Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Luluk Agustin Maryatul Magfiroh

Siapakah Muhammad bin Abdul Wahab?

Agama | 2021-12-29 09:47:00
Pembangunan paham wahami adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1115-1260 H/ 1701-1793 M). Oleh karena itu, orang menanamkan gerakannya atau pahamnya dengan Wahabiyah, dibangsakan kepada Abdul Wahab ayah Muhammad bin Abdul Wahab.

Muhammad bin Abdul Wahab berasal dari kabilah Bani Taimim, lahir pada 1115 H, wafat tahun 1206 H. Mula mula ia belajar agama di Makkah dan Madinah. Diantara gurunya ada yang bernama Syekh Muhammad Sulaiman al Kurdi, Syekh Abdul Wahab (Bapaknya sendiri) dan kakaknya Syekh Sulaiman bin Abdul Wahab.

Muhammad bin Abdul Wahhab saat pergi ke Madinah banyak melihat ibadah ibadah /amal amal orang Islam di hadapan makam Nabi Saw yang menurut kacamatanya berlainan dari syariat Islam yang dipahaminya. Kemudian dia pergi ke Basrah dan menyiarkan fatwa fatwanya. Oleh penguasa setenpat ia dikeluarkan dari kota basrah. Ia kemudian menuju kota Hassa dan Huraimalah, tetapi lagi lagi ditolak.

Tahun 1744 M, dia pergi ke Dur'iyah, dan diterima drngan baik oleh Raja daerah iti bernama Muhammad bin Su'ud. Maka bersatulah dua orang "Muhammad", yang berlainan kepentingan. Yaitu Muhammad bin Abdul Wahab dan Muhammad bin Sa'ud. Muhammad bin Abdul Wahab membutuhkan seorang penguasa untuk menolong penyiaran pahamnya yang baru. Sedangkan Muhammad bin Sa'ud membutuhkan seorang ulama yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi yang keras, demi untuk memperkokoh pemerintahan dan kekuasaannya.

Dengan bersatunya paham agama dengan raja ini, maka ajaran Muhammad bin Abdul Wahab mulai mendapat banyak pengikut di kota Dur'iyah. Suatu ketika mereka mengirim utusan ke Syarif (penguasa) Makkah bernama Syarif Mas'ud untuk menunaikan ibadah haji. Delegasi ini menyebarkan fatwa fatwa ganjil. Yaitu, menganggap penduduk Makkah banyak yang fakir karena melakukan tawassul di hadapan makam Nabi dan memuji muji Nabi secara berlebihan. Kemudian mereka ditangkap dan dibunuh oleh Syarif Mas'ud, namun sebagian ada yang lolos dan melaporkan kepada Muhammad bin Sa'ud. Maka berkobarlah permusuhan kaum Wahabi di Nejdi dengan Syarif Syarif di Makkah. Sejak itu, ajaran Wahabi muali dikenal masyarakat.

I'tiqad kaum Wahabi cenderung ada kesamaan dengan I'tiqad kaum Khawarij dan mu'tazilah. Yaitu, cendrung tekstualis, terkesan marah marah, dan mudah mengkafirkan orang Islam yang tidak sejalan dengan pemikirannya. Diantara I'tiqad kaum Wahabi adalah:

1.Berdoa dengan bertawassul adalah syirik dan haram.

2.Perjalanan ziarah kubur adalah ma'siat dan berziarah kubur adalah perbuatan haram.

3. Merokok adalah syirik dan haram.

4. Membuat kubah diatas kubur adalah haram, karena itu kubah diatas kubur harus diruntuhkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image