Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image mugiyono ruswadinata

Tauhid Yang Memerdekakan

Agama | 2023-08-08 13:16:59

Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa pada permulaannya ajaran islam menjadi magnet bagi para budak, kaum dhuafa dan tertindas di kota Mekkah. Mengapa ini bisa terjadi? Karena Islam menawarkan ideologi pembebasan dan persamaan hak dan derajat sebagai manusia, yang pada masa itu menjadi sesuatu yang amat mahal untuk didapatkan.

Ideologi persamaan hak sebagai manusia merdeka ini pulalah yang membuat kaum borjuis, penguasa Mekkah saat itu menjadi begitu gerah dengan perkembangan masif dari Islam yang disebarkan oleh seorang pemuda yang yatim dari semenjak lahir.

Ajaran Tauhid sebagai inti pokok ajaran Islam mengajarkan Allah SWT sebagai dzat yang tidak ada bandingannya, tidak ada yang lebih tinggi dari Allah karena Allah lah yang Maha Tinggi, tidak ada yang lebih besar dari Allah karena Allah lah yang Maha Besar, tidak ada yang lebih agung dari Allah karena Allah lah yang Maha Agung. Karena tidak ada sesuatupun yang sebanding maka kedudukan manusia sama dan setara dihadapan-Nya.

Tauhid adalah ideologi yang memerdekakan manusia dari perbudakan manusia lainnya. Mereka yang kaya tak bisa memperbudak yang tertakdir berkekurangan harta. Mereka yang diberi amanah jabatan, tak boleh menjadikan jabatannya menginjak harkat dan martabat yang lainnya, pun mereka yang berilmu tak pada tempatnya menggunakan anugerah pengetahuan untuk membodohi manusia kebanyakan. Jika pun ada yang membedakan manusia satu dengan lainnya, maka itu adalah ketakwaan dan ketaatannya pada khalik-Nya.

Seruan tauhid sesungguhnya adalah fitrah dasar manusia, maka itu tak heran kehadiran Islam sebagai gelombang pembebasan dari keterbelengguan penjajahan manusia lainnya mendapatkan sambutan hangat, dan pada akhirnya menjadi ideologi bersama dan utama seluruh umat manusia.

Laju perkembangan ajaran tauhid akan terus berdenyut seiring perkembangan peradaban manusia, tak akan terhenti walau terhalang benteng sekuat apapun, karena kebenaran akan terus mencari jalan, menembus relung hati terdalam manusia dan kemudian memberikan energi untuk mendobrak tiranisme. Mereka yang tak mampu menerima tauhid adalah yang ditutup mata hatinya oleh Allah, tersebab karena kesombongan yang melampui batas.

Tauhid seharusnya membebaskan semua manusia untuk hanya menyembah beribadah dan memohon pertolongan hanya kepada Rabb, Tuhan semesta alam pemilik apa yang ada di langit dan di bumi dan yang ada diantaranya keduanya. Jikalah ada keterbelengguan setelah sempurnanya pemahaman akan ketauhidan yang dibawa oleh Khataman Nabiyyin wal Mursalin, mungkin ada yang salah dengan kita yang tak mau menerima dengan utuh hakikat penghambaan kepada-Nya.

Dan jika kita ditakdirkan menerima nikmat hidayah tauhid dari-Nya, mari bersyukur tanpa henti dan kemudian bergerak untuk berusaha mengikhtiarkan agar seruan tauhid ini terus menggema sepanjang masa, melewati tantangan waktu dan zaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image