Menggapai Kebermaknaan Hidup: Pesan Keadilan dan Kebijaksanaan Allah
Agama | 2023-08-22 05:39:00Allah, sang Pencipta alam semesta, dalam semua kebesaran-Nya, tidaklah membutuhkan apapun dari ciptaan-Nya. Dia adalah Zat yang Maha Kaya dan Maha Terpuji. Meskipun begitu, Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya, beriman, dan beramal shalih. Namun, perlu diingat bahwa Allah tidak memperoleh manfaat apa pun dari ibadah manusia, sekecil apapun itu, atau merugi sedikit pun akibat kekurangan ibadah. Allah maha sempurna dan tidak terkait dengan ketergantungan apapun terhadap makhluk-Nya.
Dalam pandangan agama, perintah beribadah bukanlah untuk memenuhi kebutuhan Allah, melainkan sebagai bentuk rahmat-Nya kepada hamba-Nya. Ibadah memiliki manfaat yang kembali kepada individu yang melakukannya. Begitu juga dengan kebalikannya, ketika seseorang tidak beribadah, dampak negatifnya juga akan mempengaruhi dirinya sendiri. Allah tidak membutuhkan ibadah dan iman manusia, tetapi melalui perintah beribadah tersebut, manusia memiliki kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, meraih keberkahan, dan mencapai kesejahteraan spiritual.
Dalam keadaan apapun, Allah tidak pernah meridhai kekufuran hamba-Nya. Yang Allah ridhai adalah syukur, iman, dan ibadah yang dijalankan oleh hamba-Nya. Ketika manusia beribadah dengan tulus dan ikhlas, Allah akan memberikan balasan yang luar biasa dan tak terhingga bagi mereka yang bersyukur dan beribadah kepada-Nya. Ini adalah bentuk kebijaksanaan dan kemurahan hati Allah yang melampaui segala pemahaman manusia.
Allah juga menegaskan bahwa setiap individu akan bertanggung jawab atas amalannya sendiri di hadapan-Nya. Tidak ada yang akan menanggung dosa atau pahala dari orang lain. Allah adalah Tuhan yang adil dan tahu betul keadaan setiap hamba-Nya. Oleh karena itu, setiap individu akan menerima balasan yang setimpal dengan amalannya. Keadilan Allah dalam memberikan balasan merupakan bukti dari kebesaran-Nya, di mana setiap hamba akan membawa beban amalannya masing-masing di hadapan-Nya.
Penting untuk diingat bahwa hanya kepada Allah-lah kita akan kembali. Pada Hari Kiamat, segala perbuatan yang pernah kita lakukan di dunia akan diungkapkan. Baik itu perbuatan baik maupun buruk, tidak ada yang tersembunyi dari Allah. Pada saat itu, setiap orang akan menerima balasan yang layak, berdasarkan apa yang telah mereka perbuat selama hidupnya. Allah Maha Mengetahui segala hal, termasuk hal-hal yang disembunyikan dalam hati setiap hamba-Nya.
Dalam pandangan agama, keadilan dan kebijaksanaan Allah adalah suatu hal yang tak tergoyahkan. Allah tidak pernah berlaku zalim atau tidak adil terhadap siapapun. Dia adalah Penguasa mutlak yang mengatur seluruh alam semesta dengan hikmah dan cinta kasih-Nya. Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman, penting bagi kita untuk menghayati perintah beribadah dan menjalani hidup dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya.
Dalam akhirnya, keadilan dan kebijaksanaan Allah dalam memerintahkan beribadah dan menegakkan pertanggungjawaban pribadi adalah cerminan dari kasih sayang dan perhatian-Nya kepada hamba-Nya. Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk menjalani kehidupan dengan tujuan yang jelas, yaitu mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.