Sekretaris DPKP Pandeglang : Sekolah Lapang Metode Penyuluhan Efektif Tingkatkan Hasil Pertanian
Pendidikan dan Literasi | 2023-08-27 08:42:52Peningkatan produktivitas utamanya bukan semata persoalan ketersediaan pupuk, pestisida, bibit, alsintan atau saprodi lainnya, tetapi ada di metode penyuluhan pertanian, dengan tenaga utamanya adalah penyuluh.
Oleh karena itu pemilihan metode penyuluhan yang tepat dalam penyuluhan pertanian akan sangat membantu mempercepat proses adopsi inovasi baru.
Salah satu metode penyuluhan yang saat ini digencarkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang yakni Sekolah Lapang (SL).
Menurut Sekretaris DPKP Pandeglang, Uun Junandar, SP., MM sekolah lapang sudah teruji sebagai salah satu metode penyuluhan yang sangat efektif untuk meningkatkan hasil dan produktivitas pertanian.
“Dalam kegiatan sekolah lapang gabungan kelompok tani atau kelompok tani ini para petani dipandu untuk menemukan terkait masalah pertanian dan didiskusikan dengan petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) sebagai pendamping kegiatan SL,” ujar Sekretaris DPKP Pandeglang usai mendampingi Kepala DPKP Pandeglang membuka sekolah lapang tematik pertanian organik di Desa Cibaliung, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Jumat (25/08/2023)
Kegiatan sekolah lapang ini, kata Uun Junandar sudah dilaksanakan di 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
“Peserta kegiatan SL adalah perwakilan para petani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani, kelompok tani, petani setempat, dimana dalam kepesertaannya terlibat juga kelompok wanita tani (KWT) atau petani perempuan,” katanya.
Pendampingan kegiatan SL ini, lanjut Uun, dilakukan oleh para penyuluh pertanian BPP kecamatan setempat, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), unsur aparatur desa, Muspika setempat dengan nara sumber dari DPKP Pandeglang
“Metode SL ini mempercepat dan mempermudah penyampaian materi dalam pelaksanaan penyuluhan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan dalam pelaksanaan penyuluhan serta mempercepat proses adopsi inovasi pertanian,” imbuhnya.
Dijelaskan, kegiatan sekolah lapang yang dilakukan meliputi pendampingan dan pengawalan oleh penyuluh dalam penerapan teknologi yang direkomendasikan seperti praktik pembuatan dan penggunaan biosaka, pemilihan varietas unggul bersertifikat, pengolahan tanah, pemupukan berimbang, teknologi tanam jajar legowo dan pengendalian hama terpadu sehingga diperoleh produksi dan produktivitas yang tinggi.
“SL ini merupakan metode penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud agar memperlihatkan suatu inovasi baru atau pembaharuan teknologi kepada petani secara nyata atau konkret,” jelasnya.
Melalui kegiatan praktik langsung di lapangan, tambah Uun, peserta SL dalam hal ini petani diajarkan mengenai keterampilan sekaligus diberikan contoh cara kerja teknologi dengan adanya inovasi baru termasuk keunggulannya untuk menyempurnakan cara lama yang selama ini sudah diterapkan oleh petani
“Kegiatan SL ini mempertunjukkan suatu cara kerja baru atau suatu cara lama tetapi dilakukan dengan lebih baik, misalnya bagaimana cara pembuatan pupuk organik, biosaka, menanam padi menurut sistem jajar Legowo dan praktik-praktik pertanian yang baik lainnya,” tandas Uun. (Ade Setiawan)***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.