Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Omair Fain

Apa yang Kamu Tahu Tentang Pohon Zaqqum?

Khazanah | 2025-10-10 19:03:19



Oleh: Omair | Artikel: 17

Jum'at, 10/10/2025


Kemarin, suporter Indonesia tiba di Stadion King Abdullah, Jeddah untuk mendukung skuad Garuda vs Arab Saudi. Mereka dihinakan oleh penyelenggara: ditelantarkan berjam-jam tanpa alasan yang jelas. Kamis (9/10).

Sikap orang yang suka menghina akan selalu ada di setiap zaman. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia saja tidak lepas dari hinaan hamba-Nya yang sombong.

Ketika al-Qur'an berbicara tentang kenikmatan ahli surga di Surat ash-Shaffat, kemudian disusul dengan pembahasan kesengsaraan ahli neraka di ayat 62-69, yang mereka diberi hidangan dari Pohon Zaqqum.

Dari informasi itu, Allah ingin menguji, siapa sih yang akan percaya dan ingkar. Sedangkan kafir Quraish yang mendengarnya, mereka bertanya: apa Itu Pohon Zaqqum? Apakah pohon itu ada atau tidak di dunia?

"Terkait keberadaan Pohon Zaqqum, ada dua pendapat. Pertama: Qutrub mengatakan, Pohon Zaqqum itu ada di tanah Arab, tumbuh di daerah Tihamah. Rasanya pahit, termasuk pohon yang paling busuk, bahkan mematikan."

Lanjut, "kedua: orang kafir Quraish mulanya tidak tahu pohon itu, hingga datang orang yang baru saja kembali dari Afrika. Ia mengatakan: Zaqqum itu campuran kurma dan keju," terang Imam al-Qurtubi (w. 671 H) dalam tafsirnya.

Setelah mendengar kabar itu, kebencian Abu Jahal kepada Nabi SAW yang sudah memuncak, mendorongnya untuk segera memanggil sang budak: zaqqimina (زقمينا)! --buatkan kami campuran kurma dan keju! Untuk dihidangkan kepada para tamu.

Makanan pun sudah terhidang, Abu Jahal langsung mempersilahkan para tamunya untuk makan: tazaqqamu (تزقموا)! --makanlah hidangan campuran kurma dan keju ini! Para tamu pun menyantapnya.

Tiba-tiba terdengar "ini loh makanan yang Muhammad gunakan untuk menakut-nakuti kita. Dia mengira, di api bisa tumbuh pohon, padahal api itu hanya akan membakar pohon," cemooh Abu Jahal di hadapan para tamu.

Perkataan Abu Jahal itu hanya ingin menunjukkan kehinaan derajat al-Qur'an yang membawa kabar tentang Pohon Zaqqum sebagai makanan penghuni neraka, dan mereka mengingkarinya. Yang menurutnya tidak logis.

Seandainya ia mau berpikir terkait ciptaan-Nya dari apa yang ia saksikan setiap hari, ia akan menemukan jawaban, bahwa manusia itu hidup di darat, jika ia hidup di laut pasti akan mati. Dan, sebaliknya. Kehidupan ikan ada di laut, jika ia hidup di darat pasti akan mati.

Maka, tidak mustahil bagi Allah SWT untuk menciptakan makhluk khusus berupa pohon yang bernama Zaqqum yang habitat hidupnya memang di api.

Namun, Abu Jahal dan orang-orang yang setipe tidak mau berfikir. Kemudian al-Qur'an menjelaskan lagi pada ayat berikutnya, "Dialah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim" (QS. ash-Shaffat: 64)

Dalam kitab ad-Dakhîl fi at-Tafsîr, perkataan Abu Jahal tentang "Zaqqum" (زقوم): campuran kurma dan keju, menurut Prof. Dr. Ibrahim Khalifah termasuk dalam dakhîl fi tafsîr atau penafsiran al-Qur'an yang cacat.

Penafsiran al-Qur'an yang cacat sudah ada sejak masa turunnya al-Qur'an. Dakhîl fi tafsîr pada masa itu, umumnya dilatarbelakangi oleh: pertama: untuk mendukung penyembahan patung.

Kedua: untuk menjatuhkan otoritas al-Qur'an dengan memperlihatkan kontradiksi antar ayat-ayatnya sehingga bisa jadi dalil atau bukti bahwa al-Qur'an bukan dari Allah SWT.

Ketiga: ingin men-downgrade kedudukan al-Qur'an al-Karim dengan cara menampilkan hal-hal yang receh dan hina yang terkandung dalam al-Qur'an. Itulah tiga faktor kemunculan penafsiran al-Qur'an yang cacat pada masa awal.

Sebelum menutup tulisan ini, saya coba buka satu kitab lagi: Tafsir an-Nukat wa al-Uyun karya Imam al-Mawardi (w. 450 H), di sana ada informasi juga bahwa Pohon Zaqqum itu pohon yang tumbuh di neraka, makanan bagi penghuninya, rasanya pahit, kasar, dan baunya busuk. Semoga, kita terhindar dari api neraka dan tidak merasakan "Zaqqum." (Omair)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image