Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Miris, Rayon Tidak Mampu Mendistribusikan Kader-kadernya

Politik | 2023-08-03 12:03:31

“PMII Ashram Bangsa sedang tidak biak-baik saja.” Ucap sahabatku yang memang aktif di kegiatan-kegiatan rayon. Dari stigma itu sudah tentu ada konflik di internal Rayon dan pimpinan rayon tidak bisa menyelesaikan karena kurang dewasa dalam organisasi. Bahkan bisa dikatakan kader-kader sudah tidak percaya lagi terhadap Rayon.

Sebenarnya sangat miris sekali kerena stigma itu muncul dari kader, mungkin kalo muncul dari pengurus tentu bisa dimaklumi, parahnya muncul dari insan yang masih baru masuk menjadi keluarga besar Pergerakan. Kader yang sudah berstigma bahwa PMII Ashram Bangsa tidak baik-baik saja tentu paham bahwa pimpinan Rayon saat ini tidak mampu memimpin dan hanya bangga dengan sebutan ‘pimpinan’ namun tidak paham apa tupoksi dari seorang ‘pemimpin’.

Ihwal Ashram Bangsa dikenal dengan Rayon tertua di internal Jogja, sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh besar salah satunya penggagas Independensi PMII, Slamet Yusuf Effendi. Apakah dari banyaknya tokoh-tokoh yang dilahirkan dari rahim Ashram Bangsa akan menjadi kebanggaan bagi kader-kadernya?

Tentu hal ini menjadi tantangan besar dari Rahim ibu yang biasanya melahirkan orang-orang visioner, naas hanya melahirkan stigma tidak percaya pada organisasinya sendiri sebab pimpinannya tidak visioner. Sebagai kader Ashram Bangsa yang sadar akan posisinya tentu tidak melupakan tokoh-tokohnya tentu juga tidak membangga-banggakan sejarah, melainkan sadar betul akan posisi Ashram Bangsa saat ini.

Ashram Bangsa sebagai organisasi ekstra kampus yang basisnya kaderisasi tentu tiap periode kepengurusan melahirkan kader-kader yang akan melanjutkan ideologisasi PMII sendiri. Coba lihat lagi stigma yang muncul dari kader diatas, bisa diprediksi jika pimpinan rayon tetap tidak dewasa dalam memimpin maka bisa dikatakan rayon hari ini tidak bisa melahirkan kader-kader yang militan, dan tentu tahun-tahun berikutnya Ashram Bangsa berpotensi menjadi diksi mati karena tidak ada penerusnya yang percaya akan organisasinya sendiri.

Pendistribusian kader tentu kewajiban pengurus rayon sendiri utamanya pimpinan selaku yang tertinggi, namun sebagai saat ini sebutan ‘pendistribusian kader’ itu hanya tinggal sebutan saja, sebab banyak kader-kader yang mempunyai skill yang membutuhkan wadah namun rayon tidak bisa mewadahinya, dan dampaknya kader tidak lagi mau berproses di Ashram Bangsa. Mereka memilih putar balik ke organisasi-organisasi yang lain.

Masalah ini tentu menjadi evaluasi besar bagi Rayon, utamanya pimpinannya. Distribusi kader tentu bukan hanya di kampus (HMPS, DEMA, dan SEMA), namun di luar tiga itulah yang perlu dibaca oleh Rayon. Sebab dari puluhan kader yang di bait saat PKD tidak semuanya berminat di LKM saja. NB: Kami sebagai kader berharap aspirasi kami ditanggapi secara intelektual, bukan koar-koar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image