Bahaya Namimah dan Cara Menghindarinya
Agama | 2023-08-08 05:54:57Imam an-Nawawi telah memberikan arahan yang sangat berharga bagi kita tentang bagaimana menyikapi orang yang datang membawa berita namimah atau adu domba. Arahan beliau tersebut sangat penting untuk kita perhatikan, karena namimah adalah perbuatan yang sangat tercela dan dilarang dalam Islam.
Ada enam hal yang perlu kita lakukan ketika ada orang yang datang membawa berita namimah kepada kita, yaitu:
1. Tidak mempercayainya. Tukang adu domba adalah orang yang fasik, yang berarti dia tidak memiliki akhlak yang baik. Oleh karena itu, kita tidak boleh mempercayai apa yang dia katakan.
2. Melarangnya dari perbuatan tersebut. Kita harus menasihati tukang adu domba dan menyampaikan kepadanya bahwa perbuatannya itu buruk dan dilarang dalam Islam.
3. Membencinya karena Allah. Kita harus membenci tukang adu domba karena dia adalah orang yang dimurkai oleh Allah.
4. Tidak berprasangka buruk terhadap orang yang ucapannya disampaikan kepada kita. Kita tidak boleh langsung berprasangka buruk terhadap orang yang dibicarakan oleh tukang adu domba.
5. Ucapan yang didengar tidak mendorongnya untuk melakukan tajassus (memata-matai orang lain). Kita tidak boleh memata-matai orang lain hanya karena mendengar berita namimah dari tukang adu domba.
6. Tidak rela untuk mengikuti kemauan tukang adu-domba itu. Kita tidak boleh mengikuti kemauan tukang adu domba untuk mengadu domba orang lain.
Arahan dari Imam an-Nawawi ini sangat penting untuk kita perhatikan, agar kita terhindar dari perbuatan namimah dan terhindar dari dampak buruknya. Namimah adalah perbuatan yang sangat tercela dan dilarang dalam Islam, karena dapat menimbulkan kerusakan dan perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati dan tidak mudah mempercayai apa yang dikatakan oleh tukang adu domba.
Semoga arahan dari Imam an-Nawawi ini bermanfaat bagi kita semua.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.