Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Komet Ghostly Green lagi Dekat dengan Bumi, Tangkaplah Sebelum Ngacir

Info Terkini | 2023-09-10 16:31:07
penampakan komet Ghostly Green (SSDarindo/Earth)

Di alam semesta kita yang sangat luas, objek-objek terus bergerak dan berubah. Namun, Komet Nishimura lebih dari sekadar batu angkasa biasa. Komet “Ghostly Green” dengan asal-usulnya yang misterius ini, kini sedang berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi dan bisa dilihat dengan mata telanjang.

Dikutip dari laman Earth, Nishimura tidak akan menghiasi langit kita lagi sampai tahun 2317, sehingga pengamatan ini benar-benar merupakan kesempatan sekali seumur hidup. Hanya sebulan yang lalu, komunitas astronomi dikejutkan dengan penemuan Komet Nishimura. Komet ini tidak hanya melintas di angkasa - komet ini melesat dengan kecepatan 240.000 mil per jam saat melesat mengelilingi Matahari.

Perjumpaan dekat dengan “Ghostly Green”

Komet ini diperkirakan akan mencapai jarak terdekatnya dengan planet kita pada pagi hari tanggal 12 September dengan jarak 78 juta mil. Waktu yang ideal untuk melihatnya adalah satu jam setelah matahari terbenam atau satu jam sebelum fajar menyingsing, dengan melihat ke arah timur-timur laut.

Saat ini, Nishimura berada di antara rasi bintang Cancer dan Leo. Sekitar pukul 4 pagi, komet ini akan tampak sedikit lebih tinggi dan berada di sebelah kiri "bintang kejora".

Bola salju kotor

Secara kasat mata, Komet Nishimura - yang juga dikenal sebagai Komet C/2023 P1 - tampak sebagai gumpalan seperti bintang dengan ekor tipis berwarna hijau. Komet sering disebut sebagai representasi visual dari "bola salju kotor". Terminologi ini muncul dari sifat komet yang pada dasarnya merupakan kumpulan es, debu, dan materi batuan.

Tidak seperti asteroid yang sebagian besar terdiri dari logam dan batuan, komet mengalami transformasi yang unik saat mendekati Matahari. Ketika mendekati bintang, komponen es dan debu mulai menguap, sebuah proses yang disebut sublimasi. Proses ini menghasilkan pembentukan ekor yang khas dan lingkaran cahaya yang keruh, sebuah fitur yang dikenal sebagai komet.

Asal-usul antarbintang

Hal yang membuat Komet Nishimura sangat menarik adalah potensi asal usulnya yang berasal dari antarbintang. Spekulasi ini muncul dari lintasannya dan fakta bahwa komet ini ditemukan pada jarak yang sangat jauh dari matahari.

Penemuan komet ini dikreditkan kepada Hideo Nishimura dari Jepang. Ia berhasil menemukan objek langit dengan menggunakan lensa telefoto yang dipasang pada kamera Canon pada tanggal 12 Agustus 2023.

Pada waktu yang sama, komet tersebut juga muncul dalam gambar yang diambil oleh seorang fotografer di June Lake, California. Dalam gambar tersebut, “Ghostly Green” tampak sebagai gumpalan hijau terang dengan ekor yang cemerlang.

Katapel yang mengelilingi Matahari

Aspek menarik lainnya dari perjalanan komet hijau ini adalah "ketapel" yang akan mengelilingi Matahari. Ini merupakan manuver dramatis yang diatur oleh tarikan gravitasi bintang yang sangat besar. Hal ini akan membuat komet meluncur kembali ke dalam kegelapan angkasa, jauh dari pandangan kita.

"Orang-orang hanya berkesempatan melihat komet seperti Nishimura dengan mata telanjang sekali dalam satu dekade," kata Profesor Brad Gibson, direktur E.A. Milne Centre for Astrophysics di University of Hull.

"Komet ini membutuhkan waktu 500 tahun untuk mengorbit tata surya, Bumi membutuhkan waktu satu tahun, dan planet-planet luar bisa memakan waktu puluhan tahun. Komet Halley, yang menimbulkan banyak ketertarikan saat kunjungan terakhirnya ke Bumi pada tahun 1986, membutuhkan waktu 76 tahun untuk mengorbit tata surya. Jadi, untuk mengatakan bahwa ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk melihat Nishimura tidaklah berlebihan."

Pendekatan dekat dengan matahari

Profesor Gibson menyoroti bahwa pertemuan terdekat Nishimura dengan matahari pada tanggal 17 September, dengan jarak hanya 27 juta mil, bisa jadi berbahaya bagi komet hijau tersebut. Ada kemungkinan komet ini tidak bisa bertahan dalam pendekatan dekat dengan matahari. Inti komet - inti padat yang terbuat dari batu, debu, dan gas beku - bisa hancur.

Namun, Profesor Gibson meyakinkan bahwa Bumi tidak berada dalam bahaya, karena orbit dan kecepatan komet telah dipetakan dengan cermat. Dia mencatat bahwa Komet Nishimura mungkin berperan dalam hujan meteor tahunan yang dinamai Sigma-Hydrids. Hujan meteor ini menghiasi langit kita setiap bulan Desember.

Objek antar bintang

Objek antarbintang memberikan pandangan yang menarik ke tata surya yang jauh. Objek-objek ini memberikan kesempatan untuk mempelajari benda-benda langit yang tidak tersentuh oleh pengaruh Matahari.

Sampai saat ini, baru tiga objek antarbintang yang telah diidentifikasi. Ini termasuk meteor yang menghantam Bumi pada tahun 2014, yang kemudian dikonfirmasi sebagai benda antarbintang oleh Komando Antariksa Amerika Serikat delapan tahun kemudian. Disusul oleh Oumuamua pada tahun 2017 dan Komet Borisov pada tahun 2019.

Menariknya, meskipun Oumuamua pertama kali dilabeli sebagai komet, ia kemudian diklasifikasikan ulang sebagai asteroid karena tidak memiliki koma. Di sisi lain, 2I/Borisov memiliki keistimewaan sebagai salah satu "komet murni" yang pernah diamati, seperti yang diumumkan oleh para ilmuwan pada tahun 2021.

Untuk saat ini, misteri asal-usul Komet Nishimura masih terus berlanjut. Perhitungan orbit lebih lanjut mungkin bisa memberi lebih banyak penjelasan tentang perjalanannya.

Untuk melihat Komet Nishimura dengan lebih jelas, para ahli menyarankan untuk menggunakan teropong atau teleskop. Selain itu, alat bantu seperti aplikasi SkyView, Sky Guide, dan Night Sky memungkinkan pengguna untuk menentukan objek langit, rasi bintang, dan planet dengan tepat.

Lebih lanjut tentang komet

Komet, yang sering digambarkan sebagai "bola salju kotor" atau "bola es yang kotor", adalah beberapa objek yang paling menawan di tata surya kita. Pengembara langit ini, yang sebagian besar terdiri dari es, debu, dan batu, menawarkan wawasan yang tak ternilai tentang masa-masa awal tata surya kita.

Asal-usul dan komposisi

Komet berasal dari pinggiran tata surya kita yang dingin, terutama dari dua wilayah: Sabuk Kuiper dan Awan Oort. Sabuk Kuiper, yang berada di luar Neptunus, menjadi rumah bagi komet-komet periode pendek, yaitu komet yang menyelesaikan orbitnya dalam waktu kurang dari 200 tahun.

Sementara itu, Awan Oort yang berada di tempat yang jauh, hampir satu tahun cahaya dari Matahari, merupakan tempat lahirnya komet periode panjang yang membutuhkan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk mengorbit Matahari. Sebuah komet memiliki beberapa bagian yang berbeda. Inti komet, bagian yang padat dan berada di tengah, mengandung es - seperti air, karbon dioksida, amonia, dan metana - yang bercampur dengan debu. Ketika komet mendekati Matahari, es ini mulai menguap dan membentuk selubung gas yang bercahaya di sekeliling inti komet, yang disebut komet.

Radiasi Matahari dan angin Matahari mendorong gas dan debu ini menjadi dua ekor yang berbeda. Kedua ekor ini disebut ekor debu dan ekor ion. Perlu dicatat bahwa ekor komet selalu mengarah menjauhi Matahari, terlepas dari arah komet tersebut.

Signifikansi historis

Sepanjang sejarah, berbagai budaya telah menganggap komet sebagai pertanda atau pertanda perubahan. Kemunculannya yang tiba-tiba dan tampilannya yang cemerlang sering kali menimbulkan rasa takut, kagum, atau takjub.

Saat ini, kita memahami bahwa komet bukanlah pertanda, melainkan sisa-sisa dari tata surya awal. Komet berfungsi sebagai kapsul waktu kosmik, melestarikan materi-materi purba dalam kondisi murni.

Penemuan dan misi terbaru

Misi luar angkasa ke komet telah memperluas pemahaman kita tentang benda-benda es ini. Pada tahun 2014, misi Rosetta milik Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil membuat sejarah dengan mendaratkan pendarat Philae di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko.

Misi ini memberikan pemandangan permukaan komet dari jarak dekat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menganalisis komposisinya. Pendarat kecil Philae menjelaskan kemungkinan asal-usul air dan molekul organik di Bumi.

Singkatnya, komet, dengan keindahannya yang halus, bukan hanya pemandangan spektakuler di langit malam. Komet adalah objek ilmiah yang menarik yang membawa sejarah kuno tata surya kita. Mempelajari komet tidak hanya memuaskan keingintahuan kita, tapi juga membantu menjawab pertanyaan mendasar tentang asal-usul kehidupan dan sifat lingkungan kosmik kita. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image