Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hanifah Atmarida

PEMIKIRAN ULAMA NUSANTARA HARUN NASUTION

Agama | Tuesday, 28 Dec 2021, 14:13 WIB

PEMIKIRAN ULAMA NUSANTARA HARUN NASUTION

Biografi Harun Nasution

Harun Nasution lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Pada Selasa, 23 September 1919. Beliau merupakan guru besar filsafat Islam menjadi penyeru pemikiran rasional bagi umat Islam Indonesia dan mencarinya. Putra keempat dari Abdul Jabbar Ahmad, merupakan ulama serta pedagang dan menjadi kadi dan penghulu di Pematang Siantar. Ibu nya keturunan ulama Mandailing, Tapanuli Selatan, pernah bermukim di Mekah. Pada tahun 1952 Harun menyelesaikan studi sosial dengan gelar sarjana muda dari Universitas Amerika di Kairo. Ketika belajar di Mesir tepatnya di sekolah tinggi studi Islam, Ia mendapat tawaran untuk mengambil studi Islam di Universitas McGiil, Montreal Kanada. Kemudian ia memperoleh gelar magister pada tahun 1965. Tiga tahun berikutnya ia memperoleh gelar Doktor (Ph.D.) dalam bidang studi Islam di Universitas McGiil.

Harun Nasution telah menulis buku di antaranya: Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, 2 jilid (1974), Teologi Islam (1977), Filsafat Agama (1978), Filsafat dan mistik dalam Islam (1978), Aliran Modern dalam Islam (1980), dan Muhammad Abduh dan Teologi Mu'tazilah (1987).

Pemikiran Kalam Harun Nasution

1. Peranan akal

Harun Nasution menulis

“Akal manusia kekuatan manusia. Karena akallah, manusia

memiliki kesanggupan untuk mengalahkan kekuatan makhluk

lain-lain. Bertambah tinggi akal manusia, bertambah

tinggilah kesanggupannya untuk mengalahkan makhluk lain.

Bertambah kekuatan akal manusia, bertambah rendah

pulalah kesanggupannya menghadapi kekuatan kekuatan

lain tersebut”

Akal mempunyai kedudukan tinggi dalam ajaran Islam, bukan hanya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya saja, namun juga dalam ajaran agama Islam.

2. Pembaharuan Teologi

Pembaharuan Teologi di bangun di atas asumsi bahwa keterbelakangan dan kemunduran umat Islam di Indonesia dan dimana saja disebabkan karena ada yang salah dalam teologi mereka.

Menurut Harun Nasution jika hendak mengubah nasib umat Islam, hendaklah mengubah umat Islam teologis mereka meuju teologis yang kehendak bebas rasional serta mandiri.

3. Hubungan Akal dan Wahyu

Akal dan Wahyu menjadi fokus pemikiran Harun Nasution. Menurut nya hubungan akal dan Wahyu ada pertanyaan tetapi keduanya tidak menjadi bertentangan. Dalam pemikiran Islam baik di dalam filsafat maupun ilmu Kalam, akal tidak pernah dikembangkan wahyu. Akal dipakai untuk memahami teks Wahyu tidak untuk wahyu.

Pemikiran Harun Nasution mempengaruhi umat Islam pada umumnya terutama pada peradaban Islam di Indonesia. Islam rasional yang dianut sebagian kecil masyarakat menjadi bukti.

Akal hanya memberi interpretasi kepada teks wahyu. Yang dipertentangkan dalam sejarah pemikiran Islam akal dan wahyu akan tetapi dibatasi dari teks wahyu.

Jadi yang bertentangan dalam Islam yaitu pendapat akal para ulama tertentu dengan pendapat akal ulama lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image