Peringatan 1 Muharram, Irsyad Syafar: Pesantren Tonggak Kebangkitan Umat
Khazanah | 2023-07-20 10:44:56Dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1445 H / 2023 M, Perguruan Islam Ar Risalah, Kota Padang, menggelar tablig akbar bersama pendiri Yayasan Waqaf Ar Risalah, Irsyad Syafar. Kegiatan dihadiri oleh ratusan siswa di GOR milik sekolah tersebut, Rabu (19/7/2023).
Irsyad pada kesempatan itu menyampaikan bahwa 1 Muharram merupakan momen yang penting bagi umat Islam karena terkait dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw dari Mekah ke Madinah. Peristiwa tersebut menjadi dasar permulaan penanggalan bagi umat Islam dalam kalender hijriah.
"Peristiwa hijrah Rasullullah ini sangat terkait dengan cikal bakal peradaban umat Islam. Momen ini menjadi awal penanggalan hijriah oleh khalifah Umar bin Khattab. Berarti bulan dan tanggal itu menjadi sangat penting. Umat mesti tersambung dengan tanggal itu. Karena sudah menjadi identitas kaum muslim," jelasnya.
Ia menerangkan, peristiwa hijrah Rasulullah pada Rabiul Awal tahun ke-13 kenabian itu adalah awal era baru umat Islam karena bisa menerapkan ajaran Islam dengan maksimal di Madinah. Sebelumnya, di Mekah, umat Islam merasa kesulitan dalam menjalankan perintah agama, bahkan dalam kondisi tertindas.
Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk mengenang peristiwa hijrah nabi. "Memang, setelah peristiwa penaklukan Mekah, tidak ada lagi hijrah dalam artian pindah tempat. Tetapi, kita masih bisa hijrah dari segi perilaku, yakni hijrah dari karakter tidak baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik," sebutnya.
Iryad juga menyampaikan bahwa, jika umat Islam bisa menjadikan perilaku terpuji sebagai identitasnya, maka umat Islam pasti bisa bangkit.
Sesuai dengan tema tablig akbar, yaitu "Pesantren Sebagai Ujung Tombak Kebangkitan Umat", ia menekankan bahwa pesantren di Indonesia memiliki peran besar dalam pembinaan karakter santri sebagai generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan.
"Pesantren, secara umum di Indonesia, telah menjadi tempat pembinaaan karakter. Santri dididik agar terbiasa dengan kegiatan ibadah, kedisiplinan, dan kebiasaan baik lainnya. Itu semua dibangun di pesantren. Karena mereka semua tinggal di pesantren," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa banyak pesantren di Indonesia yang memiliki ribuan santri. Hal tersebut menjadikan pesantren menyerupai sebuah komunitas atau kota kecil dengan masyarakat tersendiri. Kehidupan di dalamnya dari bangun tidur sampai tidur lagi sudah diatur dengan baik. Kegiatan santri di pesantren diisi dengan beribadah dan belajar ilmu agama.
"Tentu manusia-manusia seperi ini yang kita harapkan menjadi tonggak kebangkitan umat. Kalau kita belajar dari sejarah, perjuangan kemerdekaan RI tidak lepas dari peran kiai dan santri. Bahkan, kiai lah yang mengomandoi Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober yang kemudian ditetapakn sebagai Hari Santri. Jadi, negara berhutang pada pesantren," ucapnya.
"Jadi, kalau bicara tentang kebangkitan umat dari ketertindasan, dari marjinalisasi peran-peran dalam kehidupan bernegara, tentu kebangkitannya akan maksimal jika pesantren bisa mengambil peran yang maksimal pula. Mari bangun generasi yang tangguh, baik secara ilmu maupun iman, insya Allah, umat akan bangkit," imbuhnya.
Dimeriahkan Berbagai Lomba
Kepala Pengasuhan Putra Perguruan Islam Ar Risalah, Hariyanto, mengatakan bahwa acara tablig akbar bersama Irsyad Syafar ini digelar oleh pihaknya dalam rangka memperingati tahun baru Islam. Selain tablig akbar, peringatan 1 Muharram juga dimeriahkan oleh berbagai lomba, yakni stand up dai, pidato, hingga tahfiz musyrif.
Ia berharap dengan peringatan tahun baru Islam ini, siswa Pengasuhan Putra Perguruan Islam Ar Risalah menyadari bahwa umat Islam punya sistem penanggalan tersendiri, yakni kalender hijrah. Siswa pun bisa memperingatinya dengan berbagai kegiatan bermafaat. "Kita punya tahun baru tersendiri yang berbeda dari yang lain," tegasnya. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.