Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mochammad Hisyam

TingginyaUtang Negara Menyebabkan Kesenjangan di Masyarakat

Bisnis | Sunday, 20 Aug 2023, 20:43 WIB

Kesenjangan Sosial merupakan hal yang tidak umum bagi selruh bangsa yang ada di dunia, terutama di Indonesia ini. Kesenjangan sosial ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, tetapi hari ini yang kita akan bahas ialah Utang Negara. Apa itu Utang Negara? Nah Utang Negara merupakan utang yang diambil oleh Negara untuk membangun negeri ini.

Tetapi dalam berita di BCC tanggal 13 Maret 2018 Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati, menyebut jumlah utang tersebut "pasti tidak aman" karena bunga dan cicilannya dibayar dengan "gali lubang, tutup lubang". Utang baru dianggap aman kalau pelunasannya "tidak mengganggu likuiditas". Ketua Dewan Pembina Partai Beringin Karya (Berkarya), Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Tommy Soeharto juga menyatakan, saat ini ULN Indonesia memprihatinkan, karena mencapai tujuh kali lipat dibandingkan zaman kepemimpinan ayahnya, Soeharto, pada masa Orde Baru, yang berkisar US$54 miliar atau sekitar Rp743 triliun semakin kompleks sehingga sulit untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat. Sehingga para Pengkritik berargumen bahwa utang pemerintah memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya:

Pertama, utang pemerintah memunculkan efek crowding-out. Jika pemerintah meminjam terlalu besar di pasar domestik, itu mengurangi dana yang dapat dipinjam oleh sektor swasta.

Penerbitan besar berarti pasokan lebih banyak. Ada kemungkinan terjadi ekses pasokan dan pasar tidak dapat menyerap surat utang pemerintah. Dalam situasi semacam itu, pemerintah mungkin akan menawarkan suku bunga tinggi untuk memikat investor dan menarik permintaan.

Suku bunga lebih tinggi dapat menghambat investasi swasta karena biaya modal menjadi lebih mahal. Penurunan investasi swasta dapat meredam pertumbuhan ekonomi secara lebih besar daripada yang dapat distimulasi dari pengeluaran pemerintah.

Kedua, itu dapat berefek pada devaluasi mata uang. Jika suatu negara mengalami gagal bayar, kecenderungan alami adalah untuk menurunkan beban utang. Ini sering dicapai dengan mendevaluasi mata uang lokal. Devaluasi berarti menurunkan daya beli mata uang domestik. Itu dapat menggerus kepercayaan terhadap perekonomian domestik.

Ketiga, utang rentan terhadap pelarian modal. Tingginya kepemilikan asing di surat utang pemerintah membuat kondisi perekonomian rentan terhadap aksi spekulan. Mereka dapat menarik investasinya kapan saja demi mengejar keuntungan jangka pendek atau mengamankan investasi mereka.

Arus keluar modal asing menciptakan tekanan terhadap nilai tukar. Tekanan terhadap nilai tukar semakin besar jika, pada saat yang sama, negara tersebut menjalankan defisit perdagangan.

Dan sehingga dari berbagai kelemahan itu, sekecil-kecilnya kesalahan Utang Negara dapat menyebabkan kesenjangan terhadap Warganya. Hal ini bisa dilihat seperti halnya "Pecahnya Uni Soviet" saat tahun 1990an. Sehingga sekecil-kecilnya Utang tersebut tetapi jika tidak ditangani, maka besar akibatnya terhadap suatu negara.

#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat #AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR #BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria4_Garuda2 #ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial #GuratanTintaMenggerakkanBangsa.

Kontra Utang Luar Negeri - kontra Utang Luar negeri bab 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah. Studocu. (n.d.). https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-yogyakarta/ilmu-administrasi-bisnis/kontra-utang-luar-negeri/46682594

Gischa, S. (2023, January 14). Sejarah Runtuhnya uni soviet (1991). KOMPAS.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/162011769/sejarah-runtuhnya-uni-soviet-1991

Kontra Utang Luar Negeri - kontra Utang Luar negeri bab 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah. Studocu. (n.d.). https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-yogyakarta/ilmu-administrasi-bisnis/kontra-utang-luar-negeri/46682594

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image