Meningkatnya Angka Pengangguran Akibat Minimnya Lapangan Pekerjaan di Era Bonus Demografi
Lainnnya | 2023-08-21 23:02:28Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah total angkatan kerja. Adapun jumlah total angkatan kerja Indonesia pada Februari 2023 mencapai 146,62 juta orang, bertambah 2,61 juta orang dibanding Februari 2022. Kendati angka pengangguran Februari 2023 berkurang dari tahun lalu, jumlahnya masih lebih tinggi ketimbang sebelum pandemi. Jika dibandingkan dengan posisi Februari 2019, jumlah pengangguran pada awal tahun ini bertambah sekitar 1,2 juta orang. Beberapa faktor penyebab adanya pengangguran di Indonesia meliputi:
- Pandemi COVID-19: Pandemi ini telah menyebabkan gangguan ekonomi yang signifikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pembatasan mobilitas, penutupan bisnis, dan perlambatan ekonomi secara keseluruhan telah menyebabkan banyak perusahaan mengurangi atau menghentikan kegiatan operasional mereka, yang berdampak pada pemotongan pekerjaan.
- Ketidakstabilan Ekonomi dan Investasi: Ketidakstabilan ekonomi dan ketidakpastian investasi dapat membuat perusahaan ragu untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Faktor-faktor ini dapat mendorong perusahaan untuk mengurangi angkatan kerja mereka, bahkan jika permintaan untuk produk atau layanan mereka tetap ada.
- Struktur Ekonomi dan Sektor Informal: Sektor informal di Indonesia masih besar dan cenderung memiliki ketersediaan pekerjaan yang fluktuatif. Kondisi ini dapat membuat pekerjaan menjadi tidak stabil dan tidak memiliki perlindungan sosial yang memadai.
- Pendidikan dan Pelatihan: Kualitas pendidikan dan pelatihan yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan. Pendidikan yang relevan dengan dunia kerja dan pelatihan keterampilan yang sesuai perlu ditingkatkan.
- Kondisi Ekonomi Global: Faktor-faktor ekonomi global, seperti fluktuasi harga komoditas dan perubahan permintaan internasional, juga dapat mempengaruhi kesehatan ekonomi Indonesia dan lapangan kerja di dalam negeri.
Era bonus demografi seharusnya merupakan peluang besar bagi suatu negara. Dengan populasi yang mayoritas berada dalam rentang usia produktif, negara memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Jika ada angka pengangguran yang meningkat, mungkin hal ini lebih disebabkan oleh kebijakan ekonomi yang kurang tepat, birokrasi yang kaku, atau faktor lain yang bukan semata-mata minimnya lapangan pekerjaan. Era bonus demografi juga dapat merangsang pertumbuhan wirausaha. Banyak negara yang berhasil mengatasi pengangguran dengan mendorong masyarakat untuk menjadi pengusaha mandiri. Dalam hal ini, pemerintah dapat memberikan dukungan dan fasilitas bagi wirausaha baru, sehingga mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bahkan menyerap tenaga kerja lain.
Banyaknya pengangguran juga dipengaruhi oleh adanya penggantian pekerjaan manusia dengan robot atau otomasi berpotensi menyebabkan banyak pekerja manusia kehilangan pekerjaan mereka. Ini bisa berdampak besar pada tingkat pengangguran dan ketidakstabilan sosial karena banyak orang menjadi menganggur. Jika pekerjaan manusia digantikan oleh robot, risiko terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar akan meningkat. Orang-orang yang memiliki akses dan keterampilan untuk mengoperasikan dan memelihara teknologi ini akan mendapatkan manfaat ekonomi, sementara mereka yang kurang akses atau keterampilan akan tertinggal. Otomasi dan robotisasi memiliki potensi untuk memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi penting untuk mempertimbangkan dampak negatif di bidang sosial, ekonomi, dsb.
Dengan demikian, pengangguran tidak sepenuhnya disebabkan oleh bonus demografi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi mengapa pengangguran terus meningkat di Indonesia. Faktor-faktor ini bersifat kompleks dan saling terkait, dan solusi untuk mengatasi pengangguran memerlukan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.