Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Sinergi Antara Akal dan Naql dalam Mencari Kebenaran

Agama | Friday, 18 Aug 2023, 18:52 WIB
Dok. Republika.co.i

Akal dan naql (dalil syariat) adalah dua aspek penting dalam mencari kebenaran dan petunjuk dalam kehidupan manusia. Keduanya saling melengkapi dan berkolaborasi untuk membawa manusia pada pemahaman yang lebih dalam mengenai hakikat-hakikat syariat dan makna hidup. Sebagai indera penglihat, akal dapat diibaratkan sebagai "mata batin" yang memandu manusia dalam merenungi realitas di sekitarnya. Namun, tanpa cahaya naql, akal dapat tersesat dan kehilangan arah, sama halnya seperti mata yang tak berdaya dalam kegelapan.

Sama seperti seseorang yang memiliki penglihatan sempurna dapat melihat lebih jelas di bawah cahaya terang, demikian pula akal manusia akan lebih jernih memahami hakikat-hakikat syariat ketika diterangi oleh cahaya naql. Dalam konteks ini, wahyu berfungsi sebagai penerangan yang memberikan arah dan panduan yang jelas kepada akal. Wahyu mengisi kekurangan akal manusia yang terbatas dengan pengetahuan yang pasti dan benar dari Allâh. Oleh karena itu, wahyu dan akal bekerja bersama untuk membentuk pandangan yang utuh dan mendalam mengenai hakikat-hakikat kehidupan.

Kehadiran wahyu tidak hanya menjadikan akal sebagai alat penalaran yang lebih kuat, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami kebenaran secara lebih hakiki. Wahyu memberikan fondasi yang kokoh bagi akal dalam memahami makna-makna dalam agama dan kehidupan. Dalam hal ini, akal tidak hanya bersandar pada pemikiran terbatasnya, melainkan didukung oleh panduan yang pasti dan benar dari Allâh. Dengan begitu, manusia memiliki landasan yang kuat untuk menjalankan agama dan mengambil keputusan yang sesuai dengan ajaran-Nya.

Keutamaan kaum Mukminin dalam memahami hakikat-hakikat syariat terletak pada sinergi yang mereka raih antara naql yang shahih dan akal yang terang. Mereka mengintegrasikan ajaran-ajaran syariat yang diwariskan melalui naql dengan akal mereka yang diberkati. Dalam proses ini, akal berfungsi sebagai alat untuk memahami, merenung, dan mengambil hikmah dari ajaran-ajaran yang telah dijelaskan melalui naql. Dengan begitu, pemahaman mereka terhadap ajaran agama menjadi lebih dalam, kaya, dan berlandaskan pada hujjah yang kuat.

Namun, penting untuk diingat bahwa akal manusia memiliki keterbatasan dan potensi untuk salah. Inilah alasan mengapa naql menjadi penting sebagai panduan yang pasti dan tak tergoyahkan. Naql adalah cahaya yang mengarahkan akal menuju pemahaman yang benar dan tuntas. Ketika akal manusia berkarya di bawah bimbingan naql, maka hasilnya adalah sebuah pemahaman yang kokoh, rasional, dan mendalam.

Jadi, sinergi antara akal dan naql adalah fondasi bagi pemahaman manusia tentang hakikat-hakikat syariat dan makna hidup. Akal berfungsi sebagai alat penalaran yang kuat, tetapi ia memerlukan cahaya naql agar tidak tersesat dalam kegelapan. Wahyu, sebagai cahaya yang diberikan oleh Allâh, menerangi akal manusia sehingga ia dapat memahami kebenaran secara lebih hakiki. Keutamaan kaum Mukminin terletak pada kemampuan mereka untuk mengintegrasikan naql dan akal, menghasilkan pemahaman agama yang mendalam dan berlandaskan pada hujjah yang kuat. Dalam upaya mencari kebenaran, akal dan naql bekerja sebagai kemitraan yang harmonis, mengarahkan manusia pada petunjuk yang benar dan pencerahan yang mendalam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image