Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dadang Supendi

Andika Perkasa, Cawapres Yang Ksatria

Politik | Tuesday, 25 Jul 2023, 17:00 WIB
Anshor Mu'min, Ahli Multimedia dan Co Founder Forum Intelektual Muda

Dalam pewayangan, ada satu karakter populer yang dinamakan Ksatria. Ksatria adalah potret seorang pemimpin, tegas, berjiwa besar, pengayom, dan teguh pendirian. Tidak mencla-mencle, kemenyek, plin-plan, dan inkonsisten. Bagi seorang Ksatria, konsistensi dan keteguhan sikap adalah prinsip. Oleh karena itu, jika niat sudah tertancap, maka ia tak akan goyah.

Di jagad politik, karakter ksatria kerap jadi pembicaraan, dan menjadi satu hal yang dirindukan. Di tengah ragam karakter politisi yang bermacam-macam, dari yang hobi main dua tiga kaki, tipu sana tipu sini, janji manis janji palsu, karakter ksatria adalah dambaan. Ia menjadi satu tipologi karakter seseorang yang dianggap punya sikap yang jelas. Tak terkecuali, ihwal helat politik yang semakin kesini semakin dekat jadwal resepsinya, Pemilihan Presiden Republik Indonesia.

Setelah rampung pembicaraan tentang capres, dan mengerucut pada tiga nama, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, perbincangan publik bergeser tentang siapa cawapres mereka. Sejumlah figur pun bermunculan, mulai dari Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Tohir, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, Mahfud MD, sampai Jenderal Andika Perkasa.

Hemat saya, dari sejumlah nama di atas, yang punya sikap yang jelas hanya Andika Perkasa. Ketika ditanya oleh wartawan pilih Prabowo atau Ganjar, ia jawab dengan lugas, Ganjar. Ia juga hadir di sejumlah acara PDIP, dan turut memberikan statement bahwa ia punya preferensi politik memilih Ganjar Pranowo. Dan apakah nanti ia diputuskan sebagai Cawapres, atau sebagai juru kampanye, ia tetap mengatakan bahwa ia mendukung Ganjar. Tanpa tedeng aling-aling.

Sikap yang sama atau serupa, rasa rasanya tidak tergambar dari kandidat cawapres yang lain. Cak Imin misalnya, sudah hampir 1 tahun membangun koalisis dengan Gerindra, namun ternyata masih membuka diri dengan yang lain. Ia juga muncul dalam bursa kandidat Cawapresnya Ganjar. Begitu pula Sandiaga Uno. Ia diusul oleh PPP sebagai Cawapresnya Ganjar, tapi juga melakukan lawatan politik ke PKS yang menjadi koalisinya Anies. Ia juga membuka peluang bagi Prabowo Subianto.

Demikian juga Erick Tohir yang konon menunggu kepastian pinangan di antara Ganjar atau Prabowo. Artinya, hampir semua nama kandidat Cawapres yang beredar, masih dalam posisi tolah-toleh kiri kanan, mencari probabilitas yang paling tinggi. Belum ada kejelasan sikap, alih alih keteguhan prinsip dalam memilih. Yang ada justru pragmatisme yang diutamakan.

Berbeda jauh dengan Jenderal Andika. Ia tentu tahu bahwa setiap pilihan ada konsekuensi dan resiko. Tapi toh setiap konsekuensi dan resiko harus dihadapi. Kemenangan dan kekalahan adalah sesuatu yang niscaya dalam sebuah kontestasi dan pertarungan. Bukan sesuatu yang harus ditakuti, sehingga banyak calon pemimpin bangsa kita, terlihat kesulitan dalam mengambil sikap. Padahal kata Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika Serikat, untuk sesuatu yang sifatnya prinsip, janganlah bersikap fleksibel. Karena hal tersebut adalah tentang jati diri kita. Sekian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image