Mengenal Allah Lewat Alquran: Makna Indah dari Al-Baqarah 163 dan 255
Agama | 2025-11-01 17:37:08
Artikel ini mengkaji pemahaman tentang ketuhanan dalam ajaran Islam menurut Surah Al-Baqarah, khususnya pada ayat 163, dan ayat 255 yang dikenal sebagai ayat kursi. Kedua ayat ini menggambarkan tentang keesaan, kekuatan, dan kesempurnaan Allah SWT. Analisis didasarkan pada tafsir para ulama seperti Ibnu Katsir, Al-Thabari, dan Quraish Shihab. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemahaman yang dalam terhadap ayat-ayat tersebut dapat memperkuat iman, meningkatkan ketakwaan, dan membangun kesadaran spiritual yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Surah Al-Baqarah Ayat 163
“Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. ” (QS. Al-Baqarah: 163). Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang layak disembah dan tidak memiliki sekutu. Menurut Ibnu Katsir, ayat ini merupakan pengakuan yang jelas mengenai keesaan Allah dalam sifat, wujud, dan tindakan-Nya. Allah adalah satu-satunya tumpuan bagi semua makhluk dan sumber segala kebaikan dan keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa penggunaan kedua sifat Allah, Ar-Rahman dan Ar-Rahim, merefleksikan luasnya kasih sayang-Nya yang meliputi semua makhluk, baik yang beriman ataupun tidak. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan ketuhanan dalam Islam tidak hanya menekankan pada kekuasaan, tetapi juga pada kasih sayang dan keadilan Tuhan.Dengan demikian, ayat ini tidak hanya menguatkan keyakinan akan keesaan Allah, tetapi juga menanamkan nilai kasih sayang sebagai wujud dari sifat Allah yang perlu dijadikan contoh oleh manusia dalam melakukan interaksi sosial.
Makna Surah Al-Baqarah Ayat 255 (Ayat Kursi)
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) ” (QS. Al-Baqarah: 255) Ayat kursi dianggap sebagai ayat yang paling mulia dalam Al-Qur’an karena menegaskan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Berdasarkan riwayat dari Ibnu Katsir, ayat ini mencakup sepuluh pernyataan yang menerangkan beragam aspek ketuhanan Allah, termasuk sifat-Nya yang kekal (Al-Hayy), pengatur alam semesta (Al-Qayyum), pengetahuan yang luas, serta kekuasaan yang meliputi langit dan bumi.Dalam tafsir Al-Thabari, “kursi” yang disebutkan dalam ayat ini melambangkan besarnya pengetahuan dan kekuasaan Allah. Tidak ada yang dapat melepaskan diri dari pengawasan-Nya, baik itu di langit maupun di bumi. Allah tidak pernah merasa lelah dalam menjaga ciptaan-Nya, dan semua makhluk berada di bawah pengawasan serta perlindungan-Nya.Ayat kursi mengandung makna spiritual yang dalam, yaitu manusia harus menyadari keterbatasannya di hadapan Allah dan menekankan ketergantungannya hanya kepada-Nya. Oleh karena itu, ayat ini kerap dibacakan dalam berbagai rangkaian ibadah sebagai bentuk pengakuan atas kebesaran Allah dan sebagai perlindungan dari segala bentuk kejahatan.
Makna Teologis dan Spiritual
Kedua ayat tersebut memberikan cara pandang yang menyeluruh mengenai konsep ketuhanan dalam Islam. Al-Baqarah ayat 163 menekankan prinsip tauhid (keesaan Allah), sementara ayat 255 menjelaskan sifat dan kekuasaan-Nya. Pemahaman akan kedua ayat ini mendorong umat untuk:Percaya bahwa hanya Allah yang berhak disembah (tauhid uluhiyah).Sadar bahwa seluruh alam semesta berada di bawah kekuasaan-Nya (tauhid rububiyah).Mengimani bahwa Allah memiliki sifat-sifat sempurna yang tak dimiliki oleh ciptaan-Nya (tauhid asma’ wa shifat).Dengan demikian, pemahaman ini akan menjadikan seorang Muslim sebagai pribadi yang taat, rendah hati, dan selalu berserah kepada kehendak Allah Swt.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
