Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Mengukir Identitas Islami yang Autentik

Agama | Wednesday, 30 Aug 2023, 05:21 WIB
Dok. Republika.co.id

Sunnah dan bid'ah adalah konsep yang memiliki signifikansi penting dalam Islam. Sunnah merujuk pada jejak atau jalan yang telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad dan para Sahabatnya. Mereka yang mengikuti jejak ini dianggap sebagai Ahlus Sunnah. Sebaliknya, bid'ah mengacu pada perbuatan atau praktik yang tidak ada dalam ajaran asli Islam, tetapi diciptakan setelah masa Nabi dan para Sahabat.

Ahlus Sunnah adalah mereka yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad dan dicontohkan oleh para Sahabatnya. Mereka mengikuti Sunnah dalam tindakan, ibadah, dan perilaku sehari-hari. Ini mencakup perbuatan baik yang dicontohkan oleh Nabi, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, serta tindakan-tindakan lain yang dianjurkan dalam agama. Ahlus Sunnah juga menghindari tindakan yang dilarang dalam Islam, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi.

Di sisi lain, bid'ah adalah perbuatan baru yang tidak ada dalam ajaran asli Islam. Bid'ah dapat berupa perubahan dalam praktik ibadah, keyakinan, atau perilaku yang tidak disetujui oleh Nabi Muhammad atau para Sahabatnya. Ketika seseorang menciptakan atau mengadopsi praktik baru yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, itu dianggap sebagai bid'ah. Karena Nabi Muhammad adalah penutup kenabian, tidak ada lagi ajaran baru yang dapat diterima setelah beliau.

Penting untuk memahami bahwa bid'ah tidak hanya mencakup perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi juga perbuatan yang, meskipun tidak bertentangan, tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Meskipun ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang definisi bid'ah, mayoritas ulama sepakat bahwa bid'ah yang menyelisihi syariat harus dihindari.
Salah satu contoh bid'ah yang sering dibahas adalah perayaan maulid Nabi.

Meskipun beberapa kelompok merayakannya, mayoritas ulama menyatakan bahwa ini adalah bid'ah karena tidak ada bukti dari ajaran Nabi atau para Sahabat yang merayakan maulid dengan cara tertentu. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga agar praktek-praktek agama mereka tetap sesuai dengan ajaran yang telah ditunjukkan oleh Nabi dan Sahabat.

Dalam menjaga keberlanjutan ajaran Islam yang murni, penting bagi umat Islam untuk kritis terhadap praktik-praktik baru yang muncul dalam masyarakat. Pergeseran dari Sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan para Sahabat dapat merusak esensi ajaran agama. Oleh karena itu, menjaga kesucian Ahlus Sunnah dan menghindari bid'ah adalah kewajiban setiap muslim yang ingin mempertahankan kebenaran ajaran Islam.

Kesimpulannya, Sunnah mengacu pada jejak dan ajaran yang telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad dan para Sahabat, sementara bid'ah mengacu pada perbuatan baru yang tidak ada dalam ajaran Islam asli. Menjadi Ahlus Sunnah berarti mengikuti jejak ajaran Islam yang telah ditunjukkan oleh Nabi dan Sahabat, sementara menghindari bid'ah adalah penting untuk menjaga kemurnian dan kesucian ajaran agama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image