Kemerdekaan Hakiki Tanpa Utang Luar Negeri
Info Terkini | 2023-08-16 01:46:55Tepat saat ini Indonesia memasuki 78 tahun kemerdekaan. Seperti biasa, pemandangan semarak merah putih, berbagai perlombaan, tontonan dan karnaval di keseharian masyarakat menghiasi bulan Agustus. Karena negara ini tengah memperingati HUT setiap tanggal 17 Agustus. Tema kali ini bertajuk “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”.
Sebuah tema yang mengandung harapan besar agar bangsa ini mampu melanjutkan perjuangan para pendahulu menuju negara ideal melawan keterbelakangan, mewujudkan Indonesia berkemajuan.
Namun sayang sekali, peringatan kemerdekaan saat ini masih tetap dihantui persoalan kemiskinan dan kelaparan yang melanda sebagian rakyat. Hingga banyak yang bertanya-tanya, "Benarkah kita sudah merdeka?" Sebuah ironi memang. Namun sedihnya, ini adalah fakta yang nyata.
Merdeka!
Merdeka artinya kaya, sejahtera, dan kuat. Asal katanya adalah "Mahardhika", dari bahasa Sansekerta. Sedangkan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), definisi merdeka adalah bebas (dari penghambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri, atau tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa arti merdeka adalah bebas dari cengkeraman penjajahan, apapun bentuknya. Termasuk bebas dari intervensi pihak tertentu.
Namun fakta menunjukkan bahwa negeri ini semakin hari bertambah besar jumlah utang luar negerinya. Padahal utang adalah jebakan berbahaya. Utang bisa dipermainkan lewat bunga dan kurs dolar. Lalu negara pengutang akan menjadi negara dengan ketergantungan tingkat tinggi bahkan tunduk di bawah tekanan negara pemberi utang. Secara ekonomi dan politik benar-benar terjajah.
Inilah bukti sekali lagi yang menunjukkan bahwa sistem kapitalisme benar-benar pembawa kehancuran bagi bangsa yang masih mau menerapkannya.
Utang akan selalu menjadi jalan bagi penjajah untuk menjerat mangsanya. Selain itu, dengan permintaan utang LN para pejabat pasti turut mendapatkan remah-remah yang menggiurkan Sebenarnya para pejabat negara paham betul jika pada kenyataanya utang LN akan semakin memiskinkan negaranya. Namun mereka memilih jalan pintas ini demi mendapatkan keuntungan pribadi.
Dari sini sudah jelas bahwa haketatnya Indonesia belum merdeka. Kemerdekaan saat ini adalah kemerdekaan yang direkayasa oleh penjajah sebagaimana juga terjadi di negeri-negeri muslim yang lain.
Kemerdekaan semu ini akan tetap melanggengkan dominasi penjajah sehingga cengkraman inilah yang menyebabkan umat tidak mampu berjalan maju. Maka slogan “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” hanya menjadi jargon kosong tanpa realita.
Sesungguhnya kemerdekaan hakiki adalah penghambaan seorang manusia kepada Allah Swt semata. Menghamba kepada Sang Pencipta dengan ketundukan yang sempurna terhadap seluruh aturan yang telah ditetapkan. Hanya dengan penerapan syariat Islam, umat ini akan merdeka dan mampu melaju menuju kebangkitan dan kemuliaan. Wallahu’alam bish-shawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.