Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Tauhid dan Sunnah: Fondasi Keselamatan Dalam Islam

Agama | Sunday, 10 Sep 2023, 05:46 WIB
Dok. Republika.co.id

Jalan keselamatan dalam Islam adalah fondasi pokok yang tak ternilai harganya bagi setiap individu yang mengikuti agama ini. Keinginan akan keselamatan mencerminkan naluri dasar manusia untuk mencari perlindungan dari segala ancaman dan bahaya yang mungkin menghadangnya dalam perjalanan hidupnya. Dalam konteks Islam, konsep keselamatan mencakup dua aspek utama yang memiliki implikasi mendalam dalam kehidupan seorang Muslim. Aspek pertama adalah mentauhidkan Allah, yaitu keyakinan pada keesaan dan keberadaan tunggal Allah.

Tauhid, atau keyakinan atas keesaan Allah, adalah dasar utama keselamatan dalam Islam. Sebagaimana Nabi Muhammad menyampaikan dalam sebuah hadits, "Jalan keselamatan yang tak akan ada keselamatan kecuali dengannya, yaitu mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya." Ini bukan sekadar mengucapkan "la ilaha illallah," tetapi juga mengamalkannya dengan sepenuh hati, dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah. Merealisasikan makna tauhid ini adalah kunci keselamatan, dan mereka yang membawa keyakinan ini pada Hari Kiamat akan meraih keselamatan dan keberhasilan.

Namun, meskipun seseorang telah mentauhidkan Allah, penting juga untuk memperhatikan dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad. Imam Malik bin Anas menggambarkan sunnah sebagai perahu bahtera Nuh yang dapat menyelamatkan orang dari bahaya. Barangsiapa yang mengikuti sunnah Nabi akan meraih keselamatan, sementara yang meninggalkannya bisa tenggelam dalam dosa.
Allah sendiri menekankan pentingnya mengikuti petunjuk Nabi dalam Al-Quran. Dalam Surah An-Nur (24:63), Allah memperingatkan tentang akibat menyelisihi perintah Nabi. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus takut akan cobaan dan azab yang pedih jika kita menyalahi perintah Rasulullah.

Perilaku seorang Muslim yang mengambil Nabi Muhammad sebagai teladan dan panutan dalam hidupnya merupakan manifestasi dari prinsip-prinsip takwa kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya. Takwa, dalam konteks Islam, mencakup kesadaran akan kehadiran Allah, penghargaan terhadap nilai-nilai moral, serta upaya untuk menjalani hidup yang sesuai dengan tuntunan agama. Ketika seseorang hidup dalam keadaan takwa kepada Allah, ia secara otomatis menjalani hidup yang mencerminkan ketaatan dan pengabdian kepada-Nya.

Rasa takut kepada Allah adalah aspek penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Rasa takut ini bukanlah ketakutan yang disertai kecemasan, melainkan kesadaran yang mendalam akan pertanggungjawaban di akhirat nanti. Setiap tindakan dan perkataan akan dipertanggungjawabkan, dan rasa takut ini mendorong seseorang untuk berperilaku dengan integritas, jujur, dan mengikuti ajaran agama dengan sungguh-sungguh.
Allah dalam Al-Quran menjelaskan dengan tegas konsekuensi positif bagi mereka yang menjalani hidup dengan takwa dan mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Surah An-Nur (24:52) mengungkapkan bahwa orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta hidup dalam rasa takut dan takwa kepada-Nya, adalah orang-orang yang akan mendapat kemenangan.

Kemenangan yang dimaksud di sini adalah kemenangan sejati, bukan hanya dalam dunia, tetapi lebih penting lagi, di akhirat. Ini adalah kemenangan spiritual, moral, dan akhirnya keselamatan abadi di sisi Allah. Mereka yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip takwa dan mengikuti teladan Nabi Muhammad akan memperoleh keberkahan dalam kehidupan mereka, serta jaminan keselamatan di akhirat.

Perilaku seorang Muslim yang meneladani Nabi Muhammad, yang didasari oleh takwa kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya, menciptakan harmoni antara hidup duniawi dan kehidupan spiritual. Mereka menggabungkan prinsip-prinsip moral dan etika dalam tindakan mereka sehari-hari, menjadikan kepatuhan kepada Allah sebagai panduan utama dalam setiap aspek kehidupan mereka. Dalam proses ini, mereka merasakan kedamaian batin, kebahagiaan yang mendalam, serta harapan akan kemenangan akhir yang tak ternilai di sisi Allah.

Dengan demikian, takwa kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya bukan hanya prinsip-prinsip teoritis dalam Islam, tetapi mereka membentuk landasan kuat bagi perilaku seorang Muslim yang mencari keselamatan dan keberkahan dalam kehidupannya. Keselamatan bukanlah hanya tujuan akhir, tetapi juga rekomendasi bagi mereka yang mengikuti jalan takwa dan mengambil Nabi Muhammad sebagai teladan. Dalam kehidupan yang diwarnai oleh kesadaran akan Allah dan pengabdian kepada-Nya, kemenangan sejati adalah hadiah yang dijanjikan bagi mereka di dunia dan di akhirat.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa jalan keselamatan dalam Islam melibatkan dua aspek penting: tauhid atau keyakinan pada keesaan Allah dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya, serta mengikuti sunnah dan petunjuk Nabi Muhammad. Dengan menggabungkan keduanya dalam hidup kita, kita dapat berharap untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat serta mendapatkan kemenangan dari Allah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image