Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Pesta Politik yang Produktif

Politik | Sunday, 10 Sep 2023, 19:50 WIB
Ilustrasi pemungutan suara. Sumber gambar: republika.co.id.

SEBAGAI sebuah pesta politik, pemilihan umum selain memberi pengharapan, juga semestinya mampu membuat semua rakyat bersuka cita.

Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu, pernah mengingatkan agar para calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) tidak menggunakan politik identitas dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang. Pasalnya, politik identitas sangat berbahaya bagi Indonesia dan harus dihindari.

Seperti sama-sama kita ketahui, Indonesia adalah negara heterogen di mana keberagaman menjadi identitas utama negeri ini. Maka, pluralisme menjadi sebuah keniscayaan. Menjaga dan merawat pluralisme bangsa ini adalah kewajiban kita semua.

Aktivitas politik, termasuk kontestasi pemilihan umum, seyogianya menjadi ajang dalam ikhtiar kita untuk ikut menguatkan persatuan dan kesatuan kita. Bukan justru memecah-belah persatuan dan kesatuan kita.

Ajang pesta politik berupa pemilihan umum bukan untuk mengapungkan dan mengungkit-ungkit soal suku, agama, ras, dan antargolongan alias SARA, sehingga yang muncul kemudian adalah praktik-praktik fitnah, sentimen rasisme, dan ujaran kebencian.

Tak semestinya momen pemilihan umum menjadi ajang menebar rasa permusuhan serta menebar aneka bentuk kebencian yang memicu timbulnya kegaduhan serta keresahan di masyarakat.

Munculnya politik identitas selain karena kekurang dewasaan dalam berpolitik, juga karena dorongan sangat besar untuk meraih/mempertahankan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.

Gagasan, visi, dan misi semestinya jadi hal yang paling ditonjolkan dalam momen pemilihan umum. Politik pengharapan harusnya yang dikedepankan.

Namun, selain memberi pengharapan, pemilihan umum uga semestinya mampu membuat semua rakyat bersuka cita. Rakyat perlu bersuka cita karena pemilihan umum merupakan puncak perayaan dari pengejewantahan nyata prinsip kedaulatan di tangan rakyat.

Seperti sektor kehidupan lainnya, aktivitas politik, dalam level apa pun, semestinya senantiasa memberi manfaat, memberi faedah, bagi semua, bukan hanya memberi manfaat dan faedah bagi perseorangan atau segelintir kelompok.

Kita semua ingin melihat pemilihan umum yang digelar tahun 2024 mendatang menjadi momen yang bermakna dan sekaligus menjadi pesta politik yang produktif bagi kelangsungan proses kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Kalah-menang dalam sebuah konstestasi pemilihan umum sesungguhnya adalah hal biasa. Yang paling krusial adalah apakah pihak yang pemenang pemilihan umum mampu memenuhi janji-janji politik mereka yang umumnya selalu manis serta muluk dan mampukah sosok pemimpin terpilih itu menjaga amanah yang dibebankan kepadanya.

Hakikat sejati sebuah kepemimpinan adalah untuk memecahkan persoalan. Kepemimpinan yang baik, sebagai hasil dari proses pemilihan umum yang demokratis, adalah kepemimpinan yang bisa menjadi pemecah persoalan.

Kita berharap hasil pemilihan umum tahun 2024 mendatang bakal benar-benar membawa bangsa dan negara ini menuju arah kehidupan yang lebih baik, lebih maju, lebih sehat, lebih sejahtera, lebih aman, dan lebih damai serta lebih menggembirakan. Bukan malah sebaliknya.

Moga-moga saja.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image