Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dikky Nugraha

Ketika Langkah Tak Lagi Tentang Tujuan

Alkisah | 2025-10-13 11:52:57
Sumber : Foto Pribadi Di edit oleh ChatGPT Animasi Chibi

Setelah sekian lama berdiri di persimpangan, aku mulai mengerti bahwa tak semua pertanyaan butuh jawaban segera. Ada hal-hal yang memang dibiarkan menggantung, bukan karena tak penting, tapi karena waktunya belum tiba untuk Dipahami.

Dulu aku begitu sibuk mencari arah, menimbang mana yang paling benar, mana yang paling layak dijalani. Tapi kini aku tahu mungkin hidup tidak selalu meminta kita untuk memilih, melainkan untuk memahami setiap langkah yang pernah kita ambil.

Dari segala pertentangan antara idealisme dan kenyataan, antara panggilan hati dan beban amanah, saya belajar bahwa kedewasaan bukan tentang meletakkan pilihan, tapi tentang berdamai dengan semua kemungkinan.

Dan ketika gangguan mulai mereda, yang tersisa hanyalah aku, dengan sisa langkah dan keyakinan kecil yang tumbuh perlahan: bahwa semua jalan, seberat apa pun, pada akhirnya akan mengantarkanku ke satu tempat, tempat di mana langkah tak lagi tentang tujuan, tapi tentang arti dari perjalanan itu sendiri.

EPILOG — BERTAHAN, BUKAN MENANG

Ada masa di mana saya berpikir bahwa hidup adalah perlombaan. Siapa yang paling cepat, siapa yang paling kuat, siapa yang paling berani berdiri di atas panggung. Namun setelah semua perjalanan panjang ini........ amanah, luka, cinta, dan pilihan, aku akhirnya paham, bahwa hidup bukan tentang memenangkan apa pun.

Hidup adalah tentang bertahan dengan hati yang bersih. Tentang tetap jujur saat godaan datang, tentang tetap tulus saat tak ada yang melihat, dan tentang tetap berjalan meski dunia tak memberi tepuk tangan.

Aku telah belajar bahwa amanah tidak selalu berarti gemilang, terkadang ia hanya mengajarkan cara memikul dengan sabar. Aku telah tahu bahwa luka bukan akhir, karena dari sanalah cinta menemukan bentuk yang paling murni. Dan aku mengerti bahwa cinta sejati tidak selalu hadir dalam genggaman, terkadang ia tinggal di doa yang tak pernah selesai diucapkan.

Kini, aku tidak lagi ingin memenangkan apa pun. Aku hanya ingin menjadi manusia yang bisa menampilkan dirinya sendiri, tanpa rasa bersalah, tanpa penyesalan, tanpa kehilangan arah.

Sebab pada akhirnya, bukan tentang seberapa jauh aku melangkah, tapi tentang seberapa dalam aku mengenal diriku sendiri. Bukan tentang berapa banyak nama yang diingatku, tapi tentang seberapa banyak nilai yang masih kupegang, bahkan saat tak ada yang memperhatikan.

Dan jika suatu hari saya ditanya apa arti perjalanan ini, saya akan menjawab dengan tenang:

“Ini bukan tentang menang, tapi tentang bagaimana aku belajar bertahan — dengan nilai, dengan cinta, dan dengan diriku sendiri.”

Lalu aku tersenyum, menatap langit yang mulai senja, menyadari satu hal yang pelan-pelan kupahami selama ini:

“Kadang Tuhan ngaasih dua jalan bukan membuat kita memilih salah satu, tapi buat kita belajar menyatukan keduanya dengan cara kita sendiri.”

Tamat ..........tapi tidak berakhir. Karena perjalanan seperti ini tidak pernah benar-benar selesai; ia hanya berganti bentuk, dari luka menjadi pelajaran, dari pertempuran menjadi kedewasaan, dan dari langkah-langkah kecil menjadi arah baru menuju kedamaian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image