Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image paknai

Berbohong Pada Anak

Parenting | Tuesday, 11 Jul 2023, 13:56 WIB

"Nanti kita belikan eskrimnya ya nak."

Kalimat itu mungkin familiar bagi anda. Bukan hanya sebuah bujukan agar anak berhenti untuk merengek meminta sesuatu. Tapi, kalimat ini juga sebuah janji yang memberi pengharapan bagi si anak.

Duduk dipangkuanku dengan lesu, dan suhu tubuhnya panas. Anakku caca tidak berkata apa-apa. Hanya aku dan mamanya yang panik, serta mencari tahu apa penyebab tiba-tiba dia demam.

Tadi, sewaktu bersamaku dia baik-baik saja. Cuaca juga tidak panas atau hujan. dan, tidak ada tanda-tanda kalau dia terkilir atau terkena benda keras.

Aku yang kebingungan tiba-tiba tersadarkan saat mamanya bertanya "mau apa caca nak?"

Segera ku pindahkan dia ke pangkuan mamanya, dan aku menuju kios terdekat untuk membeli eskrim.

Aku bersyukur Diingatkan Allah tentang janji itu. Disaat orang disekitarku mengganggap berbohong pada anak adalah hal yang wajar.

Aku bersyukur diingatkan tentang janji itu, saat di internet bertebaran meme "ibu adalah pembohong nomor satu di dunia."

Berapa kali anda harus berbohong pada anak? mungkin hanya untuk menyenangkannya saat anda butuh ketenangan. Atau saat anda memotivasinya agar mendapatkan sesuatu yang anda harapkan.

"kalau kamu juara, nanti ayah beli sepeda." atau

"kalau kamu patuh, nanti kita jajan." atau

"kalau kamu bisa, Ayah ajak jalan-jalan."

dan masih banyak janji-janji yang kita berikan pada anak-anak. Namun, setelah dia melakukan, mendapatkan atau berhasil memeperoleh apa yang kita mau, kita lupa atau sengaja melupakan janji itu.

"akh, anak sendiri aka kok.. semua itu kan untuk kebaikannya juga!" begitu alasan ngeles yang sering anda gunakan.

Tapi, tahukah anda bahwa, Rasulullah pernah bersabda; "Barang siapa berkata pada anaknya. 'kemarilah! (nanti kuberi)' kemudian dia tidak diberi, maka dia adalah pembohong." (HR. Ahmad dari Abu Hurairah)

Sebagai orang tua aku merasa tertampar dengan hadist ini. Karena bukan sekali dua saya berbohong pada anak.

Tapi, kali ini saat caca demam aku bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan untuk menunaikan janji. Meski orang tua dulu sering melarang anak-anak makan eskrim malam hari, tapi malam ini aku membiarkan caca makan eskrim. Demi untuk membayar sebuah janji.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image