa yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai manusia.
Selain itu, menyiksa tubuh kita dengan cara menghalanginya dari kebutuhan asasinya juga tidak akan membawa manfaat dalam mencapai tujuan spiritual. Tujuan spiritual tidak dapat dicapai dengan cara menyakiti tubuh. Sebaliknya, kita dapat mencapai tujuan spiritual dengan menjaga keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa kita.

Ada banyak cara untuk mencapai zuhud terhadap dunia tanpa menyakiti tubuh. Kita dapat hidup sederhana, menjaga diri dari kemewahan berlebihan, dan berbagi dengan orang yang membutuhkan. Ini adalah cara yang lebih baik untuk mendekati konsep zuhud daripada dengan menyiksa tubuh.

Ketika kita merawat tubuh kita dengan baik, kita dapat beribadah dengan lebih baik. Tubuh yang sehat dan kuat akan lebih mampu untuk menjalankan ibadah dengan baik. Rasulullah dan para Sahabatnya juga menjaga tubuh mereka agar tetap sehat agar dapat menjalankan tugas agama dengan baik.
Dalam Islam, ada juga konsep menjaga "amanah" atau amanat yang diberikan oleh Allah. Tubuh kita adalah amanah yang harus kita jaga dengan baik. Mengabaikan kesehatan tubuh adalah seperti mengkhianati amanah yang telah diberikan kepada kita.

Kesimpulannya, kita harus menyadari bahwa tubuh manusia adalah anugerah yang harus kita hargai dan jaga dengan baik. Memperlakukan tubuh kita dengan lembut, memenuhi kebutuhan asasinya, dan menjaga keseimbangan adalah tindakan yang bijaksana dan sesuai dengan ajaran agama. Menghalangi tubuh dari kebutuhan asasinya atau menyakiti tubuh dengan sengaja adalah tindakan yang salah dan tidak sesuai dengan ajaran agama. Kita harus menjaga tubuh kita dengan baik agar dapat mencapai tujuan spiritual kita dengan baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image